Asyiknya ngabuburit di toko buku
Merdeka.com - Beragam cara dilakukan orang untuk mengisi waktu luang di bulan ramadan. Sambil menunggu waktu magrib tak jarang sebagian orang pergi jalan-jalan. Mulai dari berburu takjil hingga berbelanja di pusat perbelanjaan atau mal.
Tak hanya itu, tidak sedikit pula orang muslim ngabuburit pergi ke toko buku. Seperti siswi SMK Budi Asih, bernama Dewi bersama temannya Melani memilih toko buku sebagai tempat untuk ngabuburit.
"Iya ke sini mau beli buku akuntansi sambil ngabuburit aja," kata Dewi saat berbincang di salah satu toko buku di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Senin (13/6).
-
Kenapa buku-buku ini laris di Indonesia? Berbagai genre dapat dijelajahi, baik melalui toko fisik maupun platform online.Tak hanya itu, dunia literasi Indonesia semakin diperkaya dengan munculnya penulis-penulis baru yang menawarkan karya-karya terbaik mereka.
-
Apa yang dijual di toko buku Dadeng? Ragam bacaan mulai dari majalah, buku sekolah, sampai karya sastra terpajang rapi di sini.
-
Apa saja yang dijual di Toko Mahasiswa? Nama toko kelontong itu terdengar unik yaitu 'Toko Mahasiswa', padahal toko itu seperti toko kelontong pada umumnya. Tak ada satupun yang khusus menjual kebutuhan mahasiswa atau sejenisnya.
-
Buku apa yang paling laris di Indonesia? Diterbitkan pada tahun 1936, buku ini membanggakan prestasi luar biasa dengan penjualan lebih dari 15 juta eksemplar dan menjadi salah satu buku terlaris di Indonesia.
-
Apa yang Selvi jual untuk bantu kuliah? Gadis ini membantu orangtuanya menjual ayam kremes demi mencapai cita-cita akademiknya.
-
Bagaimana komunitas ini mengenalkan buku ke anak-anak? Gambar: Liputan6 Sehari-hari mereka berkeliling dari taman ke taman sembari membawa buku agar anak-anak yang bermain bisa pelan-pelan mengenal bahan bacaan yang disukainya.
Selain membeli buku pelajaran, dua siswi yang tinggal di Manggarai ini juga hendak membeli novel remaja karya salah satu penulis ternama di Indonesia.
Berbeda dengan Dewi, Riska, salah satu mahasiswi di Depok mengaku baru pertama kali ngabuburit di toko buku. Kedatangannya pun hanya mengantar temannya yang akan membeli buku.
Mahasiswa fakultas kedokteran tersebut mengaku biasanya mengisi waktu luangnya untuk membaca buku di perpustakaan. Terlebih di bulan ramadan ini, lebih banyak waktunya digunakan untuk membaca buku.
"Lebih enak aja baca buku dari pada nongkrong-nongkrong atau jalan-jalan. Kan baca buku lebih banyak manfaatnya," ujar Riska.
Selain buku-buku tentang kedokteran, perempuan asal Pontianak ini juga menyukai buku-buku tentang agama.
"Buku yang dibaca tentang kedokteran sama buku-buku agama," sebutnya.
Meski begitu, salah satu kasir toko buku, Tiara mengungkapkan, tidak ada peningkatan pengunjung yang datang selama bulan ramadan. Namun dia tidak membantah pengunjung lebih banyak datang selepas waktu ashar.
"Enggak ada peningkatan pengunjung, tapi sore, banyak yang datang," tandasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menjelang dimulainya tahun ajaran 2023/2024, berbagai perlengkapan sekolah banyak diburu warga.
Baca SelengkapnyaMasuk tahun ajaran baru sekolah, buku tulis mulai banyak diburu orang tua murid.
Baca SelengkapnyaToko buku lawas di gang Jalan Dewi Sartika ini masih terus eksis hingga kini.
Baca SelengkapnyaMimpi mereka adalah ingin anak-anak di wilayah Bekasi, khususnya Tambun bisa dekat dengan buku dan berwawasan luas.
Baca SelengkapnyaKemendikbudristek membagikan buku secara cuma-cuma di Teriminal Kalideres, Jakarta.
Baca SelengkapnyaIa ingin berjuang menggiatkan kembali literasi melalui toko buku yang ia dirikan.
Baca SelengkapnyaPenjualan seragam dan peralatan sekolah pun mengalami peningkatan hingga 30 persen.
Baca SelengkapnyaKampung Literasi Cinambo memang dibuat secara nyaman agar berliterasi terasa menyenangkan.
Baca SelengkapnyaMaudy Ayunda, sosok artis berbakat, mengunjungi Sekolah Jingga dengan tujuan mulia: menginspirasi anak-anak melalui literasi.
Baca SelengkapnyaMunasir mengungkapkan bahwa ide untuk meminta buku kepada Gibran muncul secara spontan saat ia merespons tweet dari Gibran.
Baca SelengkapnyaBerdirinya bangunan ini menjadi bentuk kegelisahan Taufiq Ismail karena budaya membaca di Indonesia rendah.
Baca SelengkapnyaSatu buku dijual dengan harga Rp30 ribu per eksemplar dan harus dimiliki tip siswa TK,
Baca Selengkapnya