Awas, ini bahaya naik ojek online yang tak disadari
Merdeka.com - Layanan ojek online saat ini sedang berada di atas angin, karena eksistensinya sangat diminati oleh masyarakat. Namun, ternyata privasi dan data pelanggan dalam layanan ini sama sekali tidak terjamin kerahasiaannya, oleh operator penyelenggara atau bahkan pemilik aplikasinya.
Hal ini membuat data para pelanggan itu kerap disalahgunakan oleh sejumlah oknum pengendara. Beberapa di antaranya ada yang diteror si pengendara (driver) ojek online, karena si pelanggan memberikan testimoni buruk atas layanannya. Bahkan, beberapa di antaranya juga ada yang nekat merayu bekas pelanggannya, dengan meng-sms bernada menggoda.
Terkait kerahasiaan data dan privasi para pelanggan ojek online ini, Direktur Eksekutif Indonesia Information and Communication Technology Institute, Heru Sutadi mengatakan, seharusnya penyedia layanan dan aplikasi online ini bisa mengakomodir kepentingan para pelanggannya, untuk menjaga kerahasiaan data mereka dalam database.
-
Bagaimana Gojek mengintegrasikan layanannya? GoTransit memungkinkan masyarakat untuk memesan GoRide (ojek online) untuk menuju atau melanjutkan perjalanan dari stasiun, serta membeli tiket Commuter Line dalam satu proses transaksi.
-
Kenapa Gojek mendapat penghargaan? Penghargaan ini menunjukkan bahwa Gojek diakui sebagai penyedia layanan ride-hailing yang paling dipilih oleh pengguna saat menggunakan angkutan umum di Jakarta.
-
Kapan ojek pertama kali muncul? Ojek sendiri pada mulanya berkembang di pedesaan Jawa Tengah pada tahun 1969.
-
Apa penghargaan yang diterima Gojek? Penghargaan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) yang diterima baru-baru ini menjadi bukti nyata dari pencapaian tersebut.
-
Kenapa Gojek menyediakan motor listrik? Program bergabung sebagai mitra pengemudi Gojek, GoRide Electric bertujuan mendukung penggunaan motor ramah lingkungan.
-
Apa itu ojek? Mengutip dari Jurnal Ojek dari Masa ke Masa Kajian secara Manajemen Sumber Daya Manusia karya Neneng Fauziah, mengatakan bahwa istilah ‘ojek’ berasal dari kata ‘obyek’.
Menurutnya, fitur dalam aplikasi layanan mereka ataupun mekanisme pemesanan antara pelanggan dan driver nya, bisa merahasiakan data seperti nomor telepon, alamat rumah, atau bahkan data krusial lainnya. Kemudian, sebaiknya diberikan juga pilihan menu, apakah pelanggan yang hendak memberikan testimoni atas layanan mereka, bisa mempublikasikan identitasnya atau tidak.
"Jadi data itu kan tidak semuanya boleh di share. Mungkin kalau nama atau ID nya saja iya boleh, tapi kan harus diberikan pilihan juga, apakah orang boleh memberikan testimoni atas sebuah layanan, tanpa membuka atau memperlihatkan data pribadinya seperti nomor telepon atau alamat," ujar Heru saat dihubungi merdeka.com, Rabu (9/9).
Heru juga menegaskan, data pelanggan merupakan hal yang hanya boleh diketahui oleh operator dari penyedia jasa aplikasi tersebut, dan seharusnya tidak mudah diakses oleh siapapun. Sebab, hal ini merupakan sesuatu yang sangat sensitif untuk sebagian orang, agar tak mudah diganggu oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.
"Penyedia aplikasinya saja yang boleh tahu, karena mereka memegang database pengguna. Tapi kalau pengendara (driver)nya enggak usah tahu data pelanggannya," .
"Penyelenggara (pemilik aplikasi) harus menjaga privasi si pengguna atau pelanggannya. Sebab bisa saja terjadi teror atau sms yang mengganggu atau menggoda pelanggan. Apalagi misalnya ada pihak ketiga yang ingin melacak si pelanggan, kan bisa jadi bahaya. Makanya, data pelanggannya harus dijaga banget oleh pihak penyelenggaranya."
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penumpang ojol terkadang berkelakuan absurd bikin pengguna jalan lain ngakak. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaNegara seharusnya tidak absen dalam pembuatan regulasi untuk menyejahterakan ojek online.
Baca SelengkapnyaPenumpang ojol pakai helmnya malah di bolak-balik. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaOjek sudah ada sejak tahun 1960-an di pedesaan dan merembet sampai ke perkotaan.
Baca SelengkapnyaSebab, ojol yang merupakan bagian dari pekerja tidak tetap atau gig sangat menitikberatkan pada fleksibilitas waktu dalam bekerja.
Baca SelengkapnyaAdu mulut penumpang dan driver ojol karena minta dibayar lebih dari kesepakatan ini viral bikin kesal.
Baca Selengkapnyaalasan wanita itu tak mau memakai helm karena takut rambutnya rusak karena masih basah.
Baca SelengkapnyaBanyak juga yang meledeknya dan driver ojol karena pegangan tangan.
Baca SelengkapnyaRibuan driver ojek online demo mendesak adanya aturan jelas mengenai tarif bagi pengguna jasa agar aplikator bertindak sewenang-wenang.
Baca Selengkapnya