Atasi Kekurangan Alkes di Masa Pandemi, Portable Ventilator Diproduksi Pekan Depan
Merdeka.com - Pemerintah terus melakukan pengujian alat kesehatan (alkes) produk Indonesia. Tujuannya, mengatasi kekurangan alat kesehatan di masa pandemi Covid-19.
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Bambang Brodjonegoro, menjelaskan alat kesehatan yang saat ini sedang dilakukan uji coba yakni portable ventilator. Proses uji prototype dilakukan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Proses produksi rencananya dimulai Sabtu 25 April mendatang. Tetapi karena empat produk ventilator yang masih diuji oleh beberapa universitas yakni Universitas Indonesia (UI), Institusi Teknologi Bandung (ITB), pihak swasta, dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), maka produksi akan ditunda.
-
Dimana pabrik itu akan dibangun? Arkeolog di Jepang menemukan timbunan sekitar 100.000 koin di Kota Maebashi, sekitar 100 kilometer barat laut Tokyo.
-
Kapan proses produksi berakhir? Proses produksi adalah kegiatan industri yang dimulai dengan pengangkutan bahan mentah dari inventaris pabrik dan diakhiri dengan pengangkutan produk jadi ke tempat penyimpanan pertama.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan proyek ini dimulai? Proses penghidupan kembali quagga ini dilakukan melalui The Quagga Project, yang dimulai pada 1987.
-
Kapan proyek ini akan berlangsung? Proyek tersebut bertujuan untuk menyempurnakan dan memperkuat sistem dan kebijakan K3 di Indonesia dalam bentuk technical assistance atau bantuan teknis dari pihak KOSHA, dan akan berlangsung selama 3 tahun, yakni dari tahun 2024 sampai tahun 2026.
"Ada keterlambatan dalam pengujian BPFK Kemenkes. Karena ada 4 produk ventilator yang diuji (UI, ITB, swasta, BPPT). Insya Allah produksi bisa mulai minggu depan," ungkap Bambang saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (23/4).
Bambang menjelaskan saat ini sudah ada dua perusahaan yang siap untuk memproduksi alkes tersebut. Yaitu PT LEN dan PT Polijaya yang mampu memproduksi 100 unit portable ventilator per minggu.
"Jadi diharapkan kita bisa mudah-mudahan bisa mendapatkan 200 unit pertama ventilator buatan Indonesia yang dibuat oleh LEN dan Polijaya dan didesain oleh tim yang dipimpin BPPT," jelas Bambang.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan keberadaan produk alat kesehatan buatan dalam negeri nantinya bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat melalui Bagian Umum dan Protokol (Umprot) membuat alat yang bisa menangkap polutan di udara.
Baca SelengkapnyaWater mist sudah terpasang di gedung Balai Kota, kemudian semua kantor wali kota dan tiga gedung swasta di DKI.
Baca SelengkapnyaTahun depan pemerintah akan rilis B40 dan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif.
Baca SelengkapnyaKemenperin mencatat angka perusahaan alat kesehatan dalam negeri mencapai 1.199.
Baca SelengkapnyaDia hanya mengatakan bahwa merek motor listrik ini sudah dijual di Indonesia, tetapi produksinya masih dilakukan di luar negeri.
Baca SelengkapnyaPIDI 4.0 adalah sebuah lembaga pemerintah yang dibangun untuk membantu industri di Indonesia bertransformasi menuju industri 4.0.
Baca SelengkapnyaSalah satu perusahaan otomotif asal China, BYD akan segera masuk ke pasar Indonesia mulai 2024.
Baca SelengkapnyaBYD Motor Indonesia mengkonfirmasi tidak akan ada perbedaan harga signifikan ketika nanti dirakit lokal. Yuk simak!
Baca Selengkapnya30 persen produk hasil pabrik Lotte Chemical Indonesia ditujukan untuk ekspor.
Baca Selengkapnya