Aplikator Diminta Tingkatkan Keamanan Tekan Kasus Order Fiktif
Merdeka.com - Kasus order fiktif yang dialami pengemudi ojek online belakangan ini kembali marak di media sosial. Adalah mitra Grab yang mendapat order berupa makanan cepat saji senilai Rp660.000. Bak sudah jatuh tertimpa tangga, tak hanya mendapatkan order fiktif bernilai besar, pun ia harus kehilangan sepeda motornya.
Peristiwa yang sudah kesekian kali itu dinilai Ketua dan Pendiri Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja K seharusnya aplikator menjaga kualitas aplikasinya karena hal itu penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat maupun mitra aplikator itu sendiri.
"Aplikator itu hanya fokus pada kenyamanan dan kemudahan dalam penggunaan saja sementara keamanan itu sering diabaikan. Sehingga ketika timbul masalah ketidaknyamanan, baru mereka merespon dan memperbaiki. Jika aplikator tidak menjaga kualitas aplikasinya, kepercayaan masyarakat dan mitra sekalipun bisa runtuh dan aplikasi itu tidak akan dipakai lagi," kata Ardi saat dihubungi, Selasa (15/10).
-
Siapa yang jadi korban penipuan? Defri mengalami insiden ini ketika menerima tawaran investasi pada pertengahan 2023.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan? 'Saya bukanlah orang yang ada dalam berita ini. Saya tidak melakukan transplantasi wajah,' katanya kepada saluran tersebut, seraya menambahkan ia telah menjalani operasi yang berbeda empat tahun lalu.
-
Siapa korban penipuan ini? Namun data universitas itu masih dalam penyidikan sehingga belum bisa disampaikan ke publik.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Bagaimana cara penipuan online dilakukan? Penipuan online juga nggak kalah canggih. Saya pernah dapet email dari pangeran Nigeria. Katanya mau bagi warisan 10 juta dolar. Saya mikir, 'Wah, lumayan nih, bisa buat modal nikah.' Tapi habis itu saya sadar, 'Emang kenapa juga pangeran Nigeria kenal saya?'
-
Siapa saja yang terjebak judi online? Berdasarkan data dari Desk Pemberantasan Perjudian Daring yang mencatat periode 4-19 November 2024, sekitar 8,8 juta warga Indonesia telah terjebak dalam judi online.
Sebab, lanjutnya, reputasi aplikator-lah yang dipertaruhkan dalam hal pelayanan. Karena bisnis berbasis online adalah bisnis kepercayaan.
"Reputasi aplikator dipertaruhkan dalam hal ini. Bisnis berbasis online ini bisnis kepercayaan. Tapi kepercayaan itu bisa runtuh jika aplikator tidak responsif dan kurang melayani konsumen," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Program Cybersecurity Universitas Binus Aditya Kurniawan menyarankan jika aplikator sebaiknya mendorong penggunanya untuk lebih sering memakai fasilitas pembayaran digital. Menurut dia, itu bisa mengurangi kemungkinan terjadinya order fiktif.
Pada tanggal 8 Oktober 2019, sebuah unggahan di jejaring sosial Twitter menampilkan seorang mitra Grab yang mengalami order fiktif. Dalam twit itu, mitra Grab tersebut menerima orderan berupa makanan cepat saji di gerai Burger King senilai Rp660.000 dari akun yang mengatasnamakan "embak elsa" yang beralamat di Jalan Mandala, Jakarta.
Namun nahasnya, ketika mitra Grab itu membawa pesanan dan mengampiri alamat si pemesan, ternyata hasilnya nihil. Kejadian serupa juga pernah dikeluhkan mitra di Malang. Mereka mengeluhkan aksi order fiktif yang dilakukan pihak restoran yang disebut mereka 'abal-abal' di daerah itu. Praktik order fiktif ini dilakukan pihak resto dengan membuat pesanan yang ternyata diantar ke alamat yang selalu sama dengan tujuan hanya untuk mencapai target penjualan restoran.
Meski mitra diuntungkan dari poin penyelesaian pesanannya, namun mereka merasa bersalah dan akhirnya berupaya menyampaikan kasus itu kepada pihak Grab. Akan tetapi, pihak mitra pengemudi mengakui penyelesaian kasus itu oleh aplikator asal Malaysia itu belum memuaskan.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang driver ojol di Surabaya, Jawa Timur harus menjadi korban oknum tak bertanggung jawab. Ia tertipu oleh orderan fiktif dalam jumlah cukup besar.
Baca SelengkapnyaTelah menunggu 1 jam di pingir jalan, namun pemesan tak kunjung datang.
Baca SelengkapnyaAnggota yang diduga memalak korban begal sedang diperiksa propam.
Baca SelengkapnyaPembeli yang diduga polisi gadungan turut merampas ponsel milik korban. Dalihnya, akan disita sebagai barang bukti.
Baca SelengkapnyaBegini cara memblokir data KTP yang terlanjur disalahgunakan untuk pinjol.
Baca SelengkapnyaKorban melapor ke SPKT Polda Metro Jaya dengan nomor LP/B/1810/III/2024/SPKT/Polda Metro Jaya pada 31 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaPelaku berpura-pura membantu memutar balik sepeda motor milik korban dan kemudian mengambilnya
Baca SelengkapnyaPuluhan Orang Tertipu Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Miliaran Rupiah
Baca SelengkapnyaOjek online ini tampak tak sedih dan tetap tersenyum saat mengalami musibah tersebut.
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri juga mengamankan sejumlah tersangka dengan peran yang berbeda-beda.
Baca SelengkapnyaIstrinya pun menangis. Bagaimana tidak, saat itu suaminya akan mengambil orderan pertama di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaArif berharap penipuan berkedok lowongan pekerjaan ini bisa diberantas sampai ke akar-akarnya. Karena kasus ini meresahkan masyarakat, terutama pencari kerja.
Baca Selengkapnya