Bagaimana pengemis ini kumpulkan Rp 25 juta dari kolong Pancoran
Merdeka.com - Walang bin Kilon (54) dan Sa'aran (60), dua orang pengemis yang biasa mengemis di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan kedapatan memiliki uang sebesar Rp 25 juta. Hal ini didapati setelah Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menjaring dan memeriksa bungkusan plastik yang biasa mereka bawa.
"Keduanya bisa terjaring setelah petugas intai selama 2 hari berdasarkan laporan dari masyarakat," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, saat dihubungi, Rabu (27/11).
Petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan tetap akan mengirim mereka ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya (PSBIBD) 2 Jalan Raya Bina Marga No 48, Cipayung, Jakarta Timur, untuk dilakukan pembinaan.
-
Bagaimana cara pengemis kaya raya ini mendapatkan uang? Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari.
-
Apa saja harta yang dimiliki pengemis kaya? Dalam razia itu terungkap Legiman memiliki tabungan mencapai Rp900 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki tanah senilai Rp275 juta dan rumah senilai Rp250 juta.
-
Siapa saja pengemis kaya raya di Indonesia? Berikut ini 5 pengemis yang ternyata kaya raya: Legiman di Pati, Jawa Tengah Pada tahun 2019, seorang pengemis bernama Legiman terciduk Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Dalam razia itu terungkap Legiman memiliki tabungan mencapai Rp900 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki tanah senilai Rp275 juta dan rumah senilai Rp250 juta. Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari. Sri Keryati di Jakarta Pusat. Dia kedapatan memiliki jumlah emas dan uang hingga Rp23 juta. Sri terjaring petugas dinas sosial saat tengah mengemis di JPO (Jembatan Penyebrangan Orang) Kramat Sentiong, Jakarta Pusat. Dari PMKS (penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) itu, petugas mendapatkan sejumlah emas, uang kertas sebesar Rp22.750.000 dan uang receh sebanyak Rp313.900. Sehingga totalnya berjumlah Rp23.063.900. Muklis di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menjaring pengemis bernama Muklis yang memiliki harta yang banyak. Muklis terjaring di Flyover Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Saat digeledah, Muklis kedapatan memiliki uang Rp90 juta. Uang itu dikumpulkan dari hasil mengemis selama 6 tahun. Uang tersebut dalam bentuk pecahan Rp100 ribu mencapai Rp80 juta. Uang pecahan Rp50 ribu total Rp10 juta. Uang pecahan Rp20 ribu, dan uang receh kecil sebanyak Rp250 ribu. Luthfi Haryono di Gorontalo Pengemis di Gorontalo, bernama Luthfi Haryono membuat heboh jagat media sosial. Luthfi juga berkedok sumbangan masjid dengan membawa proposal ilegal ke setiap rumah dan warung. Waktu ditangkap Luthfi kedapatan bawa uang Rp43 juta dan emas. Sri Siswari Wahyuningsih di Semarang, Jawa Tengah Siswari diketahui memiliki deposito sebesar Rp140 juta dan rekening tabungan sebesar Rp16 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki surat BPKB kendaraan roda dua. Pengemis terlihat sangat lusuh itu mempunyai tiga anak yang saat ini duduk di bangku kuliah. Bahkan ketiga anaknya kuliah di kampus ternama Kota Semarang. Anaknya yang pertama berinisial HMS kuliah di Universitas Perbankan (Unisbank) di Jalan Tri Lomba Juang, Kota Semarang. Kemudian anak kedua berinisial SMS kuliah di jurusan Bahasa Inggris, Universitas Sultan Agung (Unisula), Jalan Raya Kaligawe, Kota Semarang.
-
Gimana Asep kumpulin uangnya? Di video singkat berdurasi kurang lebih satu menit ini Asep menunjukkan bagaimana dirinya sungguh-sungguh menabung dari hasil kerjanya sebagai pengendara ojek online. Di awal video Asep menjelaskan tekadnya ingin mengunjungi makan ayahnya sambil mengajak ibu dan keluarga. Setiap hari ia menyisihkan sedikit pendapatan untuk tabungan pergi ke Ciamis.
-
Kapan tabungan orang kaya di atas Rp5 miliar meningkat pesat? Simpanan orang kaya itu meningkat pesat, lebih cepat dibandingkan dengan tabungan di bawah Rp5 miliar
-
Apa saja yang dikumpulkan? Peneliti mengumpulkan arsip dari ribuan otak manusia yang diawetkan dalam catatan arkeologi dari berbagai belahan dunia.
"Untuk uangnya nanti akan dikembalikan setelah mereka selesai menjalani pembinaan," pungkas Miftahul.
Menurut Miftahul, keduanya mengumpulkan uang sebanyak itu hanya dalam waktu 15 hari. Uang tersebut rencananya akan digunakan untuk berangkat ibadah haji.
