Bagi Keraton Solo, gerhana pertanda Indonesia alami masa sulit
Merdeka.com - Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, memaknai akan terjadinya Gerhana Matahari Total, 9 Maret 2016 mendatang sebagai suatu peringatan bagi bangsa dan dunia. Bahwa saat ini kondisi dunia pada umumnya atau bangsa Indonesia khususnya sedang mengalami masa-masa sulit atau gelap.
Sebagai umat manusia, kita diwajibkan untuk ingat, bersabar dan tetap berhati-hati. Karena masa-masa sulit, kegelapan atau keterpurukan yang terjadi sekarang ini akan segera berakhir, seiring datangnya sinar atau matahari.
Pernyataan tersebut dikemukakan Wakil Pengageng Sasana Wilapa (humas) Keraton Kasunanan SurakartaKanjeng Pangeran Aryo (KPA) Winarna Kusumo, kepada merdeka.com, Sabtu (5/3).
-
Kapan gerhana matahari terjadi? Gerhana matahari telah menjadi peristiwa alam yang memikat manusia sejak zaman kuno.
-
Apa itu gerhana matahari total? Gerhana matahari total merupakan fenomena alam yang memukau, di mana bulan sepenuhnya menutupi matahari, menciptakan momen singkat ketika siang menjadi malam.
-
Bagaimana gerhana matahari terjadi? Meskipun saat ini kita memiliki pemahaman ilmiah yang lebih mendalam tentang gerhana matahari, namun mitos-mitos yang mengelilingi peristiwa ini tetap memikat dan memberikan warna tersendiri dalam pandangan manusia terhadap alam semesta.
-
Apa yang terjadi pada matahari saat gerhana? Di sepanjang sejarah, manusia telah mencoba memahami dan memberikan interpretasi terhadap fenomena ini melalui berbagai mitos dan legenda yang tersebar di berbagai budaya di seluruh dunia.
-
Bagaimana Gerhana Matahari Total terjadi? Gerhana matahari total terjadi saat matahari, bulan, dan bumi terletak dalam satu garis lurus. Posisi ini didapatkan tidak lain karena bumi dan bulan sama-sama berputar melakukan revolusi mengelilingi matahari. Kemudian pada waktu tertentu, baik bumi maupun bulan akan menempati posisi orbit yang sejajar hingga membentuk garis lurus.
"Perjalanan negara akan mengalami. Sejarah kedah lumampah (sejarah/cerita harus berjalan). Suatu saat akan terang lagi," ujar pria akrab disapa Kanjeng Win tersebut.
Gerhana matahari ©AFP PHOTO
Kanjeng Win mengatakan, sebagai umat manusia, kita wajib selalu ingat Tuhan dan waspada. "Segala sesuatu bisa terjadi, jangan ikut arus, yang banyak pengikutnya belum tentu benar. Salebeting tumindak sing prayitno, kedah ngati-ati (dalam berperilaku yang tepat, harus berhati-hati)," katanya.
Terkait GMT, Kanjeng Win mengatakan memang sebelumnya sudah ada tanda-tanda. Termasuk juga dengan masa-masa sulit yang akan dialami bangsa Indonesia, pihaknya sudah mendapatkan tanda-tanda itu.
"Sudah ada tanda-tanda yang kita ketahui sebenarnya, tapi sebagai manusia kita tidak boleh sombong. Tuhan itu dalam sekejap bisa menutup, membuat gelap dan sekilas bisa membuat terang kembali," jelasnya.
Terkait mitos dalam tradisi Jawa, Kanjeng Win mengatakan tidak ada. Ia menegaskan agar dalam hidup kita selalu ingat yang Maha Kuasa dan waspada. Saat terjadi GMT pun Keraton Surakarta juga tak menerapkan larangan apapun kepada kerabat ataupun abdi dalem.
Pihaknya justru meminta kerabat dan abdi dalem agar selalu berdoa. Tak hanya saat GMT, dalam kondisi apapun tahlil dan doa selalu dikumandangkan.
"Kalau ada apa-apa kita selalu siap. Setiap malam Selasa dan malam Jumat selalu ada tahlil dan ada macapat di dalam keraton. Secara pribadi kita harus selalu siap, otomatis. Aja ndisiki kersaning Allah (jangan mendahului takdir Allah)," katanya. (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keluarga besar Soeharto terlebih dulu melakukan upacara Bedah Bumi, yakni dengan menancapkan linggis ke tanah pemakaman sebanyak tiga kali.
Baca SelengkapnyaDwikorita mengatakan puncak El Nino diprediksi terjadi pada Agustus-September.
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaDampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.
Baca Selengkapnya"Jadi kita insya allah mulai turun hujan di bulan November," jelas Dwikorita
Baca SelengkapnyaLempengan tanah liat ini ditemukan lebih dari 100 tahun lalu di Irak.
Baca SelengkapnyaSisi modern Banten terbentuk dari kota kuno Banten Girang
Baca SelengkapnyaMitos gerhana bulan hanya bentuk budaya yang berkembang di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaTempat yang diyakini sebagai lokasi moksa Raja Kediri ini sering dikunjungi peziarah.
Baca SelengkapnyaPenyebutan lampor itu mengacu pada sosok prajurit Kraton Laut Kidul dan prajurit Kraton Merapi yang biasa lalu-lalang melewati Sungai Opak.
Baca SelengkapnyaEnam orang meninggal dunia di Distrik Lambewi dan Distrik Agandume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Baca Selengkapnya