Apa yang membuat Bigo LIVE begitu popular?
Merdeka.com - Bigo LIVE sedang banyak diminati oleh netizen Indonesia. Aplikasi live streaming buatan developer Singapura ini memungkinkan siapapun untuk dapat menyiarkan kegiatannya secara langsung dan ditonton oleh siapapun pula.
Sampai saat ini, Bigo LIVE telah diunduh sebanyak lebih dari 10 juta kali di Playstore dengan rating 4.1 bintang. Mengapa aplikasi ini begitu populer?
Ternyata, broadcaster Bigo LIVE dapat menghasilkan uang dengan melakukan siaran lewat aplikasi yang dapat diunduh dan digunakan secara gratis ini. Semakin banyak orang yang menonton siaran mereka, semakin banyak pula uang yang bisa didapatkan.
-
Mengapa live streaming populer di e-commerce? Hasil riset ini menunjukkan bahwa fitur interaktif berbalut hiburan ini memungkinkan konsumen untuk melihat produk dalam konteks yang lebih nyata, sehingga mampu mendorong keputusan pembelian yang lebih cepat.
-
Bagaimana media sosial bisa berdampak negatif? Remaja yang menghabiskan waktu berlebihan di media sosial sering kali mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak terlalu aktif di platform tersebut.
-
Bagaimana pengguna TikTok lebih aktif? Meskipun jumlah pengguna TikTok lebih sedikit dibandingkan Instagram, pengguna TikTok cenderung lebih aktif di platform tersebut. Mereka menghabiskan rata-rata 95 menit per hari di TikTok, dibandingkan dengan 62 menit di Instagram.
-
Apa yang membuat TikTok populer? Salah satu alasan mengapa TikTok begitu populer adalah karena penggunanya lebih suka menonton video orang lain daripada mengunggah video mereka sendiri.
-
Bagaimana cara nonton live streaming? Live streaming: Vision+ Link streaming: [https://www.visionplus.id](https://www.visionplus.id)
-
Apa yang diukur dari *Media Online*? Data in menunjukkan peringkat performa publisher group dalam industri digital berdasarkan total Unique Visitor yang diraih.
Tambahan penghasilan inilah yang menurut pengamat media sosial Enda Nasution menjadi daya tarik utama Bigo LIVE. "Mungkin karena fiturnya memungkinkan ada insentif kalau orang tampil. Bukan sekedar ngabisin, duit tapi dia juga bisa dapat sesuatu. Kalau dari segi fitur sih hampir sama dengan live streaming lain, intensif itu yang menarik," ujarnya kepada merdeka.com, Jumat (16/9).
Sayangnya, banyak broadcaster yang menyalahgunakan aplikasi ini untuk mencari sensasi. Tidak sedikit perempuan yang rela berpakaian seksi dan melakukan aksi-aksi vulgar untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya penonton.
Menurut Enda, platform aplikasi live streaming semacam Bigo LIVE sebenarnya bersifat netral. Pengguna lah yang menentukan akan menggunakannya untuk berkegiatan secara positif atau negatif.
"Sebagai contoh, kalau saya seorang ustaz, saya bisa saja punya akun Bigo LIVE terus orang nyawer karena saya ngaji atau berkhotbah. Tapi di sisi lain juga bisa dugunakan oleh mereka yang mau nari kek, nyanyi kek, atau cuma tampil buka baju dll. Nah, kebeneran itu salah satu yang orang memang suka. Akhirnya jadi populer," lanjutnya.
Salah satu hal yang mengkhawatirkan dari maraknya penyimpangan yang dilakukan lewat aplikasi ini adalah karena kontennya yang bisa dikonsumsi oleh siapa saja. Di Playstore sendiri hanya dinyatakan bahwa aplikasi tersebut ditujukan untuk pengguna usia 12 tahun ke atas. Menanggapi hal ini, Enda menyatakan bahwa bila yang ditakutkan adalah konten pornografi, Bigo LIVE pasti sudah menanganinya.
"Tapi banyak yang nyerempet-nyerempet aja. Satu-satunya cara kalau yang dikhawatirkan adalah anak-anak harus dicek penggunaan HP oleh orangtuanya," tandasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah gaya berbelanja baru yang digandrungi oleh masyarakat Indonesia saat ini adalah live shopping.
Baca SelengkapnyaStreaming merupakan istilah yang banyak dikenal masyarakat di era digital.
Baca SelengkapnyaFitur dan layanan ini mampu menciptakan pengalaman belanja yang lebih dari sekadar kegiatan jual-beli.
Baca SelengkapnyaVidio sukses mendominasi layanan mobile video streaming kategori smartphone.
Baca SelengkapnyaKawasan Kanal Banjir Timur yang teduh karena rindangnya pepohonan kini diramaikan dengan kreator TikTok yang melakukan live streaming.
Baca SelengkapnyaSekitar 40 persen Gen Z yang lahir antara tahun 1997 dan 2012 lebih suka menemukan informasi di platform selain Google.
Baca SelengkapnyaTahun 2025 disebut sebagai era keemasan streaming, dengan konten IRL, podcast, dan kolaborasi kreator mendominasi. Persaingan platform juga semakin memanas.
Baca Selengkapnya