Bahasa Indonesia jadi mata kuliah pilihan kedua di dua kampus Uzbekistan
Merdeka.com - Ada dua universitas besar di Uzbekistan yang memasukkan mata kuliah Bahasa Indonesia ke dalam kurikulum pendidikan. Pertama, Uzbekistan State World Languages University (UzSWLU)yang menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pilihan kedua. Kedua, Thaskent State University of Oriental Studies (TSUOS). Kedua kampus ini sudah sejak lama memasukkan bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pilihan selain bahasa-bahasa dunia yang lain, yaitu bahasa Jepang, Korea, Iran, Turki, China, Malaysia, Prancis, Italia, Spanyol, Arab, Vietnam, Yunani, dan Jerman.
Pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Uzbekistan, Prayitno Tri Laksono mengatakan penerapan mata kuliah Bahasa Indonesia di kedua kampus tersebut sudah diselenggarakan sejak awal tahun 2000-an sebagai mata kuliah pilihan bahasa kedua untuk mahasiswa. Di mana mahasiswa di kampus ini mengambil jurusan bahasa Inggris sebagai bahasa utama, sedangkan untuk bahasa kedua mahasiswa dapat memilih asalkan jumlah mahasiswa minimal untuk bahasa kedua mencukupi.
"Biasanya, jumlah minimal agar bahasa kedua dibuka adalah sekitar 10 mahasiswa per grup. Dari tahun awal dibuka kelas bahasa Indonesia di kampus ini hingga sekarang, berkisar lebih dari 1.000 mahasiswa telah belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua mereka. Pada tiap semester, kampus UzSWLU akan membuka grup baru, berkisar 2—4 grup yang belajar bahasa Indonesia," katanya.
-
Siapa Profesor yang berpengaruh di Bahasa Indonesia? Tokoh tersebut bernama Prof. Sutan Muhammad Zain, seorang ahli pakar Bahasa Indonesia.
-
Siapa yang memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi? Sebagai bahasa resmi kenegaraan, Bahasa Indonesia digunakan oleh semua lapisan masyarakat, dari Sabang hingga Merauke.
-
Dimana Mutiara Baswedan kuliah? Mutiara merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
-
Dimana Bahasa Indonesia tersebar? Bahkan, penggunaan Bahasa Indonesia tersebar di 47 negara di dunia.
-
Kenapa KBRI Seoul mengadakan kelas bahasa Indonesia? 'Melalui bahasa, diplomasi dapat semakin efektif dijalankan. Untuk itu, KBRI Seoul tetap menjalankan kelas Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing secara daring sejak tahun 2021, bahkan di masa pandemi. Sungguh kami bersyukur dengan apresiasi yang telah disampaikan MURI atas kerja keras seluruh keluarga besar KBRI Seoul,' tutur Gandi Sulistiyanto, Duta Besar RI di Seoul saat menerima piagam penghargaan Rekor MURI.
-
Siapa yang mengisi kuliah kebangsaan di FISIP UI? Calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo mengisi kuliah kebangsaan di FISIP UI, Senin (18/9)
Prayitno melanjutkan, pembelajaran bahasa Indonesia di kedua universitas tersebut menggunakan pendekatan terjemah. Hal ini menjadi tradisi sejak awal hingga sekarang. Dosen pengampu bahasa Indonesia di sini pada mulanya adalah staf KBRI Tashkent yang juga membantu pihak kampus untuk mengajar mahasiswa. Selain itu, staf KBRI juga berkesempatan untuk melakukan promosi dan diplomasi budaya, sosial, dan pendidikan kepada mahasiswa yang mengambil jurusan bahasa Indonesia.
Pada awal tahun 2010, alumni jurusan Bahasa Indonesia dari kedua kampus ini juga menjadi dosen Bahasa Indonesia untuk mengajar di jurusan Bahasa Indonesia di kampus mereka. Alumni jurusan bahasa Indonesia di sini juga banyak yang telah mendapatkan beasiswa darmasiswa RI dan KNB di Indonesia.
"Rata-rata mereka yang pernah mendapatkan beasiswa tersebut kembali ke Uzbekistan untuk bekerja dengan KBRI, menjadi dosen bahasa Indonesia, menjadi diplomat, dan bekerja di bidang pariwisata dengan pangsa pasar turis dari Indonesia. Mereka tinggal dan belajar di Indonesia minimal 6 bulan. Jadi, saat mereka kembali ke Uzbekistan sudah bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan lancar," ujarnya.
Di kampus UzSWLU dan TSUOS terdapat dua dosen utama bahasa Indonesia yang menjadi penanggung jawab terhadap mata kuliah dan mahasiswa jurusan bahasa Indonesia. Kedua dosen tersebut juga merupakan lulusan dari beasiswa darmasiswa RI dan sudah mengajar bahasa Indonesia di kampus selama lebih kurang 4 tahun. Keberadaan dosen tersebut sangat membantu dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan menjaga jurusan ini tetap ada hingga sekarang.
