Bahaya, 80 persen sumur warga di Solo tercemar bakteri E-coli
Merdeka.com - 80 Persen air sumur milik warga Solo tercemar bakteri Escherichia coli (E-coli). Kondisi tersebut dipicu sistem pembuatan septic tank warga yang tidak sesuai standar.
Jarak antara septic tank dengan air sumur terlalu dekat. Hal tersebut diperparah dengan dibuangnya kotoran langsung ke tanah tanpa pengolahan terlebih dulu.
"Akibatnya banyak bakteri yang meresap mencemari sumur dan sumber air tanah dangkal yang dikonsumsi warga," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Solo, Ahyani, Rabu (28/1).
-
Apa yang ditemukan di septic tank toilet? IAA menyampaikan, tulang hewan dan tembikar yang ditemukan di dalam septic tank berpotensi memberikan gambaran terkait gaya hidup dan nutrisi orang-orang yang hidup pada saat itu, serta berbagai penyakit-penyakit lama.
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
-
Apa dampak buruk dari membuang sampah sembarangan? Membuang sampah tidak pada tempatnya dapat membuat lingkungan menjadi kotor dan menyebabkan berbagai penyakit.
-
Mengapa sampah plastik sangat mencemari lingkungan? Selain dampak buruknya yang mampu mencemari lingkungan, permasalahan ini pun tentunya dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya karena dinilai sangat tidak higienis. Bukan hanya itu saja, tumpukan sampah ini juga mampu menciptakan ledakan gas metana yang berbahaya bagi keselamatan manusia.
-
Mengapa warga khawatir menggunakan air tercemar? Warga tak berani menggunakannya air karena khawatir berpengaruh terhadap kesehatan.
-
Apa masalah utama pencemaran lingkungan? Sampah plastik masih menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut.
Lebih lanjut Ahyani mengungkapkan, selain sumur, hampir semua sungai di Solo juga tercemar bakteri yang sama. Pihaknya mengaku sudah melakukan penelitian dan hasilnya sebagian besar sungai di Solo juga tercemar bakteri yang membahayakan bagi sistem pencernaan manusia itu.
"Sungai yang juga tercemar di antaranya Sungai Gajah Putih, Kali Anyar, Pepe, Brojo, Jenes, dan Bhayangkara," jelasnya.
Pihaknya juga telah memetakan kelurahan yang juga berisiko tinggi mengalami pencemaran air. Menurutnya ada 7 kelurahan yang masuk zona merah paling tinggi risiko pencemaran air limbah dan 16 kelurahan lainnya masuk kategori tinggi.
"Kelurahan yang masuk zona merah atau sangat tinggi tingkat pencemaran adalah Kelurahan Pajang, Kadipiro, Jebres, Semanggi, Sangkrah, dan Gandekan," katanya.
Menurut Ahyani, di ketujuh kelurahan tersebut jumlah penduduknya sangat padat dan kumuh. Kondisi tersebut menjadi pemicu buruknya sanitasi.
"Untuk mengatasi pencemaran air sumur warga ini, kami sudah memberikan arahan untuk membuat sumur tanah berjarak minimal 10 meter dari septic tank.
Sementara itu guna mengatasi masalah sanitasi, Pemkot bekerja sama dengan Indonesia Infrastructure Initiative (IndII). Mereka, kata Ahyani, akan menghibahkan dana untuk pembangunan sambungan sanitasi ke rumah, pembuatan sarana pengolahan limbah terpusat dengan skala permukiman dan sambungan ke rumah (sAIIG), serta pembangunan sarana pengolahan limbah terpusat skala kota. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nyata air tanah di Jakarta saat ini tidak layak konsumsi karena sudah tercemar
Baca SelengkapnyaFakta di Balik Tercemarnya Sungai Bengawan Solo, Bencana Rutin Tiap Tahun.
Baca SelengkapnyaHal ini berdasarkan kajian Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta
Baca SelengkapnyaAda tujuh dari 10 rumah tangga Indonesia mengonsumsi air minum dari infrastruktur yang terkontaminasi oleh bakteri e-coli.
Baca SelengkapnyaKali penuh sampah jadi pemandangan sehari-hari warga bantaran ciliwung di Tanah Abang
Baca SelengkapnyaBendungan ini menjadi tumpuan utama warga Jatisari dan sekitarnya. Sehari-hari, air dimanfaatkan untuk keperluan mandi, mencuci bahkan memasak
Baca SelengkapnyaAir sumur warga diduga tercemar BBM itu sudah berlangsung selama 7 tahun.
Baca Selengkapnyaaktivitas pertambangan emas ilegal yang marak di sekitarnya membuat air menjadi keruh pekat dan menyebabkan gatal-gatal.
Baca SelengkapnyaSudah dua bulan, ratusan kepala keluarga di wilayah Desa Sukagalih, Jonggol mengalami krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaDia ini menekankan, pentingnya memperhatikan isu-isu semacam ini dalam kepemimpinan di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaSampah plastik, sisa makanan, dan berbagai limbah rumah tangga lainnya menghambat aliran air di Kali Jatibaru.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta tegas terhadap pabrik yang mencemari Sungai Cileungsi.
Baca Selengkapnya