Apa Itu Gempa Intraslab?
Merdeka.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, gempa bumi magnitudo 5,8 yang mengguncang Sukabumi, Jawa Barat, bukan megathrust. Melainkan gempa intraslab atau Benioff.
“Gempa Sukabumi akibat adanya deformasi atau patahan batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang populer disebut sebagai gempa intraslab atau gempa Benioff,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Kamis (8/12).
Simulator tsunami InaTEWS, Gian Ginanjar menjelaskan apa itu gempa intraslab. Dia menyebut, gempa intraslab merupakan gempa yang dirasakan secara merata. Biasanya, sumber gempa intraslab berada di bagian dalam dari zona subduksi.
-
Apa yang terjadi ketika gempa? Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
-
Dimana gempa bumi terjadi? Gempa tersebut persisnya berada di wilayah lautan Samudera Hindia, dengan kedalaman 10 kilometer, titik koordinat 105,9 BT dan 7,61 LS, berjarak sekitar 85,7 km barat daya Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
-
Kapan gempa bumi terjadi? Pada Minggu (25/2) terjadi gempa bumi berkekuatan 5,7 magnitudo yang terasa hingga Jakarta.
-
Kapan gempa terjadi? Gempa di Batang pada Minggu (7/7) kemarin menyisakan luka yang mendalam bagi para korban yang terkena dampaknya.
Gempa intraslab umumnya disebabkan karena lempeng samudra yang menunjam mengalami pecah, retak atau patah. Salah satunya, disebabkan karena proses dehidrasi batuan di dalam bumi.
Menurut Ginanjar, gempa intraslab berbeda dengan megathrust. Gempa intraslab memiliki karakteristik getaran yang merata dan lokasi sumber yang relatif dalam, tidak berpotensi menyebabkan tsunami. Selain itu, intraslab cenderung tidak diikuti dengan gempa susulan.
Kondisi ini disebabkan karena lempeng samudra bersifat lebih liat sehingga mudah kembali pada posisi awal. Berbeda dengan megathrust yang melibatkan sesar-sesar kecil yang dangkal sehingga lebih sering diikuti gempa susulan yang kekuatannya lebih kecil.
Intraslab Lebih Merusak
Ginanjar mengatakan, gempa intraslab lebih berpotensi merusak karena lokasi episenternya lebih mendekati daratan dan pusat populasi. Dia mengambil contoh gempa Banten dengan magnitudo 6,9.
Gempa tersebut melepaskan 337 kiloton TNT energi sebagai gelombang seismik, setara dengan 16,9 kali lipat bom nuklir Nagasaki. Gempa tersebut disebabkan oleh patahnya bagian kerak bumi seluas 40 x 17,5 kilometer persegi.
Pada area seluas itu terjadi pergeseran mendatar sebesar rata-rata 130 cm dengan pergeseran maksimum 170 cm. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Washington pada 2016, mekanisme gempa intraslab memiliki periode kejadian yang lebih singkat.
Artinya lebih sering terjadi dibandingkan dengan megathrust dan memiliki energi seismik yang lebih besar. Demikian dikutip dari situs geologi.co.id.
Gempa 5,8 Sukabumi
Gempa bumi dengan magnitudo 5,8 mengguncang Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (8/12) pukul 07.50 WIB. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi kali ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Sementara episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,09° LS ; 106,95° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Jawa Barat pada kedalaman 122 km. BMKG memastikan gempa tak berpotensi tsunami. Hingga pukul 08.15 WIB, terjadi satu kali gempa susulan di Sukabumi dengan magnitudo 3,0.
Gempa ini berdampak dan dirasakan di daerah Rancaekek dengan skala intensitas IV MMI. Skala tersebut menunjukkan getaran dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Kemudian di daerah Cianjur, Lembang, Bogor, Bandung, Pangandaran, Padalarang, Pamoyanan, dan Sumedang dengan skala intensitas III MMI. Artinya, getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa seakan-akan truk berlalu.
Getaran juga terasa di daerah Cisolok, Sumur, Sukabumi, Jakarta, Garut, Bekasi, dan Tangerang Selatan dengan skala intensitas II MMI. Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Badan Geologi Kementerian ESDM memaparkan analisis tentang gempa bumi magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaMengingat potensi bahaya yang ditimbulkannya, penting bagi negara-negara yang berada di zona rawan megathrust untuk mempersiapkan diri dengan baik.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang apa itu gempa megathrust, penyebab, dan dampaknya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah gempa Megathrust yang pernah terjadi di dunia.
Baca SelengkapnyaPotret kondisi dari dalam laut saat terjadi gempa bumi bermagnitudo lebih dari 7 SR.
Baca SelengkapnyaPenting untuk mewaspadai risiko gempa megathrust yang terjadi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKetahui zona wilayah megathrust di Indonesia yang berpotensi terjadinya gempa bumi serta Tsunami berskala besar.
Baca SelengkapnyaDaryono menjelaskan, gempa di Garut, bukan gempa Megathrust dan tidak berpotensi tsunami.
Baca SelengkapnyaGempa magnitudo 6,4 terjadi pada Selasa (24/9) pukul 02.51 WIB.
Baca SelengkapnyaKepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan potensi terjadinya di gempa megathrust di Indonesia sangat bisa saja terjadi
Baca SelengkapnyaGempa Kabupaten Malaka NTT tidak berpotensi Tsunami
Baca SelengkapnyaGempa magnitudo 5,7 di Banten tidak memicu tsunami.
Baca Selengkapnya