Babak baru kasus UPS, Haji Lulung serempet nama Ahok
Merdeka.com - Wakil ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana atau yang akrab disapa Haji Lulung tiba-tiba mendatangi Bareskrim Polri pada Kamis (26/6) kemarin. Lulung mengaku kedatangannya untuk menyerahkan berkas dan dokumen mengenai kasus Uninterruptible Power Supply (UPS).
"Saya ingin sekali membantu kepolisian dalam membantu pihak kepolisian dalam rangka mengungkap masalah yang sekarang ada, kita tahu banyaknya akhir-akhir ini yang kita dengar dugaan korupsi oleh pegawai-pegawai pemerintah daerah dan kemudian masalah ini sudah sampai ke Mabes Polri yaitu Bareskrim," kata Lulung di Mabes Polri, Jaksel.
Dia mengaku, kedatangannya merupakan upaya untuk mempercepat penuntasan kasus tersebut. Sebagai warga negara yang sadar akan komitmen terhadap negara dalam memberantas korupsi, baginya kedatangannya adalah jawaban dari komitmen tersebut.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Kapan Ahok menikahi Puput? Pada tanggal 25 Januari 2019 yang lalu, eks Gubernur DKI Jakarta menikah pada usia 52 tahun, sementara pada saat itu Puput masih berusia 22 tahun.
-
Bagaimana hubungan Ahok dan Puput? Walaupun usia mereka berbeda jauh, keluarga mereka kini hidup dalam keharmonisan. Mereka bahkan diberkahi dengan dua anak yang bernama Yosafat dan Sarah Eliana.
"Ini atas kesadaran saya dalam rangka membantu hal hal yang diperlukan oleh pihak kepolisian. Biar tambah clear dengan saya kan. Biar siapa pelaku pelakunya biar semakin jelas nantinya. Karena kalau saya tidak konfirmasi tidak menyampaikan hal apa untuk kepentingan penyidikan itu nantinya asumsi orang dengan saya berbeda-beda," imbuh Lulung.
Dalam kesempatan itu, Lulung menyebut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang paling tahu proyek tersebut mengingat pengusul anggaran ada eksekutif.
"Kita harus tahu gubernur (saat ini Ahok) lah. Kan persetujuan anggaran disetujukan oleh dewan dan gubernur. Kan kami berlima tanda tangan dan gubernur tanda tangan," tutur Lulung.
Menurutnya, semua prosedur pengadaan barang untuk pembangunan daerah DKI Jakarta tentunya melalui kesepakatan bersama gubernur. Itu sebabnya, kata lulung, Ahok lah yang paling tahu detail proyek ini.
"Iya dong. Yang mempersetujukan anggota dewan dan dia, yang mengesahkan itu Kemendagri," imbuh Lulung.
Dia kemudian menjelaskan prosedur sebelum ada kesepakatan dalam pembangunan dan pengadaan barang barang negara.
"Sebelumnya tunjuk kepada kita, kemudian serah kepada Kemendagri. Di Kemendagri dievaluasi lagi bilamana ada kejanggalan atau enggak, kemudian terus mengesahkan. Kemendagri yang mengesahkan baru disampaikan lagi ke pak gubernur, yang disusul beberapa hari untuk Direktorat Dalam Negeri untuk program pembangunan DKI jakarta sudah bisa dijalankan," tutupnya.
Selain itu, Lulung mengatakan selama ini pemerintah tidak pernah berkoordinasi kepada pihak dewan setiap pembelian barang ataupun pengadaan barang-barang untuk urusan pembangunan DKI Jakarta. Untuk itu, ke depannya Lulung meminta pemerintah tunjukkan ke DPRD kalau mau beli barang.
"Berdasarkan evaluasi kami di dewan, bilamana pemerintah ingin beli barang, beli apa gitu lah tunjukkan dululah kepada kami. Tentang apanya sih? Tentang harga satuan barang, ini selama ini kan enggak ada yang diberikan pada kita. Kan itukan tugas pokok yang harus dijalankan pemerintah daerah," ujarnya.
Lulung kemudian menjelaskan tugas pokok yang harus dijalankan oleh pemerintah daerah dalam evaluasi pengadaan maupun pembelian barang ada. "Yang pertama adalah kalau itu adalah barang minta dulu nih harga satuan barang berapa sama enggak dengan harga barang yang dicantumkan dalam situ. Yang kedua, tentunya panitia juga harus verifikasi siapa calon pemenang perusahaannya PT nya kemudian setelah diverifikasi, dilegitimasi, syaratnya cukup dan memenuhi syarat kemudian ditinjau. Ya ditinjau benar enggak kantornya ada. Kemudian detail liat," papar Lulung.
Mengenai berkas yang diserahkan oleh dirinya ke Bareskrim Polri, Lulung mengatakan berkas yang diberikan tidak boleh dipublikasi dan bersifat rahasia. "Enggak boleh tahu dong, itukan rahasia. Pokoknya soal pembahasan, alur cerita dari alur soal pembahasan anggaran belanja. Itu saja," tutupnya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyebut KPK memegang banyak kasus korupsi di PT Pertamina.
Baca SelengkapnyaAhok sudah berkomunikasi dengan politisi PDIP Landen Marbun dan Ketua DPD PDIP Sumatera Utara Rapidin Simbolon.
Baca SelengkapnyaAhok berandai jika ditawari dan berkesempatan menempati jabatan di pemerintahan.
Baca SelengkapnyaDi hadapan para pendukung Ganjar-Mahfud di Eropa, Ahok justru menegaskan melawan balik
Baca SelengkapnyaGerindra tengah mempertimbangkan nama Bobby Nasution di Pilgub Sumut
Baca Selengkapnya“Sekarang Pak Ahok sudah di luar pemerintahan, dia bilang bu minta tugas, saya bilang sudah ada tugasnya,” jelas Megawati
Baca SelengkapnyaDewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan kasus pungli rutan KPK terjadi sejak 2018 secara terstruktur
Baca SelengkapnyaBabah Alun disiapkan untuk mendampingi Kaesang bila maju di Jakarta karena melihat tantangan yang dianggap besar.
Baca SelengkapnyaMenurut Bobby, seluruh partai berhak mencalonkan nama-nama di Pilkada Sumut 2024.
Baca SelengkapnyaPungli di rutan KPK diakomodir oleh salah seorang pegawai rutan yang disebut sebagai 'Lurah'.
Baca SelengkapnyaAhok pada prinsipnya siap untuk ditugaskan di mana saja oleh PDIP.
Baca SelengkapnyaPengacara Muhdlor berharap klien untuk dapat segera dibebaskan.
Baca Selengkapnya