Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Atasi penyakit ikan, KKP optimis produksi perikanan budidaya naik

Atasi penyakit ikan, KKP optimis produksi perikanan budidaya naik Nelayan Sadeng panen ikan layur dan tongkol. ©2015 merdeka.com/kresna

Merdeka.com - Produk Domestik Bruto (PDB) sektor perikanan pada tahun 2017 ditargetkan mampu mencapai 9 persen dan dapat terus meningkat setiap tahun. Salah satu yang diharapkan dapat memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap pertumbuhan PDB sektor perikanan yaitu kegiatan ekonomi di bidang perikanan budidaya. Oleh karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya setiap tahunnya.

Hingga tahun 2019, KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) menargetkan produksi mampu mencapai 31,3 juta ton. Salah satu faktor penentu tercapainya target produksi perikanan budidaya tersebut tidak terlepas dari kemampuan untuk mencegah dan mengendalikan berbagai penyakit ikan. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, menyampaikan hal tersebut dalam sambutannya di acara 10 TH SYMPOSIUM ON DISEASE ON ASIAN AQUACULTURE

(DAA10), di Denpasar Bali (28/08).

Orang lain juga bertanya?

Slamet menjelaskan bahwa berbagai kebijakan dan langkah pencegahan dan pengendalian penyakit ikan telah dilakukan oleh DJPB, sehingga sampai saat ini Indonesia mampu terus meningkatkan produksi perikanan budidaya. produksi perikanan budidaya dari tahun 2011-2015 rata-rata mengalami kenaikan sebesar 19,08 persen.

"Produksi perikanan budidaya setiap tahun terus meningkat, peningkatan tersebut tidak terlepas dari semakin kondusifnya iklim usaha budidaya baik secara regulasi, kemudahan perizinan, infrastruktur yang semakin membaik dan kemampuan kita untuk terus mencegah dan mengendalikan berbagai penyakit ikan yang dapat mengancam usaha budidaya," ungkap Slamet.

Sebagaimana diketahui bahwa KKP telah menetapkan kebijakan penerapan Good Hatchery Practices (GHP), Good Aquaculture Practices (GAP), serta monitoring residu di tingkat nasional sebagai langkah pencegahan dan pengendalian penyakit maupun kontaminan pada ikan untuk menjamin kesuksesan usaha budidaya dan menjadi tool untuk mewujudkan jaminan produk perikanan budidaya Indonesia aman untuk dikonsumsi.

"Saat ini Indonesia masih bebas dari penyakit yang menyerang udang yaitu white feses dan acute hepatopankreas necrosis disease (AHPND) dan juga Tilapia Lake Virus (TiLV) yang menyerang ikan dari jenis Tilapia dan saat ini tengah hangat dibicarakan. Hal ini dapat terwujud karena Indonesia telah menerapkan tindakan pencegahan, biosecurity yang ketat dan tindakan pemeriksaan karantina ikan di pintu masuk dan keluar baik untuk keperluan dalam negeri maupun luar negeri," tambah Slamet.

Sebagaimana diketahui KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah mengeluarkan surat edaran nomor 3975/DJPB/VII/2017 tanggal 14 Juli 2017 tentang Pencegahan dan pemantauan terhadap Penyakit TiLV pada Ikan Nila. Dalam edaran ini disebutkan langkah-langkah pencegahan dan pemantauan terhadap Penyakit TiLV, yaitu: pertama, melarang pemasukan calon induk, induk, dan/atau benih ikan Nila dari negara yang terkena wabah TiLV yaitu Israel, Kolombia, Ekuador, Mesir dan Thailand; Kedua: membatasi pemasukan calon induk, induk, dan/atau benih ikan Nila dari negara yang tidak terkena wabah dengan memenuhi ketentuan wajib melampirkan izin pemasukan ikan hidup, melampirkan sertifikat kesehatan ikan dan uji hasil mutu; Ketiga: untuk sementara tidak melakukan kegiatan penebaran benih Tilapia di perairan umum; Keempat: melakukan pengujian laboratorium di pintu pemasukan dan pengeluaran antar daerah; dan Kelima: meminta seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup DJPB dan Dinas Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan surveilan serta monitoring penyakit TiLV.

Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah Simposium DAA 10

Kesuksesan Indonesia mencegah dan mengendalikan berbagai penyakit ikan mendapatkan apresiasi dari masyarakat internasional. Fish Health Section - Asian Fisheries Society (AFS-FHS) menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan event 3 (tiga) tahunan Symposium On Disease On Asian Aquaculture yang ke-10 (DAA10). Simposium ini dihadiri oleh +/- 400 orang peserta dari 28 negara di dunia serta dirangkaikan dengan pameran teknologi perikanan budidaya.

AFS-FHS merupakan wadah bagi masyarakat perikanan Asia yang fokus terhadap kesehatan ikan maupun hewan akuatik lainnya yang terdiri dari para ahli, peneliti, praktisi, mahasiswa, dan stakeholders lainnya. Organisasi ini didirikan pada tahun 30 Januari 1989 di Malaysia dan menyelenggarakan simposium DAA perdananya pada tanggal 26-29 November 1990 di Kuta – Bali, Indonesia. Saat ini, AFS-FHS beranggotakan masyarakat dari negara-negara di Asia dan Indonesia termasuk ke dalam salah satu anggotanya.

