Ayah Korban Sate Sianida Masih Trauma
Merdeka.com - Seorang perempuan berinisial NA (25) warga Majalengka, Jawa Barat ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus sate beracun yang berujung pada meninggalnya N (10), anak dari seorang pengemudi ojek online bernama Bandiman.
Paska ditangkapnya NA, pihak keluarga Bandiman bersyukur atas terungkapnya kasus tersebut. Melalui kuasa hukumnya, Chandra Siagian, keluarga Bandiman berharap agar tersangka dihukum semaksimal mungkin.
"Harapan dari keluarga Pak Bandiman adalah syukur Alhamdulillah pelaku sudah ditangkap. Keluarga berharap pelaku bisa dihukum semaksimal mungkin," kata Chandra di Mapolres Bantul, Senin (3/5).
-
Kenapa keluarga korban minta pelaku dipenjara? 'Kalau misal ada undang-undangnya saya minta untuk dipenjarakan saja. Biar ada efek jera. Karena itu anak telah melakukan kejadian yang sangat brutal,'
-
Siapa yang mengapresiasi kinerja Bareskrim Polri? Komisi III DPR mengapresiasi kinerja Bareskrim Polri yang mampu membongkar tindak pidana pencucian uang (TPPU) dan kejahatan narkoba internasional jaringan FP.
-
Bagaimana pelaku ditangkap? Pelaku ditangkap di tempat dan waktu berbeda. Pelaku LL warga Kelurahan Kefamenanu Selatan ditangkap di Weain, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka pada Selasa (18/10) kemarin.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Chandra menerangkan jika paska kejadian sate beracun yang merenggut nyawa sang anak, Bandiman disebut Chandra masih mengalami trauma. Karena trauma ini, Bandiman hingga saat ini belum berangkat menarik ojek online lagi.
"Pak Bandiman sampai saat ini masih di rumah saja. Masih trauma," tutur Chandra.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sadisnya Ayah di Tangerang Aniaya Anak Sambung hingga Tewas
Baca SelengkapnyaPara terdakwa diputus bersalah tetapi hukumannya jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum.
Baca SelengkapnyaKeyakinan itu baru disuarakannya setelah mendapat pendampingan hukum dari tim pengacara.
Baca SelengkapnyaAyah Yudha Arfandi meluapkan kekecewaan usai sidang karena JPU menuntut hukuman mati. Ia menuding jaksa lebay. Tamara Tyasmara bereaksi santai.
Baca SelengkapnyaPembunuhan terhadap Iwan Sutrisman Telaumbanua (21) memberi luka mendalam kepada keluarga korban.
Baca SelengkapnyaIptu Rudiana memastikan dirinya tak diam atas kasus ini. Namun dia meminta pihak lain tak membuat asumsi yang membuat keluarga mereka tersakiti.
Baca Selengkapnya