Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bahaya Hemofilia hingga pernah dianggap penyakit kutukan

Bahaya Hemofilia hingga pernah dianggap penyakit kutukan penyakit hemofilia. ©2016 Merdeka.com/mappesona

Merdeka.com - Hemofilia atau penyakit pendarahan yang terjadi akibat kelainan genetik dan bakal diderita seumur hidup penderitanya. Meski mengidap penyakit ini, tetapi bisa hidup sebagaimana layaknya manusia normal.

Di wilayah Sulawesi Selatan (Sulses) diperkirakan jumlah penyandang hemofilia sebanyak 800 orang, tetapi yang teregistrasi hanya 123 orang. Hal ini diungkap Prof Dr dr Dasril Daud SpA(K), pembina Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI) Cabang Sulsel, Sabtu (14/5). Informasi ini juga sebagai rangkaian peringatan hari hemofilia dunia pada 17 April lalu.

"Perkiraan statistik seharusnya ada 800 orang penyandang hemofilia di Sulsel namun hingga kini hanya 123 orang yang terdeteksi atau teregistrasi," kata Dasril.

Orang lain juga bertanya?

Dokter dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Wahidin Sudirohusodo ini, menuturkan banyak pengidap hemofilia meninggal lantaran kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengobati. Selain itu, dokter di daerah juga kerap salah mendiagnosa. Sebab, jika ditemukan lebam-lebam di tubuh penyandang penyakit ini dikiranya penyakit biasa.

Dasril menambahkan, biasanya penyandang penyakit hemofilia ini mudah alami pendarahan dan lama berhenti, hingga berjam-jam. Bahkan sakit hingga berulang-ulang dikarenakan kekurangan faktor pembekuan darah.

"Itulah sebabnya jika penyandang penyakit ini cidera atau alami luka, darahnya tidak mau berhenti mengalir yang disebut pendarahan," jelasnya.

Kurangnya faktor pembekuan darah, tambah Dasril, karena gen penghasil faktor pembekuan alami kerusakan atau mutasi yang disebut juga genetik sehingga sifatnya menurun ke keturunan. Jadi tidak ada sama sekali hubunganya dengan kekurangan gizi dan lain-lain.

Dulu saat pengobatan belum seperti sekarang, penyakit ini cenderung ditakuti warga. Banyak warga menganggap ini penyakit kutukan, mematikan dan penyakit yang disesali. Namun kini pengobatan sudah maju, memang tidak bisa disembuhkan karena sifatnya genetik tetapi bisa diobati sehingga penyandang penyakit ini bisa tumbuh dan berkembang layaknya manusia normal.

Dia menyarankan, pengidap penyakit ini hindari kegiatan rawan benturan fisik. Sebab, dikhawatirakan terjadi lebam maupun pendarahan. Namun, bila terjadi lebam sebaiknya dikompres memakai es batu agar untuk mengurangi rasa nyeri maupun merangsang berhentinya pendarahan.

"Menyandang hemofilia bukan berarti habis semua potensi, tidak bisa berkarya. Jika ditangani dengan baik, anak-anak penyandang penyakit ini bisa tumbuh dengan baik. Mereka yang teregistrasi dan gabung di himpunan masyarakat hemofilia sudah ada yang berkeluarga, sukses sebagai akuntan, pengusaha penangkap ikan, PNS, internal audit," pungkasnya. (mdk/ang)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pilunya Wabah Malaria di Cirebon, Terjadi Selama 27 Tahun dan Sebabkan 2.000 Orang Meninggal
Pilunya Wabah Malaria di Cirebon, Terjadi Selama 27 Tahun dan Sebabkan 2.000 Orang Meninggal

Warga Eropa dan pribumi banyak yang menjadi korban keganasan nyamuk malaria.

Baca Selengkapnya
10 Penyakit Keturunan yang Perlu Diwaspadai, Cari Tahu Sejak Dini
10 Penyakit Keturunan yang Perlu Diwaspadai, Cari Tahu Sejak Dini

Ada banyak jenis penyakit keturunan yang diwariskan secara genetik dan menjadi tantangan dalam dunia medis.

Baca Selengkapnya
Penyebab Hemofilia dan Bahayanya, Sebabkan Luka Susah Sembuh
Penyebab Hemofilia dan Bahayanya, Sebabkan Luka Susah Sembuh

Hemofilia adalah kelainan langka di mana darah tidak bisa membeku seperti biasanya karena tidak memiliki cukup protein pembekuan darah.

Baca Selengkapnya
Jumlah Kesembuhan Pasien Kanker Anak Hanya 35 Persen, Ketahui Apa Penyebabnya
Jumlah Kesembuhan Pasien Kanker Anak Hanya 35 Persen, Ketahui Apa Penyebabnya

Hingga saat ini tingkat kesembuhan pasien kanker anak di Indonesia hanya 45 persen. Jauh di bawah negara maju yang di kisaran 70-80 persen.

Baca Selengkapnya
Menkes Sebut Hepatitis jadi Tantangan Serius
Menkes Sebut Hepatitis jadi Tantangan Serius

Lebih dari 350 juta orang di seluruh dunia menderita hepatitis

Baca Selengkapnya
Gejala Hemofilia yang Perlu Diwaspadai, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
Gejala Hemofilia yang Perlu Diwaspadai, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Hemofilia adalah kelainan genetik langka yang memengaruhi kemampuan pembekuan darah seseorang.

Baca Selengkapnya
28 Februari Peringati Hari Penyakit Langka Sedunia, Begini Tujuan dan Cara Merayakannya
28 Februari Peringati Hari Penyakit Langka Sedunia, Begini Tujuan dan Cara Merayakannya

Hari Penyakit Langka Sedunia adalah sebuah gerakan global yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan advokasi tentang penyakit langka.

Baca Selengkapnya
Penyakit Sepele yang Mematikan, Salah Satunya biasa Dialami Banyak Orang
Penyakit Sepele yang Mematikan, Salah Satunya biasa Dialami Banyak Orang

Penyakit yang tampaknya tidak berbahaya sekalipun dapat menimbulkan konsekuensi yang parah jika tidak ditangani atau diabaikan.

Baca Selengkapnya
Jumlah Penderita Kusta Masih Tinggi, Ketahui Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Dampaknya
Jumlah Penderita Kusta Masih Tinggi, Ketahui Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Dampaknya

Indonesia masih menduduki peringkat ketiga negara dengan beban kusta tertinggi, pencegahan dini bisa membantu mencegahnya memburuk.

Baca Selengkapnya
Stunting Jadi Ancaman Kualitas Masyarakat Indonesia, Apa Solusinya?
Stunting Jadi Ancaman Kualitas Masyarakat Indonesia, Apa Solusinya?

Berdasarkan RPJMN 2020- 2024, prevalensi stunting ditargetkan turun hingga 14 persen pada 2023.

Baca Selengkapnya
Dokter: 11 Ribu Anak Indonesia Didiagnosis Kanker Setiap Tahun
Dokter: 11 Ribu Anak Indonesia Didiagnosis Kanker Setiap Tahun

Di Indonesia, kurang lebih 11 ribu anak per tahun yang terdiagnosis kanker.

Baca Selengkapnya