Awas, pemerasan bermodus jual tiket marak di terminal bus
Merdeka.com - Ditreskrimum Polda Metro Jaya membekuk empat pelaku pemerasan dengan kekerasan di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur. Keempatnya diketahui memeras dengan modus menawarkan tiket pulang kampung kepada calon korbannya.
Keempatnya yakni Edy, Dikki, Munawar dan Budi. Mereka dibekuk oleh Unit 2 Subdit 3 Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya usai melakukan aksinya kepada korban Akyadi, pada Senin (11/4) sekira pukul 17.00 WIB.
"Pada awalnya korban Akyadi turun dari mikrolet di Terminal Pulo Gadung, lalu korban dipepet keempat pelaku dengan bermodus menawarkan tiket bus ke kampung," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Eko Hadi Santoso, Selasa (12/4).
-
Kenapa pelaku meminta uang dari korban? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku.
-
Bagaimana penipu meminta korban untuk mendapatkan hadiah? Dalam postingan yang diunggah oleh akun Facebook @BAIM WONG Berbagi Hadiah dan @Berikan Timor Leste, dijelaskan bahwa untuk mendapatkan hadiah, kita perlu menjawab pertanyaan yang tertera pada postingan dan kemudian mengirim jawaban melalui ikon pesan.
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan? 'Saya bukanlah orang yang ada dalam berita ini. Saya tidak melakukan transplantasi wajah,' katanya kepada saluran tersebut, seraya menambahkan ia telah menjalani operasi yang berbeda empat tahun lalu.
-
Siapa yang jadi korban penipuan? Defri mengalami insiden ini ketika menerima tawaran investasi pada pertengahan 2023.
-
Siapa korban penipuan ini? Namun data universitas itu masih dalam penyidikan sehingga belum bisa disampaikan ke publik.
Eko menjelaskan, korban pun tak menaruh rasa curiga hingga mengiyakan transaksi pembelian tiket. Namun saat korban ikut transaksi di pojokan terminal, tiba-tiba pelaku meminta biaya tiket yang tidak sesuai harga sebagaimana ditetapkan pemerintah.
"Karena korban tidak bisa menyanggupi, korban lalu dipaksa menjual handphonenya dengan harga yang murah, sesekali korban juga mendapat perlakuan kasar hingga dipukul mukanya. Korban yang ketakutan itu lalu mengikuti keinginan pelaku," ungkapnya.
"Setiap melakukan perbuatannya, keempat pelaku ini menggunakan dan mengeluarkan pisau lipat untuk menakut-nakuti korbannya, serta mengancam apabila para korban tersebut tidak menuruti akan dimatiin di lokasi," tambahnya.
Dalam pemerasan ini, Lanjut Eko, adapun para pelaku sudah mempunyai peranan masing-masing, yakni Edy dan Dikki berperan sebagai mencari calon penumpang dan mengambil paksa barang milik korban, serta sisa pelaku ada yang memeras hingga ada yang menakut-nakuti korban dengan pisau lipat yang selalu dibawa pelaku.
"Atas perbuatannya pun pelaku berhasil kami bekuk bersama barang bukti berupa dua lembar tiket Bus PO Sari Indah, tiga buah handphone, satu buah seragam awak bus, satu buah pisau lipat, tiga buah dompet, satu buah korek gas dan uang tunai sebesar Rp 690 ribu. Kini mereka masih kami lakukan pemeriksaan lebih lanjut," tutupnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
'Saya suami istri, dimintai ongkos Rp500.000 buat berdua. Padahal biasanya cuma Rp100.000."
Baca SelengkapnyaModus pencurian serupa sebenarnya sudah sering terjadi, namun jarang terungkap.
Baca SelengkapnyaKeduanya coba memeras calon penumpang yang akan menyeberang ke Lampung menggunakan bus. Kemudian dianiaya sejumlah calo atau preman.
Baca SelengkapnyaPolisi meminta kedua calo diduga menganiaya dan memeras calon penumpang menyerahkan diri.
Baca SelengkapnyaPelaku sehari-hari berprofesi sebagai petugas keamanan telah diamankan kepolisian.
Baca SelengkapnyaPengemis tampak menolak uang Rp2 ribu dari pengendara mobil lantaran nominal yang diminta tak sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Baca SelengkapnyaAlhasil, uang Rp1,5 juta di dalam tas miliknya terpaksa diberikan karena takut ditembak
Baca SelengkapnyaAwalnya akun X @Widino mengungkap Ipadnya diduga ditukar jadi buku dan genteng
Baca SelengkapnyaDua turis itu berulang kali meminta untuk turun, tetapi mobilnya terus melaju sambil memalak dua bule.
Baca SelengkapnyaPenangkapan terhadap pelaku dilakukan di Jakarta setelah polisi berkoordinasi dengan Grab.
Baca SelengkapnyaSebuah rekaman video memperlihatkan sopir bus menjadi korban pungutan liar (pungli) di kawasan Thamrin City.
Baca SelengkapnyaTindakan kejahatan tak mengenal waktu dan tempat. Menjaga waspada tetap diutamakan terlebih saat berkendara.
Baca Selengkapnya