Asep, tukang palak preman yang tobat masuk IAIN jurusan Agama Islam
Merdeka.com - Asep Ruhiat pengacara kondang di Riau mempunyai bakat memakan silet dan pisau. Dia sudah terbiasa melakukannya sejak kecil di kampungnya, di desa Cinta Rakyat kecamatan Samarang kabupaten Garut.
Bakat inilah yang membuat Asep ditakuti teman-temannya. "Saya tunjukkin ke kawan-kawan sekolah, mereka pun takut duluan, jadi apapun yang saya lakukan yang semau saya saja," ujar kepada merdeka.com Sabtu (28/2) di kantornya.
Dengan hasil memeras orang seperti ini lah Asep bisa membayar uang sekolah. "Sini kamu, minta duit buat ongkos, kalau enggak, saya tendang kamu, waktu itu dikasih Rp 100 sampai Rp 200," kata Asep menirukan gaya premannya saat itu.
-
Kenapa pelaku mengancam korban? Isi pesannya berisi kalimat ancaman bahwa akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Mengapa pelaku mengancam korban? Korban sebenarnya sempat kabur kembali ke Kota Salatiga. Namun korban tidak berdaya karena diancam pelaku akan menyebarkan video dan foto hasil hubungan intim mereka. Karena takut korban kembali ke Solo dan disekap hingga Januari 2023.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
-
Bagaimana pelaku merampok korban? Ngajib mengaku saat mengambil tas korban, pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Kenapa pelaku mengincar korban? “Pelaku pertama kali melihat korban saat turun dari bus Bintang Timur di Jalan Urip Sumoharjo. Dari situ, kedua pelaku berboncengan dan membuntutinya hingga di depan rumah dan langsung menarik tas korban,“ ujarnya saat di Mapolsek Rappocini Makassar, Senin (22/1).
Uang Rp 100 dari orang-orang yang diperasnya, di kalangan pelajar ditahun 1992 menurut Asep sangatlah banyak. Bisa untuk makan dan biaya kehidupannya sehari-hari. Dan beli peralatan sekolah.
"Satu orang yang saya peras ngasih Rp 100, tapi saya tidak hanya memeras pelajar saja, saya juga kerja di terminal jadi calo penumpang, uangnya bisa buat bayar biaya sekolah Aliyah," katanya.
Kebiasaan ini berlanjut sampai di bangku kuliah. Meski tidak ada biaya, pengacara berambut gondrong ini nekat berangkat dari kampungnya di desa Cinta Rakyat kecamatan Samarang kabupaten Garut, ke kota Bandung.
Melewati berbagai ujian, Asep diterima di Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung dan IAIN Sunan Gunung Jati. Namun dirinya lebih memilih IAIN Sunan Gunung Jati untuk mengambil Strata Satu jurusan Agama Islam.
Semasa kuliah tahun 1994, Asep kembali ke dunia peras memeras di bunderan Cibiru dekat kampus IAIN, di situ Asep juga kembali menjadi calo penumpang agar bisa memenuhi biaya kuliah.
"Di situ, banyak yang iri dan merasa tersaingi, sempat mereka mengancam mau gibas saya, tapi saya ajak kelahi saja, dan enggak ada yang berani. Di kampus saya suka atraksi di kelas, makan beling, makan silet, memasukkan paku ke hidung, memasukkan sendok ke hidung," kata Asep Ruhiat.
"Selama kuliah, selain jadi calo penumpang, saya juga pernah jualan koran, narik penumpang sebagai kernet pakai taksi gelap pada malam hari, siang saya kuliah, istirahat kurang, badan kurus hitam lagi," katanya sambil menghapus tetesan airmatanya terkenang masa lalu.
Anak pertama dari tiga bersaudara ini akhirnya lulus kuliah sebagai sarjana Agama selama 4 tahun di IAIN Sunan Gunung Jati, dengan Indek Prestasi Kumulatif yang lumayan tinggi.
"Alhamdulillah IPK saya 3,5, meski nakal saya lulus kuliah selama 4 tahun, lalu nyambung kuliah lagi ngambil gelar sarjana hukum, untuk bisa jadi pengacara karena itu cita-cita saya," ujarnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perbuatan pria berinisial AW (35) di Kecamatan Bangsal, Mojokerto, ini benar-benar melampaui batas. Dia tega memerkosa istri anak tirinya.
Baca SelengkapnyaMayat korban dipaksakan pelaku agar muat ke dalam koper
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap pelaku pembunuhan pengusaha roti di Maros.
Baca SelengkapnyaKetiga tersangka merupakan buruh pembuat batubata yang tinggal di satu kontrakan. Kepolosan korban dimanfaatkan untuk melampiaskan nafsu mereka.
Baca SelengkapnyaAnak di Tasikmalaya Ancam Bacok Leher Ibu Pakai Kapak, Ini Penyebabnya
Baca SelengkapnyaHingga kini, kepolisian masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut kaitan dengan kejadian itu.
Baca SelengkapnyaKepolisian juga akan memeriksa kejiwaan pelaku apakah memiliki kelainan atau atau penyimpangan dalam memenuhi hasrat seksualnya.
Baca SelengkapnyaKeterangan keluarga pelaku diketahui, pelaku sering berdiam diri dan bengong.
Baca SelengkapnyaSeorang kriminal bernama Asep pernah melakukan perampokan di kapal, minimarket, hingga kereta kini sudah taubat dan minta ampun kepada Allah.
Baca SelengkapnyaViral Penghuni Indekos di Tangsel Ngaku Diintimidasi saat Beribadah, Polisi Tetapkan 4 Tersangka
Baca SelengkapnyaSadis, Preman Tebas Jari Nelayan Makassar hingga Putus Gara-Gara Tak Diberi Jatah Ikan
Baca SelengkapnyaSeorang pria menganiaya teman wanita kenalan dari media sosial karena menolak ajakan untuk melakukan hubungan badan.
Baca Selengkapnya