Atasi perbedaan, Indonesia butuh solusi damai bukan bikin galau
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan melihat sudah banyak aksi pengabaian kemajemukan yang mampu memecah belah bangsa Indonesia. Luhut mengatakan hal itu membuat masyarakat rindu dengan sosok Presiden Indonesia ke-4 KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur.
"Sekarang ini banyak yang bilang, kalau ada Gus Dur pasti dia sudah bicara soal ke-Indonesiaan," kata Luhut saat menghadiri Haul Gus Dur ke-7 yang digelar di Matraman, Jakarta, Rabu (12/1) malam.
Luhut menuturkan Indonesia kehilangan sosok pelindung dan pemersatu bangsa setelah wafatnya mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut. Luhut menilai saat ini masyarakat Indonesia perlu menerapkan nilai-nilai positif yang sejak dahulu diperjuangkan Gus Dur untuk mempersatukan bangsa.
-
Kenapa Luhut bicara tentang warga negara dan krisis? Komentar Luhut tentang 'warga negara' yang perlu merenungkan tindakan mereka selama krisis tidak ditujukan pada Najwa karena mendukung protes pada Agustus 2024, melainkan tentang bagaimana orang bersikap menjelang Pilkada 2020.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Siapa yang sebut hukum di Indonesia terguncang? Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Chico Hakim menyebut, bahwa putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia capres-cawapres menjadi persoalan serius terkait hukum di Indonesia.
-
Siapa yang disebut Bapak Pluralisme Indonesia? K.H. Abdurrahman Wahid atau biasa dikenal Gus Dur merupakan sosok guru bangsa yang karismatik. Presiden keempat Republik Indonesia ini juga disebut-sebut sebagai Bapak Pluralisme.
-
Di mana kesenjangan terjadi? Masalah kesenjangan ini tidak hanya terjadi dalam aspek sosial masyarakat, tetapi juga berbagai aspek lainnya. Mulai dari kesenjangan ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga kesenjangan digital.
-
Siapa yang terdampak kesenjangan? Dampaknya dapat dirasakan oleh individu dan kelompok yang kurang beruntung, seperti penurunan kualitas hidup, ketidakadilan, perasaan terpinggirkan, dan kesulitan untuk meraih kesempatan yang sama dengan kelompok yang lebih beruntung.
"Kita kehilangan seorang figur yang selalu mencari jalan keluar dalam perbedaan secara damai, bukan dalam bentuk-bentuk yang membuat kita menjadi galau," kata mantan Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia itu.
Selain Luhut, peringatan hari wafatnya Gus Dur yang bertema 'Gus Dur Sang Aktivis' itu juga dihadiri oleh mantan Menteri Luar Negeri Indonesia Alwi Shihab dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaMenurut Habib Luthfi, sampai saat ini Polri telah berhasil menjaga stabilitas keamanan selama gelaran Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKebersamaan yang dinaungi Pancasila sebagai ideologi telah berkali-kali melewati ujian kebangsaan
Baca SelengkapnyaUntuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan, Gerindra partai pendekar. Tidak mau memainkan narasi kebencian dan politik pecah belah.
Baca SelengkapnyaSetiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaIndonesia adalah negara dengan keragaman yang majemuk.
Baca SelengkapnyaPentingnya menghormati kebebasan beragama dan tanggung jawab sosial dalam menjaga kehidupan plural di Indonesia
Baca SelengkapnyaSalam lintas agama merupakan salah satu upaya berkesinambungan merawat kemajemukan dimiliki Indonesia.
Baca SelengkapnyaPara elite politik diingatkan tidak menggunakan politik identitas dan ujaran kebencian demi meraih kekuasaan
Baca SelengkapnyaKekaguman ini disampaikan Paus Fransiskus di Istana Negara Jakarta.
Baca SelengkapnyaPaus Fransiskus menilai keberagaman justru menciptakan kehidupan yang damai.
Baca Selengkapnya