Asap Kebakaran Hutan Selimuti Palembang, Jarak Pandang 1,2 KM
Merdeka.com - Asap menyelimuti wilayah Palembang, Rabu (4/9) pagi. Akibatnya, jarak pandang di kota itu hanya 1,2 sampai 1,5 kilometer.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang Bambang Benny Setiaji mengungkapkan, asap itu muncul akibat kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah di Kabupaten Ogan Komering Ilir seperti di Tulung Selapan, Pampangan, Cengal, Mesuji, dan Pematang Panggang. Hal itu bersumber dari LAPAN dengan tingkat kepercayaan 80 persen.
"Angin permukaan umumnya dari tenggara dengan kecepatan 5-15 Knot (9-28 Km/Jam) mengakibatkan potensi masuknya asap ke wilayah Palembang," ungkap Bambang.
-
Dimana saja kabut asap terjadi? Biasanya, kejadian ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
-
Bagaimana kabut asap ganggu mata? Hal ini karena adanya debu dan zat iritatif yang terkandung di dalam kabut asap. Oleh karena itu, sediakan obat tetes mata dan pastikan menggunakan kacamata saat beraktivitas di luar rumah, terutama saat sedang menghadaoi kabut asap.
-
Bagaimana suasana Sawah Cisema saat pagi? Mengutip Instagram Pelosok Desaku, pemandangan terasering sawah hijau yang luas saat pagi hari benar-benar tiada lawan. Saat pukul 06:00 sampai 08:00 WIB, matahari belum bersinar dengan terang dan membuat suasana sejuk sangat terasa di lokasi.
-
Bagaimana suasana saat kabut turun di Bukit Kanaga? Keindahan Bukit Kanaga akan semakin sempurna saat turunnya kabut tipis di pagi dan sore hari. Pemandangan sekitar akan tersamarkan menjadi putih, dan hanya menyisakan batang-batang besar pohon pinus.
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
-
Kenapa potensi kebakaran meningkat saat kemarau? Potensi kebakaran di setiap daerah bakal meningkat. Terkait hal ini, personel pemadam kebakaran BPBD Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat agar mewaspadai kejadian kebakaran baik di rumah dan lahan yang rawan .
Dari pengamatannya, jarak pandang terendah pagi ini berkisar 1,2-1,5 Km dan kelembapan 90-96 persen dengan keadaan cuaca Smoke (Asap). Intensitas asap tebal umumnya terjadi pada dini hari menjelang pagi hari, mulai pukul 04.00 sampai 07.00 WIB. Hal ini disebabkan labilitas udara yang stabil pada saat tersebut.
"Setelah terbit matahari keadaan udara akan relatif labil sehingga partikel kering (asap) akan terangkat naik dan jarak pandang akan menjadi lebih baik," ujarnya.
"Sementara konsentrasi PM 10 yang tercatat di Stasiun Klimatologi Palembang hari ini tercatat dalam kategori Sedang dengan nilai 78-123 µgram/m3 sedangkan Nilai Ambang Batas tidak sehat adalah pada 150 µgram/m3," kata dia.
Menurut dia, asap diprediksi tetap muncul hingga tanggal 10 September 2019 di wilayah Sumsel karena berdasarkan model prakiraan cuaca BMKG tidak ada potensi hujan. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam bertransportasi pada pukul 04.00-07.00 WIB seiring potensi menurunnya jarak pandang.
"Kami sarankan menggunakan masker dan minum banyak air saat beraktivitas di luar rumah," pungkasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belum diketahui berapa luasan lahan yang terbakar.
Baca SelengkapnyaJarak pandang hanya 200 meter terjadi di dua daerah.
Baca SelengkapnyaTiba-tiba jarak pandang berkurang diduga akibat pengaruh angin yang membawa asap di sekitar bandara.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus meluas. Akibatnya, udara di Palembang memasuki kategori tak sehat.
Baca SelengkapnyaHal ini dampak asap dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaKabut atau embun terjadi karena suhu permukaan bumi yang lebih dingin dari biasanya.
Baca SelengkapnyaKebakaran terjadi di area Bandara Adisutjipto Yogyakarta pada Hari Minggu, 30 Juli 2023.
Baca SelengkapnyaProses pemadaman hingga kini terus masih dilakukan
Baca SelengkapnyaTotal sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.
Baca SelengkapnyaApi cepat merembet ke areal sekitar karena dipicu angin kencang dan berubah-ubah arah
Baca SelengkapnyaAsap tebal karhutla ini membuat warga keculitan bernapas dan menyebabkan mata perih.
Baca SelengkapnyaSebaran kabut asap akibat karhutla ini membuat kualitas udara di Palembang memburuk dan lebih parah dari polusi di Jakarta.
Baca Selengkapnya