Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Apa yang bisa diungkap dari FDR black box AirAsia yang ditemukan

Apa yang bisa diungkap dari FDR black box AirAsia yang ditemukan Black box Malaysia Airlines MH-17. ©REUTERS/Maxim Zmeyev

Merdeka.com - Kotak hitam, atau dikenal dengan black box dari pesawat AirAsia QZ8501 berhasil diangkat dari dasar laut. Proses pengangkatan itu dilakukan berkat upaya dan kerja keras yang dilakukan tim SAR gabungan, baik personel Kopaska, Basarnas dan elemen-elemen yang membantu proses pencarian sejak AirAsia dinyatakan hilang kontak pada Minggu (28/12/2014) lalu.

Kotak hitam yang baru diangkat tersebut berupa perekam data penerbangan, atau disebut dengan FDR (Flight Data Recorder). Alat ini diangkat sekitar pukul 07.15 WIB, dan dibawa ke Jakarta untuk diunduh isinya oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dari Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.

Lalu, apa saja yang bisa diungkap melalui FDR yang terpasang di pesawat AirAsia QZ8501 tersebut?

Menurut pengamat penerbangan Alvin Lie, FDR memiliki fungsi yang tak kalah pentingnya dalam mencatat seluruh pergerakan pesawat. Data yang termuat di dalamnya memasukkan berbagai catatan. Mulai dari mekanisme kelistrikan, instrumen penerbangan, kecepatan, ketinggian hingga temperatur di luar pesawat.

Data tersebut terangkum dalam jutaan angka. Lewat rekaman tersebut pula, tim penyelidikan bisa menggambarkan proses penerbangan dari mulai lepas landas hingga jatuh. Karena masih berupa angka, data tersebut tidak bisa dicerna orang awam.

"Di dalamnya terdapat unit macam-macam, mulai dari pergerakan pesawat, ada unit berapa derajat, ada sudutnya. Kemudian bicara suhu minyak atau suhu gas buang dan sebagainya, itu pakainya celcius, tekanan unitnya lain lagi. Itu semua harus dipadukan, lalu disimulasikan komputer hingga terlihat pergerakan pesawat dan melihat dinamika dalam sistem pesawat itu sendiri untuk memahami apa yang terjadi," kata Alvin saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (12/1).

Data ini akan diunduh dengan software khusus lewat komputer. Karena sudah berupa angka, maka output yang dihasilkan bisa disajikan dalam bentuk simulasi 3 dimensi, atau bentuk lain sesuai kebutuhan.

Menurut Ketua Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk AirAsia, Mardjono Siswosuwarno, proses pengunduhan bisa memakan waktu antara dua hingga tiga hari. Lamanya waktu tersebut terjadi karena parameternya mencapai 1.200 dari lama penerbangan pesawat yang kurang lebih selama 45 menit.

"Kemudian setelah di-download belum bisa dibaca, karena masih berupa angka primer, jutaan angka, kemudian baru diolah dengan software sehingga hasilnya berupa tabel atau juga grafik," paparnya.

Dengan data tersebut, KNKT bisa menggambarkan secara cepat visualisasi pesawat AirAsia QZ8501 mulai dari lepas landas hingga kecelakaan terjadi.

(mdk/tyo)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP