Arkeolog teliti situs pemakaman kuno jejak penyebaran Islam di Ambon
Merdeka.com - Tim Arkeolog dari Balai Arkeologi Ambon mengidentifikasi situs kompleks pemakaman kuno di Kampung Tua, yang merupakan pemukiman komunitas Islam pertama di Kecamatan Kao, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, untuk menelusuri jejak penyebaran Islam.
"Survei di sana merupakan paling intensif dalam penelitian sebelumnya. Ini karena temuan arkeologis yang ditemukan paling padat dan beragam dibanding dengan kawasan lainnya di wilayah Maluku Utara," terang Arkeolog, Wuri Handoko di Ambon, Rabu (29/6).
Wuri menjelaskan penelitian ini lanjutan survei dilakukan di Halmahera Utara pada 2015, timnya melakukan penelitian lanjutan dan ekskavasi pada Maret 2016 untuk mencari jejak-jejak penyebaran Islam masih tersisa di situs tersebut.
-
Siapa yang menyebarkan Islam di Bengkulu? Melansir dari situs indonesia.go.id, Festival Tabot pertama kali dipentaskan oleh Syeh Burhanuddin atau dikenal dengan Imam Senggolo pada tahun 1685. Ia merupakan tokoh penyebar agama Islam pertama di tanah Bengkulu.
-
Dimana Islam menyebar? Penyebaran Islam di Indonesia pun cukup luas mulai dari Jawa hingga Sumatera, Sulawesi hingga Papua, dan dari pulau-pulau kecil di timur hingga pulau-pulau besar di barat, Islam telah meresap dalam kehidupan dan kebudayaan masyarakat Indonesia dengan cara yang berbeda-beda.
-
Di mana Mbah Soleh Semendi menyebarkan ajaran Islam? Mengutip dari kanal YouTube @Ceritaislami836, Mbah Soleh Semendi diakui sebagai salah satu ulama legendaris di pulau Jawa, khususnya di daerah Pasuruan.
-
Siapa yang terlibat dalam penyebaran Islam? Salah satu tokoh terkenal dari Kesultanan Demak adalah Sunan Kalijaga.
-
Bagaimana Islam masuk ke Perlak? Mengutip dari beberapa sumber, awal terjadinya proses penyebaran Islam di Kesultanan Perlak ini tak jauh dari para pedagang dari Arab dan Persia yang sudah beragama muslim.
-
Apa yang terjadi saat awal penyebaran Islam? Hubungan mula-mula antara Indonesia dan Islam dimulai dari jalur perdagangan. Para pedagang Muslim dari Arab dan Gujarat mulai berlayar dan berdagang di wilayah Nusantara. Selain berdagang, mereka membawa serta ajaran Islam dan berinteraksi dengan masyarakat pribumi.
Dari hasil penelitian itu, peneliti berupaya mengidentifikasi makam melalui tipologi dan bentuknya, juga tipe dan ragam motif hias nisan di atasnya.
Sedikitnya ada empat tipe nisan diharapkan dapat membantu identifikasi, yakni nisan gada berbentuk silindrik tersebar di beberapa titik kluster temuan makam, baik di kluster situs Gamsungi maupun di Liomanggunung atau nisan pipih paling banyak ditemukan di situs kampung tua Kao.
Selain itu juga ada nisan menhir yang sederhana dan terbuat dari sejenis batuan lokal yang oleh masyarakat disebut batu tuanane dan nisan segi lima.
Berbeda dengan tiga tipe nisan lainnya, nisan segi lima berbentuk seperti bentuk phallus dan memiliki lima sisi, tipe nisan dengan kuantitas minim memberikan pengertian kekhususan atau spesial pada orang yang dimakamkan.
"Nisan segi lima merupakan salah satu tipe nisan yang cukup menarik, tidak diperoleh informasi tutur menyangkut makam ini, rujukan penting untuk mengidentifikasi makam ini, misalnya mencari sumber-sumber informasi di wilayah lain kemungkinan bisa memberikan penjelasan soal tipe nisan seperti yang ditemukan di situs ini" tutur Wuri.
