Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bagi Keraton Solo, gerhana pertanda Indonesia alami masa sulit

Bagi Keraton Solo, gerhana pertanda Indonesia alami masa sulit Gamelan Sekaten Keraton Surakarta. ©2014 Merdeka.com/Arie Sunaryo

Merdeka.com - Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, memaknai akan terjadinya Gerhana Matahari Total, 9 Maret 2016 mendatang sebagai suatu peringatan bagi bangsa dan dunia. Bahwa saat ini kondisi dunia pada umumnya atau bangsa Indonesia khususnya sedang mengalami masa-masa sulit atau gelap.

Sebagai umat manusia, kita diwajibkan untuk ingat, bersabar dan tetap berhati-hati. Karena masa-masa sulit, kegelapan atau keterpurukan yang terjadi sekarang ini akan segera berakhir, seiring datangnya sinar atau matahari.

Pernyataan tersebut dikemukakan Wakil Pengageng Sasana Wilapa (humas) Keraton Kasunanan SurakartaKanjeng Pangeran Aryo (KPA) Winarna Kusumo, kepada merdeka.com, Sabtu (5/3).

"Perjalanan negara akan mengalami. Sejarah kedah lumampah (sejarah/cerita harus berjalan). Suatu saat akan terang lagi," ujar pria akrab disapa Kanjeng Win tersebut.

gerhana matahari

Gerhana matahari ©AFP PHOTO

Kanjeng Win mengatakan, sebagai umat manusia, kita wajib selalu ingat Tuhan dan waspada. "Segala sesuatu bisa terjadi, jangan ikut arus, yang banyak pengikutnya belum tentu benar. Salebeting tumindak sing prayitno, kedah ngati-ati (dalam berperilaku yang tepat, harus berhati-hati)," katanya.

Terkait GMT, Kanjeng Win mengatakan memang sebelumnya sudah ada tanda-tanda. Termasuk juga dengan masa-masa sulit yang akan dialami bangsa Indonesia, pihaknya sudah mendapatkan tanda-tanda itu.

"Sudah ada tanda-tanda yang kita ketahui sebenarnya, tapi sebagai manusia kita tidak boleh sombong. Tuhan itu dalam sekejap bisa menutup, membuat gelap dan sekilas bisa membuat terang kembali," jelasnya.

Terkait mitos dalam tradisi Jawa, Kanjeng Win mengatakan tidak ada. Ia menegaskan agar dalam hidup kita selalu ingat yang Maha Kuasa dan waspada. Saat terjadi GMT pun Keraton Surakarta juga tak menerapkan larangan apapun kepada kerabat ataupun abdi dalem.

Pihaknya justru meminta kerabat dan abdi dalem agar selalu berdoa. Tak hanya saat GMT, dalam kondisi apapun tahlil dan doa selalu dikumandangkan.

"Kalau ada apa-apa kita selalu siap. Setiap malam Selasa dan malam Jumat selalu ada tahlil dan ada macapat di dalam keraton. Secara pribadi kita harus selalu siap, otomatis. Aja ndisiki kersaning Allah (jangan mendahului takdir Allah)," katanya. (mdk/ard)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kesaksian Juru Kunci Astana Giribangun saat Pemakaman Soeharto
Kesaksian Juru Kunci Astana Giribangun saat Pemakaman Soeharto

Keluarga besar Soeharto terlebih dulu melakukan upacara Bedah Bumi, yakni dengan menancapkan linggis ke tanah pemakaman sebanyak tiga kali.

Baca Selengkapnya
Dampak El Nino Semakin Menguat, Kepala BMKG Beri Peringatan Ini
Dampak El Nino Semakin Menguat, Kepala BMKG Beri Peringatan Ini

Dwikorita mengatakan puncak El Nino diprediksi terjadi pada Agustus-September.

Baca Selengkapnya
Kepala BNPB Sebut Indonesia sedang Hadapi Anomali Bencana Alam
Kepala BNPB Sebut Indonesia sedang Hadapi Anomali Bencana Alam

BNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya
Menko Airlangga Tekankan Pentingnya Antisipasi Bencana Secara Efektif dan Berkesinambungan
Menko Airlangga Tekankan Pentingnya Antisipasi Bencana Secara Efektif dan Berkesinambungan

Dampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.

Baca Selengkapnya
Kepala BMKG: Insya Allah Turun Hujan di Bulan November, Kemarau akan Berakhir
Kepala BMKG: Insya Allah Turun Hujan di Bulan November, Kemarau akan Berakhir

"Jadi kita insya allah mulai turun hujan di bulan November," jelas Dwikorita

Baca Selengkapnya
Peneliti Pecahkan Misteri Tulisan Aksara Paku Pada Prasasti Tanah Liat Berusia 4.000 Tahun, Isinya Ramalan Masa Depan Mengerikan
Peneliti Pecahkan Misteri Tulisan Aksara Paku Pada Prasasti Tanah Liat Berusia 4.000 Tahun, Isinya Ramalan Masa Depan Mengerikan

Lempengan tanah liat ini ditemukan lebih dari 100 tahun lalu di Irak.

Baca Selengkapnya
Melihat Banten Masa Lampau di Situs Banten Girang, Bekas Kota Kuno yang Eksis di Abad ke-10
Melihat Banten Masa Lampau di Situs Banten Girang, Bekas Kota Kuno yang Eksis di Abad ke-10

Sisi modern Banten terbentuk dari kota kuno Banten Girang

Baca Selengkapnya
Mitos Gerhana Bulan, Tanda Malapetaka hingga Larangan bagi Ibu Hamil
Mitos Gerhana Bulan, Tanda Malapetaka hingga Larangan bagi Ibu Hamil

Mitos gerhana bulan hanya bentuk budaya yang berkembang di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Daftar 21 Daerah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang
Daftar 21 Daerah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang

Sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Petilasan Sri Aji Jayabaya di Kediri, Peramal Masa Depan Nusantara yang Disegani
Mengunjungi Petilasan Sri Aji Jayabaya di Kediri, Peramal Masa Depan Nusantara yang Disegani

Tempat yang diyakini sebagai lokasi moksa Raja Kediri ini sering dikunjungi peziarah.

Baca Selengkapnya
Fakta di Balik Mitos Lampor Opak, Diduga Terdengar saat Menjelang Gempa Jogja Tahun 2006
Fakta di Balik Mitos Lampor Opak, Diduga Terdengar saat Menjelang Gempa Jogja Tahun 2006

Penyebutan lampor itu mengacu pada sosok prajurit Kraton Laut Kidul dan prajurit Kraton Merapi yang biasa lalu-lalang melewati Sungai Opak.

Baca Selengkapnya
Mendagari Tito Ungkap Penyebab Kekeringan yang Tewaskan 6 Orang di Papua
Mendagari Tito Ungkap Penyebab Kekeringan yang Tewaskan 6 Orang di Papua

Enam orang meninggal dunia di Distrik Lambewi dan Distrik Agandume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Baca Selengkapnya