Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bacakan pledoi, Rita Widyasari teringat ayahnya saat terjerat kasus korupsi

Bacakan pledoi, Rita Widyasari teringat ayahnya saat terjerat kasus korupsi Sidang Pledoi Rita Widyasari. ©2018 Merdeka.com/Hari Ariyanti

Merdeka.com - Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) non aktif, Rita Widyasari menjalani sidang kasus dugaan suap dengan agenda pembacaan pledoi di Pengadilan Tipikor pada PN Jakarta Pusat, Senin (2/7). Dalam kasus ini, Rita diduga menerima suap sebesar Rp 6 miliar Direktur Utama PT Sawit Golden Prima, Hery Susanto Gun alias Abun untuk pemberian izin lokasi untuk keperluan inti perkebunan kelapa sawit di Desa Kupang Baru, Kecamatan Muara Kaman, Kutai Kartanegara.

Sejak awal membacakan pembelaan pribadi, Rita tak kuasa menahan tangis karena teringat ayah, suami serta anak-anaknya. Ia pun sempat beberapa saat berhenti karena menahan tangis dan tak bisa melanjutkan membaca pembelaan.

Dalam pembelaannya, Rita menceritakan awal kiprahnya menjadi politikus yang dimulai sebagai Anggota DPRD Kukar. Ia mengatakan ayahnya, Syaukani Hasan Rais yang juga pernah menjabat Bupati dan menjadi terdakwa kasus korupsi, yang menginspirasinya terjun ke dalam dunia politik.

Rita menceritakan saat ayahnya mencalonkan diri sebagai cabup Kukar beberapa tahun silam, ia berperan sebagai tim khusus wanita dan bendahara umum ayahnya. Dari sanalah ia mulai dikenal masyarakat. Saat ayahnya menghadapi kasus besar, ia mengaku sangat terpuruk dan putus asa melihat keadaan ayahnya.

"Saat saya di Polda, di sana ada Khairudin yang juga sedang membesuk ayah saya. Saat itu ayah saya masih sehat. Beliau berpesan kepada saya dan Khairudin untuk melanjutkan perjuangan beliau untuk membangun Kutai Kartanegara dengan lebih baik," ceritanya.

"Masih terngiang ucapan ayah saya itu, 'Rita, kamu harus menjadi anggota DPR dan kamu harus saling mendukung.' Mulai saat itu Khairudin meyakinkan saya untuk maju di DPR tahun 2009 di dapil dia menang yaitu di Dapil tiga," lanjutnya.

Walaupun ia dan Khairudin sama-sama menjadi caleg, Rita mengatakan Khairudin lebih sering turun ke dapilnya berkampanye di tengah masyarakat. Karena kiprah Khairudin itulah ia menaruh hormat kepada Khairudin. Kemudian mereka sering turun ke dapil tiga berbarengan menjumpai masyarakat.

"Saat itu ayah saya sudah tidak lagi menjabat sebagai Bupati Kutai Kartanegara dan menjadi narapidana yang sedang diurus grasinya kepada Presiden," ujarnya.

Ia mengaku memiliki beban yang cukup berat saat itu. Ia pun sering bertanya berbagai hal terkait politik kepada Khairudin karena menilai Khairudin adalah seniornya di DPRD. Saat pemilihan ia mendapat suara terbanyak di Kukar dan termasuk suara tertinggi di Kalimantan Timur. Karena itulah kemudian ia menjabat Ketua DPRD.

Saat Pilkada 2010, ia dipaksa maju mencalonkan diri. Saat rapat internal Partai Golkar, ia menyatakan tak bersedia dan mengajukan dua nama lain.

"Namun semua tak menyetujuinya dan meminta saya untuk maju pada pemilihan itu. Padahal di Partai Golkar saya termasuk orang baru dan saya lebih banyak berada di luat Kalimantan Timur sehingga saya tidak banyak mengenal orang di Kalimantan Timur. Saya hanya mengenal Khairudin yang punya banyak tim di sana dan hampir semua orang Golkar adalah sahabat karibnya," ceritanya.

Ia mengatakan saat berhasil menang Pilkada, ia mengaku kesulitan menjadi seorang kepala daerah. Selain sibuk dengan urusan pemerintahan, ia juga harus mengurus permohonan grasi ayahnya dan melunasi kewajiban uang pengganti kerugian negara sebesar Rp 15 miliar lebih. Ia pun kemudian menjual beberapa aset pribadi seperti emas dan tanah.

Dalam berkiprah di dunia politik, ia belajar dari kesalahan dan kebaikan ayahnya yang pernah menjadi Bupati Kukar. Ia juga mengatakan sangat bersyukur telah dibesarkan oleh ayah dan ibu yang penyayang dan penuh cinta kasih.

"Dari ayah saya, saya belajar arti melayani rakyat. Bahwa kita tidak akan bermanfaat jika kita tidak bermanfaat bagi orang lain," ujarnya.

Rita juga menyampaikan terima kasih kepada suami yang telah setia mendampinginya di saat dirundung masalah dan memberi semangat kepadanya. "Suami saya bahkan rela pensiun dari pekerjaan hanya untuk mengurus dan menjaga anak-anak saya yang menempuh pendidikan di Jakarta sebelum saya menjadi seorang bupati. Untuk itu saya sangat berterima kasih kepada anak-anak dan suami saya dan minta maaf atas waktu yang tak pernah cukup untuk bersama," ungkapnya.

