Apa makna kunjungan Jokowi ke Kopassus
Merdeka.com - Belakang ini Presiden Joko Widodo melakukan safari ke berbagai elemen masyarakat, mulai dari organisasi masyarakat Islam, lembaga keagamaan, sampai yang terbaru berkunjung ke markas Kopassus. Menariknya, dalam kunjungannya ke markas Kopassus, Jokowi sempat menyinggung tentang kondisi negara saat ini.
Entah serius atau tidak, Jokowi mengatakan akan menurunkan pasukan Kopassus jika kondisi negara dalam keadaan darurat. Pernyataan Jokowi ini menimbulkan pertanyaan, terlebih lagi saat ini situasi negara khususnya stabilitas politik sedang terganggu.
Menurut pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, sikap Presiden tersebut tidak lepas dari aksi damai 4 November lalu dan situasi pascaaksi tersebut.
-
Apa sikap Jokowi terkait Jampidsus dikuntit? 'Sudah enggak ada masalah memang enggak ada masalah apa-apa,' imbuhnya.
-
Kenapa Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? Pemanggilan tersebut, buntut insiden personel Datasemen Khusus Antiteror (Densus 88) dikabarkan menguntit Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah.
-
Apa yang dibahas Jokowi dengan Parmusi? Dalam pertemuan itu, Jokowi membahas mengenai pemilu 2024 dan masalah Rempang.
-
Apa yang dikatakan Hasto soal Jokowi? Lebih lanjut Hasto menyatakan, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol. Tidak hanya PDIP namun juga Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto, salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Apa yang dipesan Jokowi ke TNI-Polri? 'TNI Polri harus berani masuk ke hal-hal yang berkaitan dengan teknologi. Pesawat tempur perlu, iya. Tank perlu, iya. Tapi hati-hati juga dengan drone.' kata Jokowi.
"Iya tentu, orang dia muter muter terus kan, ke ormas, ke mana-mana. Jadi kalau masih dikaitkan dengan aksi 4 11 ya tentu," ujar Hendri kepada merdeka.com, Kamis (10/11).
Hendri menuturkan seringnya Jokowi melakukan safari politik belakangan ini setidaknya menggambarkan ekspresi terkejut Jokowi melihat aksi 4 November lalu. Apalagi, imbuh Hendri, jumlah massa yang sangat fantastis dan terbanyak sepanjang sejarah Indonesia dalam melakukan aksi unjuk rasa.
"Aksi kemarin saya merasa merupakan jumlah aksi massa yang cukup banyak sepanjang sejarah, dan saya rasa Pak Jokowi juga memandang seperti itu," tukasnya.
Namun jika dikaitkan dengan pernyataan Jokowi yang akan menerjunkan Kopassus jika keadaan negara darurat dinilai Hendri terlalu berlebihan. Dia menuturkan bukan kondisi negara yang darurat melainkan, suhu politik yang tengah panas.
"Enggak darurat lah emang kenapa darurat. Suhu politik yang lagi panas makanya mungkin Jokowi sampai kayak gitu, karena dia lihatnya politik sekarang sedang seperti ini, hangat," terangnya.
"Kalau misalnya dia mau nurunin atau terjunkan Kopassus ya sah sah saja wong dia presidennya, pasukan kan hanya ikut perintah saja," terangnya.
Meski demikian, Hendri menyayangkan jika memang pernyataan Jokowi itu karena terpancing situasi politik saat ini. Baginya, komunikasi seperti itu justru malah meningkatkan suhu politik.
"Komunikasinya sangat buruk, seharusnya Jokowi bisa menunjukkan sikap yang membuat politik lebih dingin kalau begini kan masyarakat juga bertanya-tanya ini ada apa, kemarin sempat ngomong aksi ditunggangi politik sekarang mau nurunin Kopassus. Masyarakat pasti mikir gitu lah," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polemik Jampidsus Dikuntit Densus 88, Begini Sikap Jokowi ke Kapolri dan Jaksa Agung
Baca SelengkapnyaPihak Istana mewacanakan pertemuan antara Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyoroti lokasi saat Presiden Jokowi menyatakan Presiden boleh kampanye dan memihak.
Baca SelengkapnyaKunto menerangkan, dengan menunjuk relawannya, Jokowi juga tidak harus konsultasi dengan pimpinan parpol jika ingin mengambil kebijakan di Kominfo.
Baca SelengkapnyaKepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfandi diduga terima suap Rp88,3 miliar.
Baca SelengkapnyaMomen pertemuan itu diunggah Kaesang Pangarep dengan caption 'Pelatih sedang memberikan arahan'
Baca SelengkapnyaHasto menegaskan, Pemilu 2024 belum selesai. Saat ini, proses rekapitulasi suara masih dilakukan secara berjenjang.
Baca SelengkapnyaTerlebih, menurut Mardani, pernyataan Jokowi disampaikan di hadapan para relawan pendukungnya.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo angkat bicara soal pertemuannya dengan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh.
Baca SelengkapnyaMereka merasa banyak pihak yang mempolitisasi kebijakan pemerintah dan adanya intimidasi.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Pimpinan Pusat (PP) Jaringan Nasional (Jarnas) 98, Sangap Surbakti merasa heran dengan sindiran Politikus PDIP Deddy Sitorus
Baca SelengkapnyaPDIP memberikan catatan terhadap proses Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya