Bakar lambang palu arit, gabungan ormas di Banyumas tolak komunisme
Merdeka.com - Sejumlah organisasi masyarakat di Purwokerto, Jawa Tengah tergabung dalam Koalisi Benteng Nusantara membakar simbol palu arit, di depan Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Banyumas, Senin (9/5). Mereka melakukan hal itu sebagai bentuk penolakan terhadap ancaman kebangkitan paham komunis di Indonesia.
Dalam aksi itu, beberapa spanduk antikomunis juga dibentangkan di halaman kantor Kesbangpol. Organisasi massa itu berasal dari Pemuda Pancasila, Laskar Merah Putih, dan unsur Nahdlatul Ulama. Mereka meminta kepada pemerintah menekankan kembali ajaran wawasan kebangsaan.
"Kami minta kepada pemerintah melalui dinas pendidikan untuk kembali menghidupkan wawasan kebangsaan di sekolah," kata Ketua Pemuda Pancasila Cabang Banyumas, Yudho F Sudiro.
-
Kapan BPUPKI dibubarkan? Tepat hari ini, 7 Agustus pada tahun 1945 silam, BPUPKI dibubarkan.
-
Kapan PKM pertama kali? Program PKM pertama kali digelar pada 2001.
-
Siapa pembicara? Akhirnya sampai di acara inti, ceramah pada sore hari ini akan disampaikan oleh ustaz Muhammad Halim.
-
Bagaimana cara BPUPKI dibubarkan? Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI resmi dibubarkan oleh pemerintah pendudukan Jepang dan digantikan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai.
-
Apa yang mereka bicarakan? Keduanya mengaku dalam pertemuan tersebut menemukan kesamaan dalam menghadapi pemilu 2024.
-
Kapan PKI dibubarkan? Sampai pada akhirnya mereka berseteru hingga keberadaannya pun dibredel. Para anggota PKI pun dipecat dari kabinet dan partai merah tersebut dibubarkan.
Menurut Yudho, saat ini wawasan kebangsaan perlu diajarkan sejak dini hingga mahasiswa, supaya masyarakat mengenal Pancasila secara utuh.
"Kami desak Dinas Pendidikan Banyumas untuk melakukan kegiatan nyata kepada anak didik. Saya miris ketika anak saya masuk SMP harus membawa mainan kayak badut. Sebaiknya, mulai dari PAUD sampai mahasiswa dididik wawasan kebangsaan," ujar Yudho.
Massa kemudian menandatangani spanduk tersebut, yang rencananya akan diserahkan kepada DPR-RI. Usai aksi, massa kemudian membubarkan diri setelah orasi selama satu jam. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi unjuk rasa ini untuk mengevaluasi sembilan tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaDua organisasi masyarakat (ormas) di Tangerang Selatan terlibat perselisihan, Selasa (5/11) malam.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaUsai mendengarkan keterangan dari perwakilan Kominfo, massa membubarkan diri dengan tertib
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat orator dari atas mobil komando mendesak agar barrier dibuka sehingga massa bisa menyampaikan aspirasi di depan Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaSituasi telrihat masih kondusif. Massa buruh hanya duduk sambil mendengarkan orasi politik dari mobil pikap komando.
Baca SelengkapnyaMereka melakukan long march sejak dari Taman Parkir ABA Yogyakarta hingga Kawasan Titik Nol Kilometer.
Baca SelengkapnyaPuluhan orang yang tiba-tiba melakukan perusakan dan membakar posko ormas lainnya.
Baca SelengkapnyaMassa yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat itu juga sempat berpamitan dengan sejumlah aparat kepolisian yang melakukan penjagaan di KPU RI.
Baca SelengkapnyaAksi pembakaran ban, spanduk dan poster pecah usai hasil putusan MK terkait gugatan sengketa Pilpres 2024 mendapat penolakan dari masyarakat pendukung 01 & 03.
Baca SelengkapnyaSebagian dari mereka menggunakan seragam SMA dan juga mengaku mahasiswa.
Baca SelengkapnyaMereka membakar lima wadah kemenyan dan melakukan aksi bisu.
Baca Selengkapnya