Bagaimana Proses Mutasi Covid-19 dan Cara Menekan Penyebarannya?
Merdeka.com - Guru Besar Virologi dan Molekuler Universitas Udayana I Gusti Ngurah Kade Mahardika mengatakan cara mengatasi mutasi virus Covid-19, yakni dengan menekan jumlah infeksi. Mengingat mutasi virus terjadi seiring dengan meningkatnya penularan.
"Mutasi virus setiap saat terjadi. Prosesnya acak dan semakin banyak orang tertular, semakin tinggi virus itu berpeluang mengalami mutasi. Untuk menekan mutasi ya kurangi jumlah infeksi," ujar Mahardika kepada merdeka.com, Rabu (14/7).
Virus, tegas dia, pasti akan mengalami mutasi. Terkait mutasi virus sendiri bisa punya dua arah. Yakni menjadi lebih mematikan atau kurang mematikan.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Virus kerja nya gimana? Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus. Virus mencari sel inang yang cocok untuk menginfeksi. Sel inang adalah sel yang memiliki reseptor yang sesuai dengan protein permukaan virus. Virus melekat pada reseptor sel inang dan memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke dalam sel inang.
"Mutasi punya dua mata. Satu menjadi lebih ganas. Satu menjadi kurang ganas. Kita harap virus ini bermutasi menjadi kurang ganas," ujar dia.
Dia pun berharap, ke depan mutasi virus Covid-19 menghasilkan varian yang lebih jinak. Dengan demikian upaya penanganan menjadi lebih mudah.
Terkait hal tersebut, dia mengambil contoh wabah Flu Spanyol. Wabah tersebut, lanjut dia, akhirnya berhasil diatasi karena virus penyebab penyakit bermutasi menjadi kurang berbahaya.
"100 tahun yang lalu pandemi flu Spanyol berakhir karena herd imunity atau kekebalan komunal alami, tidak ada vaksin dan kedua virusnya bermutasi menjadi virus yang avirulen atau tidak ganas," terang dia.
"Sekali lagi mutasi itu bukan hal yang harus ditakuti. Saya justru berharap virus mengalami mutasi menjadi kurang ganas. Nggak apa-apa mutasi," tandas dia.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan kembali merilis hasil pemeriksaan dan analisis terhadap sekuens genom virus SARS-CoV-2 di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis tersebut, ditemukan 553 kasus varian baru Covid-19.
Dari 553 kasus varian baru Covid-19, 436 di antaranya merupakan varian Delta atau B16172 asal India.
"Total sudah ada 436 varian Delta," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi kepada merdeka.com, Selasa (6/7).
Berdasarkan peta sebaran varian SARS-CoV-2 Badan Litbangkes Kemenkes RI, ada enam varian Covid-19 di Indonesia. Yakni, varian Alpha, Beta, Delta, Lota, Eta dan Kappa.
Berikut sebaran 553 kasus varian baru Covid-19 di 14 provinsi di Indonesia per 6 Juli 2021:
DKI Jakarta
Kasus Alpha: 33
Kasus Beta: 38
Kasus Delta: 195
Kasus Eta: 4
Kasus Kappa: 1
Jawa Barat
Kasus Alpha: 9
Kasus Beta: 9
Kasus Delta: 134
Jawa Tengah
Kasus Alpha: 1
Kasus Beta: 1
Kasus Delta: 80
Jawa Timur
Kasus Alpha: 2
Kasus Beta: 3
Kasus Delta: 13
Bali
Kasus Alpha: 1
Kasus Beta: 2
Kasus Lota: 2
Banten
Kasus Delta: 4
Sumatera Selatan
Kasus Alpha: 1
Kasus Delta: 3
Kasus Kappa: 1
Kalimantan Selatan
Kasus Alpha: 1
Kasus Beta: 1
Kalimantan Tengah
Kasus Delta: 3
Kalimantan Timur
Kasus Delta: 3
Gorontalo
Kasus Delta: 1
Kepulauan Riau
Kasus Alpha: 1
Kasus Delta: 1
Kasus Eta: 1
Riau
Kasus Alpha: 1
Kasus Delta: 1
Sumatera Utara
Kasus Alpha: 1
Kasus Delta: 1
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaSejumlah negara melaporkan kembali naiknya kasus virus Covid-19 sejak akhir November 2023.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan. Selain itu, tidak lupa pakai masker di keramaian dan rajin mencuci tangan .
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca Selengkapnya