Arogansi eks Kapolres Banggai coreng kemesraan Kapolri dengan tokoh agama
Merdeka.com - Eksekusi lahan seluas sekitar 14 hektare di kawasan Tanjung, Kelurahan Keraton, Luwuk, Kabupaten Baggai, Sulawesi Tengah, berbuntut panjang. Aksi pengawalan aparat saat eksekusi berlangsung berujung pencopotan AKBP Heru Pramukarno sebagai Kapolres Banggai.
Heru dilengserkan setelah aksi pengawalan eksekusi lahan milik ahli waris atas nama Berkah Al-Bakkar itu beredar di media sosial. Dalam video beredar kepolisian terlihat membubarkan paksa pengajian ibu-ibu sebagai bentuk penolakan dieksekusi.
Eksekusi lahan dilaksanakan berdasarkan putusan kasasi Nomor 2351-K/Pdt/1997, Putusan Pengadilan Tinggi Sulteng Nomor 81/Pdt/1996/PT. Palu dan putusan PN Luwuk Nomor 02/Pdt/G/1998 yang memenangkan pemohon eksekusi atas nama ahli waris Ny. Berkah Al-Bakkar. Eksekusi tahap kedua dimulai sejak tanggal 19 hingga 21 Maret setelah eksekusi pertama dilakukan pertengahan tahun 2017.
-
Bagaimana aksi arogansi Ketua PP? Dengan nada tinggi pria itu sampai memarahi pengemudi itu hingga adu cekcok terjadi.'Koe anak e sopo? Iki wilayahku, koe seng mundur,' kata pria itu.
-
Bagaimana Kapolri disapa oleh anggotanya? Bapak saya kan masuk polisi tahun 83, bapak Kapolri kan tahun 91. Di belakang katanya Bapak Kapolri katanya adik-adikannya Pak,' kata komika ini yang langsung membuat para Jenderal tertawa.
-
Apa yang dilakukan Kapolri saat disapa anggotanya? Bukannya marah, Kapolri justru tertawa lebar usai disapa oleh anggotanya tersebut. Ia bahkan tidak marah meski disapa oleh anggotanya di depan para Jenderal, salah satunya Wakapolri Komjen Agus Andrianto.
-
Bagaimana Kapolri dan Panglima TNI menjamin keamanan misa agung? Berdasarkan pantauan merdeka.com, Kapolri bersama Panglima TNI turut meninjau area SUGBK sekira pukul 14.40 WIB. Mereka memasuki lokasi didampingi para pejabat utama (PJU) dari masing- masing institusi. Selama proses peninjauan, terlihat keduanya mengecek segala kesiapan pada area SUGBK yang telah dilakukan sterilisasi oleh personel TNI dan Polri.
-
Siapa yang ditangkap karena kerusuhan? 'Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran,' ujar Kusworo.
-
Bagaimana Kapolres membuat warga tertawa? Bilang Ibu-ibu Cantik Ketika diberi kesempatan untuk berbicara di depan ibu-ibu Desa Cikande Permai, AKBP Condro mengatakan jika ibu-ibu di sana ternyata cantik-cantik. Tidak cukup sampai di sana, ia melanjutkan kalimat tersebut dengan kata yang bikin warga ngakak.'Ternyata ibu-ibu di Kampung Cikande Permai cantik-cantik, pak. Belum selesai. Cantik-cantik, dulunya,' kata Kapolres Serang yang membuat ibu-ibu tertawa terbahak-bahak.
Pengamanan melibatkan sekitar 800 personel polisi dan TNI yang dilengkapi kendaraan antihuru-hara. Polda Sulteng sendiri mengerahkan 350 personel (BKO) ke Polres Banggai, termasuk personel Brimob yang dipimpin langsung Dansat Brimob Polda Sulteng Kombes Pol Guruh Arief Darmawan.
Namun, eksekusi tersebut mendapat perlawanan sengit dari warga yang ogah dipindah. Empat warga ditetapkan sebagai tersangka penyerangan petugas saat eksekusi berlangsung. Sementara sekitar 30 orang turut diamankan dalam bentrokan ini. Mereka masih diperiksa intensif di Mapolres Banggai.