Rita meminta kepada majelis hakim agar diberikan hukuman seringan-ringannya. Ia beralasan anak pertamanya berusia 15 tahun dan anak kembarnya berusia 14 tahun masih membutuhkan perhatian ibunya karena sedang dalam masa pertumbuhan.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Momen Mario Dandy Menangis Dipelukan Ayah Rafael Alun di Sidang Lanjutan Kasus Gratifikasi dan TPPU di Tipikor
FOTO: Momen Mario Dandy Menangis Dipelukan Ayah Rafael Alun di Sidang Lanjutan Kasus Gratifikasi dan TPPU di Tipikor

Tangis Mario Dandy pecah saat peluk sang ayah Rafael Alun yang sedang menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor.

Baca Selengkapnya
Potret Tangis Ibu Tamara Tyasmara Pecah di Depan Publik, Tak Terima Anaknya Panen Hujatan
Potret Tangis Ibu Tamara Tyasmara Pecah di Depan Publik, Tak Terima Anaknya Panen Hujatan

Reaksi Ristya Aruni, ibunda Tamara Tyasmara disorot. Terhadap kejadian yang menimpa Dante, ia begitu menggebu-gebu.

Baca Selengkapnya
Sempat Dihujat soal Kematian Dante, Potret Tamara Tyasmara yang Menangis Hadiri Rekonstruksi Meninggalnya Sang Buah Hati
Sempat Dihujat soal Kematian Dante, Potret Tamara Tyasmara yang Menangis Hadiri Rekonstruksi Meninggalnya Sang Buah Hati

Tamara Tyasmara, yang sempat menjadi sorotan publik atas kematian tragis putranya, Dante, hadir dengan penuh kesedihan dalam rekonstruksi kejadian tersebut.

Baca Selengkapnya
Saat Anak SYL Menjawab Pertanyaan Hakim dengan Air Mata, Ternyata Ini yang Ditanya
Saat Anak SYL Menjawab Pertanyaan Hakim dengan Air Mata, Ternyata Ini yang Ditanya

Indira Chuanda Thita Syahrul, anak SYL dicecar soal stem cell Rp200 juta yang dibayari Kementan

Baca Selengkapnya
Potret Yudha Arfandi di Sidang Kasus Kematian Dante, Kuasa Hukum Ditegur Tamara Tyasmara 'Jangan Senyum Pak, Anak Saya Meninggal'
Potret Yudha Arfandi di Sidang Kasus Kematian Dante, Kuasa Hukum Ditegur Tamara Tyasmara 'Jangan Senyum Pak, Anak Saya Meninggal'

Berikut ini foto-foto Yudha Arfandi saat kembali menjalani persidangan kasus meninggalnya Dante, anak Tamara Tyasmara.

Baca Selengkapnya
Penuh Rasa Haru, Mahasiswi ini Menangis Tersedu saat Sidang, Ternyata Dosen Pembimbing Penyebabnya
Penuh Rasa Haru, Mahasiswi ini Menangis Tersedu saat Sidang, Ternyata Dosen Pembimbing Penyebabnya

Ternyata ada hal menarik yang menjadi penyebab mahasiswi menangis.

Baca Selengkapnya
Momen Wisuda Wanita Ini Jadi Hadiah Terakhir Sebelum Sang Ayah Wafat, 'Sampai Bertemu Nanti di Surga Terindahnya Allah'
Momen Wisuda Wanita Ini Jadi Hadiah Terakhir Sebelum Sang Ayah Wafat, 'Sampai Bertemu Nanti di Surga Terindahnya Allah'

Berikut cerita sedih seorang wanita ditinggal wafat sang ayah tepat di hari wisudanya.

Baca Selengkapnya
Satu Studio Menangis, Pesan Anies Baswedan Untuk Rara Lida yang Ditinggalkan Sang Ayah Di Usia 15 Tahun
Satu Studio Menangis, Pesan Anies Baswedan Untuk Rara Lida yang Ditinggalkan Sang Ayah Di Usia 15 Tahun

Di usia 15 tahun Rara Lida harus kehilangan ayah yang sangat dicintainya.

Baca Selengkapnya
Momen Haru Ayah Gantikan Putrinya Wisuda di UIN Raden Intan Lampung, Sang Anak Berpulang karena Sakit
Momen Haru Ayah Gantikan Putrinya Wisuda di UIN Raden Intan Lampung, Sang Anak Berpulang karena Sakit

Sejak nama putrinya, Wanda Tri Agustini dipanggil, ayahnya tampak berjalan mewakili putrinya wisuda dengan langkah yang berat.

Baca Selengkapnya
Anak Bunuh Ibu di Depok Diserahkan ke Kejaksaan, Pelaku Menangis saat Dipeluk Ayah
Anak Bunuh Ibu di Depok Diserahkan ke Kejaksaan, Pelaku Menangis saat Dipeluk Ayah

Berkas kasus anak bunuh ibu di Cimanggis dinyatakan lengkap atau P21. Tersangka Rifki Azis (23) dan barang bukti pun diserahkan polisi ke jaksa.

Baca Selengkapnya