Atun dianiaya sesama TKI di Hong Kong

Merdeka.com - Gadis belia asal Pati, Jawa Tengah, Imrohatun (Atun) rela merantau hingga ke Hong Kong untuk mendapatkan pekerjaan sebagai pekerja rumah tangga (PRT) dengan upah yang dinilai menggiurkan.

Namun, untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, baru 2 bulan bekerja menjadi TKI di Hongkok, Atun (21) malah mendapat kekerasan dari sesama PRT.

"Saya di sana tuh baru masuk, tapi sudah ada 2 pembantu yang sudah lama. Dari Thailand (Mila) dan dari Indonesia (Ayen, Jawa Timur). Saya suka dikasarin sama Mila dan Ayen," ungkapan Atun di Jakarta, Jumat (6/3).

Atun memaparkan aksi kekerasan yang dilakukan terhadapnya berupa finah, kekerasan hingga aksi pelemparan kotoran binatang.

"Saya pernah dilempar sama tai anjing, ditendang dan fitnah saya kepada majikan saya. Saya heran, padahal dia orang Indonesia juga tapi kenapa dia begitu. Mentang-mentang dia sudah lama kerja saya jadi diginiin," tutur Atun.

Tekanan terhadap Atun, tidak hanya datang dari rekan kerja sesama PRT, perusahaan penyalur tenaga kerja yang menaungi Atun pun turut menambah beban Atun. Di Hong Kong, Atun bekerja di bawah naungan PT. Dewi Pengayom Bangsa, Pati, Jawa Tengah.

Menurut Atun, PT. Dwi Pengayon Bangsa mengancam tidak akan membayarkan gaji Atun apabila dirinya keluar dari tempatnya bekerja. Alasannya, Atun masih memiliki utang yang harus dibayar kepada perusahaan.

Sebelum berangkat ke Hong Kong sebagai TKI, Atun dijanjikan gaji sebesar 4.100 dolar Hong Kong per bulan, angka tersebut bisa bertambah menjadi 4.600 dolar Hong Kong bila Atun tidak mengambil libur. Namun, Atun mengaku hanya sekali digaji.

Kini Atun masuk dalam Komite Persatuan Perjuangan dan menuntut gajinya yang belum cair.