Polda Sulawesi Tengah menampik terjadinya kesalahan prosedur dalam pengamanan eksekusi lahan tersebut. Termasuk telah melakukan pembubaran paksa terhadap ibu-ibu pengajian di Luwuk, Kabupaten Banggai.
"Semuanya kan ada prosesnya. Menurut saya, pengamanan dan pengawalan eksekusi tersebut bukan pembubaran paksa, melainkan langkah yang sudah sesuai dengan prosedur," ujar Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hery Murwono melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (24/3).
Kendati begitu, Polri tetap mengirimkan penyidik Paminal Propam untuk mengusut dugaan adanya pelanggaran dalam kasus tersebut. Hasil penyidikan dilakukan Paminal Propam Polri menemukan adanya indikasi pelanggaran dalam pembubaran massa saat eksekusi berlangsung.
"Hari ini saya mendapatkan informasi dari Asisten SDM, kapolresnya dicopot untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh paminal propram," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto saat ditemui di Perpusnas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Setyo mengatakan, Polri memiliki prosedur dalam membubarkan massa. Pembubaran massa terlebih dulu harus dilakukan secara persuasif dengan mengedepankan dialog. Bukan itu saja, Polri juga tidak boleh menggunakan gas air mata secara sembarangan untuk membubarkan massa. Alat tersebut hanya bisa dilakukan pada kondisi tertentu.
"Ketika itu tidak dilakukan kita tidak boleh langsung melakukan penembakan gas air mata. Itu ada prosedurnya," tegas dia.
Indonesian Police Watch (IPW) mengecam aksi arogansi kepolisian dalam mengamankan eksekusi lahan tersebut. Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW), Neta S Pane menilai aksi arogansi mantan Kapolres Banggai itu sangat bertentangan dengan upaya Kapolri Jenderal Tito Karnavian merajut hubungan mesra dengan tokoh agama.
"Sangat ironis jika Kapolri sedang safari ke tokoh-tokoh agama di berbagai daerah tiba-tiba ada polisi yang berbenturan dengan ibu-ibu yang sedang berzikir dan Kapolres tidak bisa mengendalikannya. Figur polisi seperti ini tidak pantas memegang wilayah untuk menjadi Kapolres," kata Neta saat dihubungi merdeka.com, Senin (26/3) malam.
Menurut Neta, kasus tersebut tidak boleh dibiarkan karena akan menjadi preseden buruk bagi korps Bhayangkara. Dia pun mendesak agar Polri mengusut tuntas kasus tersebut dengan memeriksa kepolisian terlibat dalam pengamanan tersebut.
"Pencopotan Kapolres patut diapresiasi sebagai sikap tegas tapi tak cukup sampai di situ. Semua polisi yang terlibat harus diproses hukum dan Kapolda juga perlu dievaluasi," kata Neta.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ratusan massa yang marah merusak seluruh kobong, membakar dua gazebo dan mencari Pimpinan Ponpes dan Padepokan berinisial KH.
Baca SelengkapnyaPelaku harus ditindak tegas karena kasus tersebut telah mencederai institusi Korps Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaAhmad Basarah PDIP mengecam penganiayaan anggota TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
Baca SelengkapnyaSigit juga memerintahkan agar memberikan hukuman yang berat terhadap Dadang karena dianggap telah mencederai institusi Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaKasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca SelengkapnyaKapolri meminta penyidik Propam Polda Sumbar segera menggali motif dari kasus polisi tembak polisi tersebut.
Baca SelengkapnyaRamai Kabar Jampidsus Dikuntit Densus Polri, Ini kata Menko Polhukam
Baca SelengkapnyaBerdasarkan video CCTV insiden tersebut murni tindakan kekerasan.
Baca SelengkapnyaSeseorang berambut panjang yang mengenakan kaos hitam juga memukul pesilat Pagar Nusa yang mengawal rombongan Rizki.
Baca SelengkapnyaVideo Penghulu Karya Mukti dan Penghulu Bagan Nibung serta perangkatnya deklarasi mendukung caleg beredar dan viral di media sosial.
Baca Selengkapnya