Aparat makan duit haram Freddy jangan harap bisa tidur nyenyak
Merdeka.com - Isu Freddy Budiman menyebar uang ratusan miliar ke aparat terus bergulir. Meski sang gembong narkoba telah dieksekusi mati namun banyak pihak mendorong agar pengakuan itu ditindaklanjuti.
Koordinator KontraS Haris Azhar adalah yang pertama mengungkap pengakuan Freddy jika uang dibagikan ke BNN, Polri, dan TNI. Haris mengaku sempat bertemu Freddy di Lapas Nusakambangan pada 2014 lalu. Namun Haris mengaku identitas oknum tersebut berada di pledoi peninjauan kembali Freddy.
Akibat pernyataannya itu Kapolri Jenderal Tito Karnavian meminta bawahannya mengusut informasi tersebut. Dia langsung memerintahkan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar untuk bertemu dengan Haris. Haris pun rencananya akan segera diperiksa oleh Bareskrim,
-
Bagaimana Fredy Pratama menyelundupkan narkoba ke Indonesia? Modus operansi mereka adalah dengan menyamarkan narkotika dalam kemasan teh.
-
Apa yang Fredy Pratama gunakan untuk mencuci uang hasil kejahatan? Pihak kepolisian mengungkap bahwa Fredy Pratama mencuci uang hasil kejahatannya dengan cara menyalurkannya kepada ayahnya. Uang tersebut kemudian digunakan untuk mendirikan tempat hiburan seperti tempat karaoke, hotel, dan restoran.
-
Mengapa Fredy Pratama dituduh melakukan pencucian uang? Aset yang dihasilkan dari kejahatan narkotika ini mencapai Rp 10,5 triliun, menggambarkan skala bisnis ilegal yang sangat besar.
-
Dimana kasus narkoba jaringan internasional ini dibongkar? Ditresnarkoba Polda Metro Jaya berhasil membongkar kasus peredaran narkoba jaringan internasional yang beroperasi di Malaysia-Riau-Jakarta.
-
Siapa yang dituduh pakai narkoba? Viral di media sosial yang mengeklaim Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, tertangkap polisi karena pakai narkoba di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
-
Siapa yang ditangkap karena kasus narkoba? Penangkapan Ammar Zoni ini ternyata tak membuat Irish Bella ambil pusing, ia bahkan tetap sibuk syuting.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane mendesak agar aparat yang terbukti ikut menjalankan aktivitas penjualan narkoba Freddy dihukum mati.
"BIN, BNN, Baintelkam dan Bareskrim Polri harus bekerja keras untuk mengungkap kebenarannya pernyataan Freddy itu dan jika benar semua pihak yang terlibat harus diproses hukum. Bahkan harus dihukum mati," kata Neta saat dikonfirmasi merdeka.com, Senin (1/8).
Neta meminta BIN, BNN dan Polri tidak berdiam diri dengan adanya kasus ini. Menurut Neta, hal ini sebuah kejahatan terselubung yang luar biasa dan bagian dari aksi mafia narkoba yang sangat meresahkan masyarakat.
Dia menambahkan, untuk menuntaskan kasus ini Presiden Joko Widodo tinggal memerintahkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian atau Jaksa Agung HM Prasetyo untuk mengusutnya. Menurut dia, kasus ini bisa dibuka dengan data-data yang dikatakan Haris ada di pledoi Freddy.
"Jika data-data itu tidak ada. Kasus itu hanya sebuah sensasi yang selama ini sudah menjadi rahasia umum tanpa bisa dibuktikan," ujar dia.
Wakil Ketua DPR Agus Hermanto meminta Komisi III DPR untuk segera memanggil Polri, BNN dan TNI untuk menindaklanjuti curhatan terpidana eksekusi mati Freddy Budiman dengan KontraS. Kasus narkoba yang melibatkan pejabat dan aparat harus dibuktikan agar tidak terjadi kesimpangsiuran.
"Tentunya Komisi III untuk koordinasi melaksanakan rancangan kerja dan rapat dengar pendapat, wajar dan harus dilaksanakan," kata Agus di gedung DPR, Jakarta, Senin (1/8).
Selain itu, kata dia, Presiden Joko Widodo harus membentuk Satuan Tugas (Satgas) untuk mengungkap curhatan Freddy Budiman. Namun, kata dia, saat ini Kapolri Jenderal Tito Karnavian sudah instruksikan jajarannya untuk membuktikan curhatan Freddy Budiman yang melibatkan aparat Polri dan TNI.
"Bahkan saya dengar juga bahwa pak Kapolri juga sedang intens. Tidak tanggung-tanggung yang diperintahkan jenderal bintang dua untuk menangani kasus ini. Mari kita dukung untuk menghasilkan yang terbaik," tandasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kesulitan untuk menangkap Fredy Pratama karena dilindungi oleh gangster.
Baca SelengkapnyaLokasi Fredy Pratama masih disebut berada di pedalaman hutan Thailand.
Baca SelengkapnyaPolri memburu gembong narkoba kelas kakap, Fredy Pratama bekerjasama dengan kepolisian lintas negara.
Baca SelengkapnyaAset yang dihasilkan dari kejahatan narkotika ini mencapai Rp 10,5 triliun, menggambarkan skala bisnis ilegal yang sangat besar.
Baca SelengkapnyaFredy Pratama, gembong narkoba kelas kakap masuk dalam daftar buruan Interpol.
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri membongkar sindikat narkoba internasional kelas kakap jaringan Fredy Pratama.
Baca SelengkapnyaFredy menyalurkan narkoba berupa Pil Yaba dari Thailand ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaPolri bekerja sama dengan kepolisian negara lain dalam memburu Fredy Pratama.
Baca SelengkapnyaDiperkirakan total aset dari sindikat narkoba Fredy Pratama mencapai Rp10,5 triliun.
Baca SelengkapnyaPil yaba adalah jenis narkoba yang sudah ada sejak 2002 di Bangladesh.
Baca SelengkapnyaKaki tangan berinisial WJ, bertugas menyebarkan narkoba sekitar Kalimantan dan Sulawesi.
Baca SelengkapnyaPerkiraan yang sudah masuk ke Indonesia untuk diedarkan mencapai 100 hingga 500 kilogram.
Baca Selengkapnya