Ayah Tidak Sengaja Bacok Anak Kandung di Garut Terancam 20 Tahun Penjara
Merdeka.com - Polisi menetapkan ER (48), sebagai tersangka setelah melakukan pembacokan membabibuta di Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Selasa (30/7). Akibat perbuatannya, anaknya meninggal dunia dan tiga warga lainnya luka.
Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Maradona Armin Mappaseng mengatakan, akibat perbuatannya ER dikenakan pasal berlapis. Pelaku terancam hukuman 5 hingga 20 tahun penjara.
"Sudah Jadi tersangka dengan alat bukti yang sudah kita dapatkan. Kita kenakan ER ini pasal 351 ayat 2 dan 3, 76C juncto 80. Ancamannya 5 sampai 20 tahun. Sudah jadi," kata Maradona, Kamis (1/8).
-
Siapa yang mengorbankan anak-anak? Sebagai pusat kekuasaan utama di Mesoamerika pra-Hispanik, Chichén Itzá terkenal dengan tradisi berdarahnya, penduduk masa ini juga mengorbankan kerabat termasuk saudara kandung khususnya laki-laki.
-
Siapa yang terluka dalam eksekusi tersebut? Seorang anggota Polri terluka dalam peristiwa itu.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Bagaimana pria itu membunuh anak tirinya? 'Mereka cekcok sehingga tersangka SE ini menusuk SR dan anaknya menggunakan pisau sehingga anak tidak tertolong lagi,' kata Kapolres Merangin AKBP Ruri Roberto.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
Maradona menyebut pihaknya sudah melakukan pemeriksaan kepada ER di Mapolres Garut setelah mendapat limpahan kasus dari Polsek Banyuresmi. Di hadapan penyidik Polres Garut, ER mengakui seluruh perbuatannya yang menyebabkan anaknya sendiri meninggal dunia dan tiga lainnya mengalami luka.
Saat beraksi menggunakan senjata tajamnya, lanjut Maradona, ER mengaku gelap mata sehingga melukai banyak warga termasuk anaknya. Hal tersebut diakui ER karena kesal usai mendengar cerita dari anaknya tentang Andi (20) yang sudah bersenggolan kendaraan dengan anaknya, Nijar (18) di Desa Sukakarya, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut.
"Jadi tersangka ini mengaku kalau sebelum melakukan aksinya menerima informasi kalau anaknya ribut dengan Andi usai senggolan kendaraan. Mendengar hal tersebut ia kemudian mendatanginya sambil membawa senjata tajam menggunakan kendaraan bermotor roda dua. Di sana tersangka menyabetkan senjata tajam secara membabibuta. Di saat bersamaan anaknya datang dan mencoba melerai karena khawatir mungkin. Pengakuannya begitu," kata dia.
Saat anaknya berupaya melerai, lanjut Maradona, ternyata senjata tajam yang digunakan ikut mengenai Nijar sehingga menyebabkan kepalanya dan mukanya luka parah. Berdasarkan hasil visum luar pun dipastikan bahwa kematian Nijar akibat luka dari sabetan senjata tajam yang dibawa ER hingga menyebabkan kehabisan darah.
"Kita tidak lakukan autopsi karena keluarga menolak. Tapi dokter sendiri berdasarkan hasil visum luar bisa memastikan bahwa penyebab kematian Nijar ini karena kehabisan darah akibat dalamnya luka sabetan senjata tajam ER," tukasnya.
Saat ini, kata Maradona, ER sudah berada di tahanan Mapolres Garut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pihaknya pun sudah mengamankan sejumlah barang bukti, mulai senjata tajam hingga kendaraan bermotor yang digunakannya.
Seperti diketahui, seorang remaja asal Kecamatan Banyuresmi, Garut, Nijar (18), meninggal dunia, Rabu (31/7) usai dibacok ayahnya sendiri berinisial ER yang berniat membela anaknya saat berkelahi. Namun nahas, aksi ER dengan cara membacok tersebut malah melukai Nijar.
Komandan Koramil Banyuresmi, Kapten Saripin menyebut, pada Selasa (30/7), terjadi perkelahian di Kecamatan Banyuresmi antara Nijar dan Andi (20). Aksi perkelahian tersebut kemudian dicoba dilerai oleh Burhan (16) dan Eti (45).
"Pada saat bersamaan, ER orangtuanya Nijar datang dan melihat sehingga mengira anaknya sedang dikeroyok oleh tiga orang. Saat itu ia berusaha memisahkan dengan cara membacokkan golok, namun ternyata aksinya itu juga melukai anaknya dan tiga orang lainnya," ujarnya, Rabu (31/7).
Pihaknya sendiri, diakui Saripin menerima informasi tersebut beberapa saat setelah kejadian dan langsung menurunkan anggota untuk mengecek dan mengantarkan para korban ke RSUD dr Slamet Garut. Pihaknya juga memerintahkan tiga anggotanya untuk mengamankan lokasi guna mengantisipasi paska kejadian agar isunya tidak melebar.
"Kejadian ini sudah dalam penanganan pihak kepolisian. Hingga hari ini yang baru pulang dari rumah sakit baru ibu Eti saja. Nijar sendiri dinyatakan meninggal dunia oleh pihak rumah sakit pada pukul 10.30 WIB. Sedangkan dua lainnya masih mendapatkan perawatan," jelasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku sengaja membuat video penyiksaan yang dilakukan terhadap ke tiga anaknya.
Baca SelengkapnyaSeorang ayah di Jagakarsa, Jakarta Selatan tega membunuh 4 anaknya sendiri.
Baca SelengkapnyaSelama mengontrak itu diketahui Panca sama sekali tidak memberikan indentitas berupa KTP atau KK kepada ketua RT setempat.
Baca SelengkapnyaSebelum membunuh sang ibu, pelaku dimarahi ayahnya dengan kata-kata yang memicu emosi.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah menangkap ayah kandung korban inisial BI (44).
Baca SelengkapnyaDalam pertimbangannya, Hakim tidak memberikan keringanan untuk Panca
Baca SelengkapnyaUsai melakukan mencekik korban di dalam kamar, pelaku sempat keluar rumah dan merokok.
Baca SelengkapnyaPanca dengan kejinya menghilangkan nyawa keempat anaknya pada hari Minggu tanggal 3 Desember 2023
Baca SelengkapnyaPanca Darmansyah mengaku menyesali perbuatan sadisnya membunuh keempat anak kandungnya.
Baca SelengkapnyaPerbuatan bejat itu dilakukan pelaku sejak kedua anaknya masih di bawah umur hingga dewasa.
Baca SelengkapnyaHasil tes urine menjadi bukti kuat tindakan tersangka dilakukan secara sadar.
Baca SelengkapnyaD mengalami KDRT oleh Panca hingga pada akhir pekan lalu hingga akhirnya dirawat di RSUD.
Baca Selengkapnya