Asal usul dan sejarah topeng monyet
Merdeka.com - Kemarin Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) berjanji segera menertibkan topeng monyet jalanan yang selama ini dimanfaatkan orang-orang untuk mencari nafkah. Monyet tersebut akan dibeli oleh Jokowi , dan dipindahkan ke Taman Margasatwa Ragunan (TMR)
Jokowi mengaku prihatin dengan banyaknya atraksi topeng monyet di ibu kota. Menurut dia, monyet harusnya tidak dijadikan alat untuk mendapatkan uang. "Itu sudah menjadi isu internasional. Kasihan monyetnya," ujar Jokowi .
Selama ini monyet memang kerap dieksploitasi oleh manusia. Makhluk Tuhan itu diperas tenaganya untuk mengais rupiah di jalanan. Lalu, bagaimana sih asal usul dan sejarah topeng monyet di Indonesia ini?
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Bagaimana pengaruh Ahok di Jakarta? Menurutnya, dukungan Ahok terhadap suara Ganjar tidak berpengaruh di Jakarta. Dia menyebut, Ahok dulu dibela warga karena cuma sebagai wakil gubernur Jokowi di DKI. “Apalagi di Jakarta. Pak Ahok dulu banyak dibela warga, didukung warga dianggap beliau adalah partnernya Jokowi,“ ucapnya.
-
Kenapa kata-kata Jokowi tentang semut dan gajah lucu? “Saya hanyalah semut yang harus melawan gajah-gajah yang punya segalanya.“
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi? Jokowi prihatin atas dominasi impor dalam penggunaan perangkat teknologi di Indonesia, dengan nilai impor yang mencapai lebih dari Rp30 triliun. Hal itu disampaikan Jokowi saat meresmikan Indonesia Digital Test House (IDTH) di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT), Kota Depok, Jawa Barat Selasa, (7/5).
-
Apa yang dilarang oleh Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang putra bungsunya, Kaesang Pangarep untuk maju di Pilkada 2024. Hal itu, disampaikan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas.
-
Bagaimana Jokowi tanggapi kasus ini? Presiden Jokowi pun meminta agar awak media bertanya langsung kepada Kapolri Listyo Sigit Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sudah memanggil Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung St Burhanuddin.
Selama ini memang tidak banyak literatur buku yang resmi menulis tentang sejarah topeng monyet. Andai ada, itu hanya berupa dokumentasi foto koleksi Tropenmuseum Amsterdam, Belanda. Foto itu hasil jepretan Charles Breijer, anggota de Ondergedoken Camera atau juru foto Amsterdam yang bekerja di Indonesia pada 1947 sampai 1953.
Namun Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, dalam novel sejarah karyanya pada 1981 yang berjudul: Roro Mendut, menyebut istilah topeng monyet sebagai kethek ogleng, yakni: monyet yang serba bergerak tak seimbang, kikuk, dan lucu dan dimanfaatkan untuk ngamen dalam pertunjukan topeng monyet.
Sementara itu Matthew Isaac Cohen, dalam bukunya berjudul: The Komedie Stamboel: Popular Theater in Colonial Indonesia, 1891-1903 di halaman 341, menjelaskan bahwa atraksi monyet dan anjing terkait dengan perkembangan seni pertunjukan komersial di Hindia Belanda pada akhir abad ke-19.
Selain pertunjukan komersial berskala besar seperti sirkus, kelompok akrobatik Jepang, operet, dan burlesque (pertunjukan drama atau musik yang bertujuan membuat tertawa), ada juga hiburan berskala kecil: panggung pesulap Eropa, India dan Cina; balloonists (orang yang mengoperasikan wahana balon terbang), pertunjukan anjing dan monyet, serta seniman boneka.
Istilah 'pertunjukan anjing dan monyet' yang disebut-sebut oleh Matthew Isaac Choen, kemudian dikutip oleh Peter J. M. Nas, dalam bukunya berjudul: The Indonesian Town Revisited. Dalam buku itu dia menulis sebuah catatan kaki tentang istilah topeng monyet.
Dalam catatan itu dia mengatakan, pertunjukan yang menampilkan monyet dan anjing (seperti ditulis Matthew) direproduksi di Indonesia. Di Jakarta, kata dia, dikenal dengan nama 'topeng monyet', sementara di Jawa disebut ledhek kethek.
Peter menambahkan, miniatur sirkus (topeng monyet) tersebut merupakan salah satu hiburan mengamen paling umum di pasar, jalan-jalan pedesaan, dan perkotaan di seluruh barat Indonesia. Pertunjukan akrobatik ini menjadi umum pada awal 1890-an.
Tulisan Peter itu cocok dengan dokumentasi foto hasil jepretan Charles Breijer. Seperti terlihat dalam beberapa foto hasil jepretannya.
Agaknya, dahulu pertunjukan topeng monyet memang banyak disukai oleh anak-anak, baik pribumi maupun Belanda dan Eropa. Konon, atraksi ini bertahan terus hingga era 70-an. Bahkan, karena sangat terkenal, atraksi itu dapat dimainkan berkali-kali dalam sehari.
Namun kini, atraksi topeng monyet agaknya kurang menarik. Lihat saja di pinggir-pinggir jalan ketika atraksi monyet naik sepeda, pakai topeng reog ponorogo atau payung ngamen, hampir tidak ada yang simpatik. Apalagi, atraksi ini juga menuai kontroversi, termasuk protes Jokowi .
Sekarang bagaimana, mengingat monyet juga makhluk Tuhan, apakah anda setuju topeng monyet dihapus dan dibersihkan Jokowi?
Diolah dari berbagai sumber
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satunya, menghidupkan kembali atau reaktivasi jalur kereta di Sumbar
Baca SelengkapnyaTokoh-tokoh tersebut dinilai telah memenuhi syarat untuk menerima tanda jasa dan kehormatan sesuai dengan ketentuan undang-undang.
Baca SelengkapnyaJokowi memberi izin bahkan sempat menantang Pramono untuk berkampanye di 12 titik dalam sehari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menurutnya, gotong-royong dari seluruh masyarakat sangat diperlukan. Bukan cuma ramai-ramai karena ingin senangnya saja.
Baca SelengkapnyaMomen Jokowi Tegas Respons Kekhawatiran Kelangkaan Beras, Sampai Batuk Batuk.
Baca SelengkapnyaDalam pidatonya Jokowi mengatakan jika melihat pohon beringin, dirinya terasa adem dan sejuk.
Baca SelengkapnyaDengan suasana santai, Jokowi berkeliling melihat suasana IKN yang memukau
Baca SelengkapnyaDalam pidatonya di Munas Golkar, Jokowi membahas tentang pohon beringin hingga si tukang kayu.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, Jokowi yakin NasDem yang dipimpin Surya Paloh tidak akan meninggalkannya.
Baca Selengkapnya