Ahli kepurbakalaan Islam itu mengatakan dari pengamatan terhadap morfologi bentuk makam, terdapat beberapa tipe yakni persegi yang umum ditemui pada makam-makam kuno Islam. Tapi ada pula yang sangat spesifik dan berbeda, seperti berbentuk bulat atau bundar dan berbentuk perahu.
Makam berbentuk persegi ada yang tersusun dari balok-balok batu, yang rapi membentuk persegi tapi ada pula yang tampaknya berasal dari batu utuh dipangkas. Sehingga sekilas tampak seperti bak mandi.
Hal itu disebutnya menunjukkan proses pengerjaan yang rumit, teliti, sistematis dan membutuhkan kemahiran pembuatnya.
Berbeda dengan tipe persegi, tipe makam berbentuk bulat atau bundar disusun dari batu-batu tanpa pemangkasan yang disusun rapi membentuk seperti lingkaran.
Konon pada makam bulat seperti itu jenazah dimakamkan dalam posisi berdiri.
Sedangkan makam berbentuk seperti badan perahu atau yang oleh masyarakat sebut sebagai makam besar adalah makam milik kepala Suku Alluk, tokoh adat pertama kali menerima Islam ajaran Syekh Al Manyur datang dari Bagdad, Irak.
Menurut cerita rakyat setempat, sebelum kedatangan penyiar Islam dari Bagdad tersebut, enam orang penyebar Islam memakai surban dan disebut dengan Ternate Mabukku telah memperkenalkan agama itu, tapi Syekh Al Mansyur yang diterima oleh kepala suku Alluk.
"Orang Alluk yang pertama masuk Islam, itu ditandai dengan adanya kubur yang tak lazim dari segi ukuran. Terdapat makam yang berukuran jauh lebih besar dibandingkan yang lainnya di lokasi situs Kampung Tua Kao. Kubur berukuran panjang 9,56 meter dan lebar tengah 2,15 meter, berbentuk seperti bentuk perahu dan bagian kedua ujungnya mengecil atau meruncing," ungkapnya seperti dilansir dari Antara.
Hasil penelitian, kata Wuri, masih perlu pengidentifikasian lebih lebih lanjut untuk mengklasifikasikan tipologi nisan yang mewakili tipologi nisan makam kuno Islam di Nusantara, kendari dari pengamatan awal tampak terdapat beberapa makam yang mewakili tipologi nisan Aceh, nisan Ternate dan Nisan pra-Islam atau tipologi lokal.
"Menyangkut tipologi nisan Aceh masih perlu dikaji tentang kemungkinan jaringan Ulama Sufi dari Aceh yang menyebarkan Islam hingga ke wilayah Halmahera Utara," pungkasnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rumah yang kini menjadi Cagar Budaya Kabupaten Agam itu dulunya dijaga oleh Syech Muhammad Saidi beserta keturunannya.
Baca SelengkapnyaSosoknya cukup berpengaruh dalam perkembangan Agama Islam di Cirebon
Baca SelengkapnyaPara peneliti tidak menduga menemukan kuburan Islam ketika sedang menggali untuk meneliti komunitas pertanian paling awal di wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaMakam para ulama ini terletak di pemakaman umum desa.
Baca SelengkapnyaRaja Champa meminta prajuritnya membunuh Syekh Ibrahim Asmoroqondi karena tak suka dengan dakwah Islam yang dilakukannya.
Baca SelengkapnyaUlama ini datang ke Tuban jauh sebelum era Wali Songo
Baca SelengkapnyaPertempuran bersejarah tersebut berhasil dimenangkan pasukan Muslim Arab.
Baca SelengkapnyaSimak cara penyebaran Islam di Indonesia berikut ini beserta sejarah masuknya.
Baca Selengkapnyapenanda awal perkembangan kebudayaan islam di Madura.
Baca SelengkapnyaMasjid ini ditemukan oleh pendeta tahun 1648 lokasinya terpencil di dalam gang, ini potretnya.
Baca SelengkapnyaPria keturunan India ini telah memberikan dampak dan menorehkan sejarah di wilayah Sorkam, sebuah kecamatan di Tapanuli Utara.
Baca Selengkapnyabanyak dari makam di kompleks makam kuno itu yang berasal dari tahun 1400-an akhir hingga 1500-an awal.
Baca Selengkapnya