Ayah terduga teroris Siyono pasrah dengan hasil autopsi
Merdeka.com - PP Muhammadiyah dan Komnas HAM berencana menyampaikan hasil autopsi terhadap jenazah Siyono, terduga teroris yang tewas di tangan anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri kepada keluarga. Mereka akan mengunjungi keluarga Siyono di Dukuh Brengkungan RT 11 RW 5, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah.
Ayah kandung Siyono, Marso Diyono mengaku pasrah. Dia enggan menanggapi rencana kedatangan PP Muhammadiyah dan Komnas HAM. Dia mengaku selama ini tak mengikuti perkembangan autopsi yang dilakukan tim dokter PP Muhammadiyah.
"Saya ketika jenazah Siyono digali, saya tidak boleh ke mana-mana. Mau ngasih makan sapi saja tidak boleh, saya dijaga Kokam," ujar pria yang sering dipanggil mbah Marso tersebut dalam bahasa Jawa halus, Rabu (13/4).
-
Bagaimana Kak Seto bereaksi atas pengakuan anak? Mengenai hal ini, Kak Seto akan menghubungi kepala sekolah dan para guru untuk mencocokkan kebenarannya.
-
Kenapa Marsose kejam? Setiap prajuritnya bukanlah tentara resmi dari Belanda, melainkan mereka adalah tentara bayaran yang bisa membunuh siapa saja yang menghalanginya tanpa pandang bulu.
-
Apa yang dilakukan Kasad Maruli? Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menghadiri acara pelepasan elang Jawa di tempat latihan Kostrad.
-
Siapa yang melakukan Marsuap? Dilakukan oleh tiap anggota keluarga yang hadir di makam Marsuap dilakukan oleh setiap anggota keluarga yang hadir di makam untuk ziarah.Mereka melakukannya secara bergantian, setelah menaruh bunga dan memanjatkan doa.
-
Kenapa anak sosiopat tidak peduli dengan konsekuensi? Anak yang tidak memiliki empati mungkin tidak akan merasa sesal saat melihat penderitaan orang atau hewan.
-
Siapa Mbah Marsiah? Mbah Marsiah merupakan seorang lansia yang hidup sebatang kara. Usianya sudah 75 tahun. Kini ia tinggal di sebuah kampung terpencil di Dusun Kebo Kuning, Desa Karanganyar, Kecamatan Purwonegoro, Banjarnegara.
Mbah Marso mengaku tak peduli lagi dengan hasil autopsi anaknya. Dia dan keluarga sebenarnya tidak setuju dengan autopsi yang dilakukan. Dia sudah mengkihlaskan kematian anaknya tersebut.
"Saya tidak menanggapi apa-apa, tidak punya apa-apa. Itu kan inginnya umat Islam," lanjutnya.
Terkait istri Siyono, Suratmi yang akan mengajukan gugatan kepada Densus 88, Mbah Marso pun enggan menanggapinya. Dia juga tidak diajak bicara tentang hal tersebut oleh Suratmi.
"Saya tidak tahu, saya tidak pernah diajak bicara soal gugatan itu. Sudah, nggak usah menanggapi saya," pungkasnya.
Tewasnya Siyono, terduga teroris asal Desa Pogung, Cawas, Klaten, berbuntut panjang. Selain memeriksa sejumlah anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror, Propam Polri juga meminta keterangan keluarga Siyono di Polsek Cawas.
Informasi dihimpun menyebutkan, anggota keluarga itu adalah kakak almarhum Siyono, yakni Wagiyono. Dalam pemeriksaan tertutup itu, Wagiyono didampingi oleh Sandy Herlian Firmansyah, Direktur Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Menurut Sandy, usai pengumuman hasil autopsi, Muhammadiyah telah membentuk Tim Pembela Kemanusiaan.
"Tim ini bertugas untuk menindaklanjuti hasil autopsi bersama Komnas HAM. Apakah ada pelanggaran HAM berat, atau hanya dalam ranah perdata atau pidana saja. Saya yang diminta ke sini (Klaten) mendampingi keluarga Siyono. Kebetulan hari ini ada panggilan keluarga dalam pemeriksaan Propam," kata Sandy kepada wartawan, di Klaten kemarin.
Selain pendampingan hukum, lanjut Sandy, mereka juga akan mengupayakan pendampingan kejiwaan. Sebab kediaman Siyono saat digerebek merupakan sekolah pendidikan anak usia dini. Dan saat penggerebekan, para siswa dan guru sedang melakukan kegiatan belajar. Sehingga sampai saat ini tak hanya siswa yang mengalami trauma, tetapi juga para guru.
"Akan kita upayakan pendampingan psikologis. Karena banyak siswa dan guru di sini yang mengalami trauma. Kita akan kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah yang mempunyai psikolog yang berkompeten. Sehingga trauma healing bisa segera dilakukan di sini," ujar Sandy.
Sandy juga meminta berbagai pihak memberikan kebebasan kepada istri Siyono dan anak-anaknya, buat menjalani hidup seperti biasa. Pihaknya juga dipastikan akan memberikan konseling trauma kepada Suratmi dan keluarganya hingga kembali seperti semula.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video memperlihatkan seorang casis Polri yang mematung bersedih karena mendengar kabar duka bahwa ayahnya meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaBintoro mengatakan pihaknya menunjukkan sejumlah rekaman video dari kamera pengintai CCTV terkait peristiwa tersebut kepada keluarga korban.
Baca SelengkapnyaTerduga pelaku berinisial TY (35) saat ini sudah dirujuk ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Baca SelengkapnyaNasib pilu dialami oleh pemuda yang merupakan seorang casis Polri. Saat tes masuk polisi, ia mendapatkan kabar duka yang begitu memukul hatinya.
Baca SelengkapnyaJasad korban kemudian akan langsung di terbangkan ke Sulawesi Utara melalui Bandara Soekarno-Hatta.
Baca SelengkapnyaNama Harun kembali mencuat setalah calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan mengundang dan akan membantu menjawab keadilan orangtua Harun, Didin.
Baca SelengkapnyaKepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati, Brigjen Hariyanto mengaku kesulitan mengautopsi kedua jenazah.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan fakta baru dari hasil sementara autopsi ayah dan balita ditemukan tewas membusuk di Koja, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaNama Harun Al Rasyid belakangan kembali mencuat saat debat perdana Capres yang digelar KPU RI, Selasa (12/12) malam.
Baca Selengkapnya