Berikut cara keduanya mengumpulkan uang Rp 25 juta dalam waktu 15 hari:
Selalu berpindah lokasi mengemis
Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda mengatakan, dalam mengemis, keduanya tidak diam di satu tempat. Keduanya selalu berpindah-pindah, dengan lokasi sasaran toko dan ruko."Tidak ada kontrakan, ya tidur di jalan atau pinggir toko. Kalau uang sudah banyak kita pulang kampung dulu," papar Miftahul.Dari pengakuan keduanya, mereka hanya beroperasi di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
Selalu berbagi peran
Dalam menjalankan aksinya, kedua warga Subang, Jawa Barat ini selalu berbagi peran. Dengan menggunakan gerobak yang didorong, Sa'aran (60) selalu berperan sebagai orang sakit, dan Walang (54) bertugas mendorong. "Walang yang menjadi otak dari kegiatan mengemis tersebut, bertindak sebagai pendorong gerobak. Sementara Sa'aran yang lebih tua, berpura-pura sebagai orang sakit yang berada di gerobak dan butuh pengobatan," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, saat dihubungi, Rabu (27/11).
Mengemis di malam hari
Setelah diawasi selama dua hari, petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan mendapati fakta bahwa, dalam mengemis, Walang bin Kilon (54) dan Sa'aran (60) selalu meminta belas kasihan orang pada malam hari."Keduanya beroperasi hanya malam. Dan kita tangkap di bawah fly over Pancoran semalam," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, saat dihubungi, Rabu (26/11).Dia menjelaskan, keduanya berhasil dijaring setelah Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan mendapat laporan dari masyarakat.
Uang hasil mengemis disimpan di kantong plastik berbeda
Sebagai tempat menyimpan uang hasil mengemis, Sa'aran (60) dan Walang (54) menggunakan dua kantong plastik hitam yang berbeda. Uang tersebut diletakan di dalam gerobak yang digunakan saat mengemis."Plastik pertama kita buka dan hitung ada Rp 7 juta. Lalu plastik lainnya juga ada uang, dengan total keseluruhan Rp 25.448.600," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, saat dihubungi, Rabu (26/11).Setelah menjalani pembinaan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya (PSBIBD) 2 Jl Raya Bina Marga No 48, Cipayung, Jakarta Timur, petugas berjanji mengembalikan uang keduanya."Untuk uangnya nanti akan dikembalikan setelah mereka selesai menjalani pembinaan," pungkas Miftahul.
Uang mengemis untuk modal naik haji
Dari penuturan Sa'aran (60) dan Walang (54), petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan mendapati bahwa keduanya berencana menggunakan uang hasil mengemis sebagai dana untuk berangkat haji. Keduanya pun sudah mendaftar naik haji melalui orang di kampung mereka, Subang, Jawa Barat."Mereka sudah daftar haji sama Pak Haji Nanang di kampung. Kemarin 15 hari lalu baru ke Jakarta lagi, jadi uang itu ya untuk tambahan setor haji," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, Rabu (26/11).
Baca juga:Beroperasi di kolong Pancoran, pengemis ini kumpulkan Rp 25 jutaBawa Rp 25 juta, pengemis ini mengaku untuk bayar setoran hajiBeraksi di Pancoran, pengemis ini kedapatan bawa uang Rp 25 jutaBeri uang pengemis akan kena denda Rp 50 juta5 Cerita pengemis berpendapatan jutaan rupiah (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Identik dengan kemiskinan, namun 5 pengemis ini justru memiliki harta kekayaan dari hasil belas kasihan masyarakat.
Baca SelengkapnyaTak disangka saat dibuka uang dari celengan tersebut mencapai puluhan juta.
Baca SelengkapnyaPengemis asal Bojonegoro kedapatan membawa uang Rp18 juta lebih saat beraksi di Senayan. Begini nasibnya sekarang.
Baca SelengkapnyaDia membawa sebuah kantong kresek hitam besar. Isinya, ternyata ada uang senilai puluhan juta rupiah.
Baca SelengkapnyaHanya dapat 15 ribu rupiah sehari dan harus nafkahi lima orang anak, perjuangan pria ini bikin haru.
Baca SelengkapnyaSetiap hari ia menabung seribu rupiah hingga Rp15 ribu.
Baca SelengkapnyaSeorang penjual martabak yang membeli rumah dengan uang koin buka suara, kumpulkan koin selama 3 tahun dan tadinya akan dipakai beli mobil
Baca SelengkapnyaDua pria yang sudah tak muda ini harus mengangkat kayu puluhan kilo setiap hari hanya untuk mendapatkan bayaran Rp50 ribu.
Baca SelengkapnyaDirektur Penindakan KPK, Asep Guntur menyebut kasus pungli tersebut telah terencana sejak tahun 2019 lalu yang dilaksanakan secara terstruktur.
Baca SelengkapnyaKoperasi tersebut telah menghasilkan produk plastik cacah dan plastik pres dengan omzet mencapai Rp1,5 miliar per bulan.
Baca SelengkapnyaSA mengaku berasal dari Kabupaten Aceh Timur. Perempuan itu diamankan petugas pada, Senin malam (30/9) lalu.
Baca SelengkapnyaSosok Kepala Desa viral menjadi sorotan karena memamerkan bergepok-gepok uang berjumlah lima kardus. Berikut ulasannya.
Baca Selengkapnya