Ayah pelaku teror Gereja St Yosep: Anak saya korban!
Merdeka.com - Keluarga IAH (17), pelaku teror di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr Mansyur, Medan yakin remaja itu merupakan korban pencucian otak. Mereka menduga ada orang yang memengaruhinya hingga melakukan perbuatan itu.
"Karena anak saya ini masih di bawah umur, lalu ada orang-orang tertentu mempengaruhi, mengajari, begini-begono. Kebutuhanmu kupenuhi asal kau lakukan begini, dilakukan yang begitu, apa itu enggak korban? Jadi saya ini sekarang korban, bukan pelaku kejahatan, enggak, anak saya ini korban," kata Makmur Hasugian, ayah dari IAH (17), saat dihubungi wartawan via telepon, Selasa (30/8).
Dia menyatakan mengutuk pelaku pencucian otak yang telah memberi harapan-harapan, janji-janji, sehingga memengaruhi IAH. "Itu yang harus dikipas," ucapnya.
-
Mengapa ayah Menpora diperiksa? “Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan dalam perkara dimaksud,“ tutur Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana dalam keterangannya, Kamis (10/8).
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas serangan? Seorang juru bicara Qualcomm menyatakan bahwa patch telah dikirimkan, namun kini tanggung jawab ada di tangan pengguna.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas serangan ini? SOPHOS menyebut serangan ini sebagai 'SEO poisoning,' sebuah teknik di mana peretas memanipulasi hasil pencarian untuk menempatkan situs mereka di posisi teratas.
-
Siapa yang terpengaruh tekanan dari luar? Individu yang memiliki kecerdasan emosional (EQ) tinggi umumnya tidak mudah terpengaruh oleh tekanan dari luar.
Ditanya soal komunikasi IAH dengan orang luar, Makmur tidak melihat ada orang yang asing datang ke rumahnya. "Tidak ada, tidak pernah ada orang bertamu ke rumah ini," sebutnya.
Dia menyatakan, keluarganya berharap para pelaku pencucian otak itu bisa segera ditangkap dan dihukum. Pengawasan harus ditingkatkan aparat negara agar orang-orang yang memengaruhi anak-anak orang tidak lagi berkeliaran dan merajalela. Sebab, jika dibiarkan berkeliaran, akan ada anak lain yang menjadi korban.
Seperti diberitakan, IAH diamankan di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr Mansyur Medan, Minggu (28/8) pagi. Dia diduga ingin meledakkan bom. Pemuda ini diringkus jemaat saat menyerang pastur dengan pisau. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ayah di Muara Baru Banting Anaknya di Tengah Keramaian hingga Meninggal
Baca SelengkapnyaSaat ini korban takut bertemu dengan ayah kandungnya dan sempat tidak ingin berkomunikasi dengan ibunya.
Baca SelengkapnyaAnak berusia tiga tahun tersebut dibunuh oleh sang ayah saat tengah tertidur menggunakan golok.
Baca SelengkapnyaBerkat pengakuan Danu yang juga ditetakan tersangka, tabir pembunuhan ibu dan anak di Subang jadi terang.
Baca SelengkapnyaAda dugaan, pelaku mengidap gangguan jiwa. Tetapi kebenarannya masih didalami
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi saat korban dan ibunya tidur di kamar rumahnya, Selasa (19/11) dini hari
Baca SelengkapnyaTragis Nasib Pelajar di Gowa, Diperkosa Ayah Lalu Dicekoki Obat Aborsi Berkali-Kali
Baca SelengkapnyaHingga kini, kepolisian masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut kaitan dengan kejadian itu.
Baca SelengkapnyaBeredar informasi jika penyebab penganiayaan ini dilatarbelakangi persoalan keluarga.
Baca SelengkapnyaJoktan Bani (67) tewas mengenaskan setelah lehernya ditebas putra kandungnya YB alias Yosit (35). Sang anak juga tewas, diduga bunuh diri.
Baca SelengkapnyaKorban dan pelaku hanya tinggal berdua serumah. Para saksi menyebut usai ditinggal ibunya, SPN kurang kasih sayang.
Baca SelengkapnyaHasil tes urine menjadi bukti kuat tindakan tersangka dilakukan secara sadar.
Baca Selengkapnya