Pendirian AFS-FHS merupakan wujud kepedulian masyarakat dunia terhadap pencegahan dan pengendalian berbagai penyakit ikan dan hewan akuatik lainnya. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa perubahan iklim global dapat menimbulkan adanya patogen atau penyakit ikan baru seperti AHPND, TiLV dan mungkin penyakit lainnya yang belum diketahui patogennya serta isu-isu lainnya yang dapat merugikan ekonomi di tingkat nasional dan internasional.

Dr. Phan Thi Van, Chairperson Fish Health Section - Asian Fisheries Society Executive Committee 2014-2017 menjelaskan bahwa penyelenggaraan event DAA merupakan wadah diskusi bagi para stakeholders baik ahli, peneliti, praktisi, mahasiswa, bahkan pebisnis terkait perkembangan isu terkini dalam pengelolaan penyakit dan kesehatan ikan. Melalui kegiatan ini diharapkan AFS-FHS dapat mendukung perkembangan akuakultur tingkat regional maupun internasional dimana akuakultur ke depan menjadi lebih strategis dalam perannya mewujudkan ketahanan pangan global.

"Para pembudidaya ikan di Indonesia dan juga seperti di negara lain, dihadapkan pada berbagai serangan penyakit yang akan mengganggu dalam proses produksi. Oleh sebab itu, kita sangat memerlukan bantuan para ahli penyakit ikan dalam menangani penyakit termasuk penggunaan obat ikan untuk mengurangi risiko dampak lingkungan sehingga kami menyambut baik kehadiran AFS-FHS dan penyelenggaraan even ini," pungkas Slamet. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pendapatan Negara Bukan Pajak Sektor Perikanan Capai Rp1,97 Triliun
Pendapatan Negara Bukan Pajak Sektor Perikanan Capai Rp1,97 Triliun

Produksi perikanan nasional telah mencapai Rp18,26 juta ton.

Baca Selengkapnya
KKP dan MSC Kawal Ketertelusuran & Keberlanjutan Ikan Konsumsi
KKP dan MSC Kawal Ketertelusuran & Keberlanjutan Ikan Konsumsi

Kerja sama kedua pihak yang telah dirintis sejak tahun 2019.

Baca Selengkapnya
Sebagai Negara Maritim, Minat Orang Indonesia Makan Ikan Terendah di Asia
Sebagai Negara Maritim, Minat Orang Indonesia Makan Ikan Terendah di Asia

Produk-produk ini mengandung minimal 30 persen kandungan ikan, menawarkan variasi menu yang tidak hanya memenuhi selera lokal tetapi juga internasional.

Baca Selengkapnya
Banyuwangi Fish Market Festival, Pesta Ikan Segar dan Promosi Potensi Perikanan
Banyuwangi Fish Market Festival, Pesta Ikan Segar dan Promosi Potensi Perikanan

Pemkab Banyuwangi kembali menggelar Banyuwangi Fish Market Festival yang dipusatkan di kawasan Kampung Mandar Banyuwangi.

Baca Selengkapnya
Ekspor Hasil Perikanan Indonesia Tembus Rp73 Triliun
Ekspor Hasil Perikanan Indonesia Tembus Rp73 Triliun

Angka ekspor Januari-Oktober 2024 mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya
KKP Catatkan Potensi Transaksi USD15,6 Juta di World Seafood Shanghai
KKP Catatkan Potensi Transaksi USD15,6 Juta di World Seafood Shanghai

Dalam pameran internasional yang berlangsung selama 3 hari ini, KKP membawa 9 eksportir produk perikanan.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Yakinkan Amerika, Hasil Perikanan Indonesia Berkualitas Tinggi
Pemerintah Yakinkan Amerika, Hasil Perikanan Indonesia Berkualitas Tinggi

Pemerintah yakinkan Amerika hasil perikanan Indonesia memenuhi persyaratan mutu.

Baca Selengkapnya
Pakan hingga Benur Udang Purwakarta Diekspor ke Brunei, Badan Karantina Pastikan Bebas Penyakit
Pakan hingga Benur Udang Purwakarta Diekspor ke Brunei, Badan Karantina Pastikan Bebas Penyakit

42 ton pakan udang, 8 juta ekor benur, dan 400 ekor induk udang dengan total nilai ekonomi mencapai Rp. 1,66 Miliar dikirimkan.

Baca Selengkapnya
KKP Gandeng UNIDO Angkat Daya Saing Udang dan Emas Hijau di Pasar Dunia
KKP Gandeng UNIDO Angkat Daya Saing Udang dan Emas Hijau di Pasar Dunia

Program SMART-Fish 3 dimaksudkan memperkuat produksi, standar mutu, diversifikasi produk, dan peluang pasar produk udang dan rumput laut.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Minta Jumlah Tangkapan Ikan Dikurangi, Nelayan Bisa Lakukan Cara Ini
Pemerintah Minta Jumlah Tangkapan Ikan Dikurangi, Nelayan Bisa Lakukan Cara Ini

Jumlah ikan di Indonesia masih surplus, diharapkan menjadi kekuatan pangan nasional ke depan.

Baca Selengkapnya
KKP Ajak Istri Nelayan Cermat Baca Peluang Usaha Perikanan
KKP Ajak Istri Nelayan Cermat Baca Peluang Usaha Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong produktivitas nelayan di Indonesia, termasuk keluarganya.

Baca Selengkapnya
Foto: KKP Sebut Ketersediaan Ikan Selama Ramadan hingga Idulfitri Aman
Foto: KKP Sebut Ketersediaan Ikan Selama Ramadan hingga Idulfitri Aman

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan kebutuhan ikan secara nasional aman selama Ramadan hingga Lebaran.

Baca Selengkapnya