Selanjutnya, pada tahun 2015 hingga 2016, pemerintah RI melalui Kemristekdikti mengirimkan tenaga pengajar dosen bahasa Indonesia ke kampus di Uzbekistan untuk mengajar selama 1 semester di bawah tanggung jawab program SAME. Pengiriman dosen ini bertujuan agar mahasiswa Uzbekistan dapat belajar langsung dari penutur asli bahasa Indonesia. Selain mengajarkan bahasa Indonesia, dosen juga diharapkan dapat mengajarkan budaya dan promosi tentang wisata Indonesia kepada mahasiswa dan masyarakat umum di Uzbekistan.
Tak hanya sampai di situ, tahun 2018 pemerintah RI melalui PPSDK Badan Bahasa Kemdikbud melanjutkan proses pengiriman pengajar bahasa Indonesia ke Uzbekistan. Pengiriman tersebut juga bertujuan sama yaitu agar bahasa Indonesia semakin dikenal dan tetap bertahan menjadi salah satu mata kuliah pilihan yang masuk dalam kurikulum pendidikan di UzSWLU dan TSUOS.
"Perbedaan dengan program dari SAME adalah pengajar ditugaskan selama 1 tahun untuk mengajar di Uzbekistan. Selain itu, pengajar yang dikirim ke sini adalah pengajar lulusan dari jurusan bahasa Indonesia. Jadi, lebih sesuai dengan bidangnya."
Meski bahasa Indonesia sudah diterapkan, seperti halnya di negara lain, Uzbekistan juga mempunyai beberapa kendala dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia. Pertama, jumlah pertemuan tatap muka pelajaran bahasa Indonesia di sini sangat sedikit, yaitu hanya dua kali dalam satu minggu, di mana satu kali pertemuan hanya ada 80 menit untuk pelajaran.
Kedua, tidak semua mahasiswa yang sudah berada dalam grup jurusan bahasa Indonesia memiliki motivasi belajar yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa mahasiswa di dalam grup jurusan bahasa Indonesia adalah mahasiswa yang tidak memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua mereka. Mereka hanya saja tidak bisa memilih jurusan bahasa yang mereka kehendaki karena jurusan tersebut tidak mencukupi kuota mahasiswanya, sehingga mereka harus masuk ke jurusan bahasa Indonesia.
"Ketiga, kurangnya pelatihan untuk dosen tetap bahasa Indonesia di sini menyebabkan aktivitas pembelajaran, materi, media, dan kurikulum yang digunakan kurang efektif untuk bisa meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia. Seharusnya, ada pelatihan khusus dan rutin untuk dosen-dosen bahasa Indonesia di sini agar mereka terus mengikuti perkembangan dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing," tutupnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cara unik dilakukan Dosen di Fakultas Ilmu Budaya UGM dengan wajibkan Mahasiswa presentasi pakai Bahasa Daerah.
Baca SelengkapnyaUniversitas Kebangsaan Malaysia (UKM) dan 8 universitas ternama di Malaysia lainnya membuka Pusat Kegiatan Pendidikan Tinggi yang berlokasi di PIK2.
Baca SelengkapnyaBahasa Indonesia tak hanya menjadi bahasa pemersatu, tetapi juga memiliki banyak fakta menarik lainnya.
Baca SelengkapnyaSemakin masifnya pembangunan di IKN, masih banyak papan informasi maupun tulisan di ruang publik yang lebih menonjolkan bahasa asing.
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kenegaraan ke sejumlah negara, salah satunya China.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Indonesia memaparkan daftar 20 PTN yang paling diminati.
Baca SelengkapnyaPendaftar baik calon mahasiswa S1 maupun pascasarjana
Baca SelengkapnyaBahasa Indonesia menjadi bahasa ke-10 yang diakui sebagai bahasa resmi Konferensi Umum UNESCO.
Baca SelengkapnyaAbdul Mu'ti meminta para pemuda agar disiplin menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam berkomunikasi.
Baca SelengkapnyaIndonesia melalui Kementerian Pertahanan memberikan beasiswa kepada 22 kadet calon mahasiswa dari Palestina untuk menempuh pendidikan S1 di Unhan.
Baca SelengkapnyaMomen pelajar asal Palestina mendapat beasiswa dari Kemenhan RI.
Baca SelengkapnyaProgram tersebut di antaranya Pendidikan Vokasi Industri setara Diploma 1 dan Diploma 3, serta Magang Studi Independen Bersertifikat (MISB) Kampus Merdeka.
Baca Selengkapnya