Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Balita-balita ini meninggal dunia karena ditolak rumah sakit

Balita-balita ini meninggal dunia karena ditolak rumah sakit Ilustrasi Bayi Meninggal. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Duka masih menyelimuti pasangan suami istri Undang Misrun (42) dan Kokom Komalasari (37). Kebersamaan dengan buah hati, Mesiya Rahayu tak berlangsung lama. Bayi 15 bulan itu meninggal dunia setelah ditolak berobat di empat rumah sakit di Tangerang.

Misrun dan Kokom menempati sebuah kontrakan sempit di RT 02 RW 01, Kelurahan Neglasari, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang. Sementara Mesiya merupakan anak kelima.

Misrun bercerita, kepergian anaknya bermula saat hari Minggu (4/9) sekitar pukul 01.00 WIB. Tiba-tiba bayi mungil tersebut demam dan muntah-muntah.

Lalu dia bersama istri membawa Mesiya ke klinik dekat rumah. Dokter klinik menyebutkan, Mesiya terkena diare. "Akhirnya diminta dokter untuk dirawat di RS Sitanala, lengkap dengan rujukan," katanya, Senin (5/9).

Sampai di sana, putrinya tidak diterima karena kartu BPJS yang dimiliki Misrun hanya BPJS Ketenagakerjaan. Demi sang anak, Misrun segera mengurus jalan reguler dengan membayar Rp 370 ribu.

Diagnosa dokter di RS Sitanala, Mesiya menderita infeksi paru-paru. "Mereka (pihak RS Sitanala) kemudian menyerah karena tidak memiliki alat untuk menangani anak saya. Mereka memberikan rujukan tanpa menyebutkan RS," jelas pegawai sopir truk sampah di Dinas Kebersihan dan Pertamaman Kota Tangerang sebagai tenaga harian lepas (THL).

Sambil menunggu mendapat RS, Mesiya untuk sementara di rawat di IGD RS Sitanala. Misrun mengaku sudah mendatangi empat rumah sakit, yakni RSUD, RS SA di Karawaci, RS M dan RS A. Namun semua rumah sakit menolak dengan alasan kamar penuh.

"Saya enggak mengerti kenapa langsung menyatakan kamar penuh," terangnya penuh sesal.

Lantaran terlalu lama tidak kunjung mendapat pertolongan, Meisya pun kritis. Napasnya menjadi sesak hingga akhirnya pada Minggu pukul 23.30 WIB nyawa Mesiya tak tertolong.

"Sebelumnya napasnya jadi berat dan sesak. Sempat ditolong dokter, dadanya ditekan-tekan tapi tidak berhasil," ujar Misrun seraya menyatakan dirinya sangat kecewa terhadap pelayanan rumah sakit di Kota Tangerang.

"Padahal saya hendak mendaftar sebagai pasien umum dengan membayar sendiri biaya pengobatan, bukan dengan bantuan BJPS," terang pria yang selama hampir 22 tahun bekerja di DKP Kota Tangerang.

Kasus ini bukan kali pertama terjadi. Di tahun 2014, Abbiyasa Rizal Ahnaf (2) balita pengidap penyumbatan pencernaan (Ileus obstruksi, ileus paralitik) juga ditolak banyak rumah sakit saat berobat menggunakan BPJS. Menurut sang ayah, Edi, setelah ditolak oleh sejumlah rumah sakit akhirnya dirinya diterima di Rumah Sakit Tarakan.

"Banyak rumah sakit menolak untuk merawat anak saya" kata Edi saat berbincang dengan merdeka.com kala itu.

Meski diterima di Rumah Sakit Tarakan, namun nyawa Abbiyasa tidak tertolong. Abbi meninggal dunia dunia di RS Tarakan.

"Meninggalnya di Rumah Sakit Tarakan, anak saya butuh perawatan secara khusus, makanya banyak rumah sakit yang menolak,"

Saat itu tercatat 22 rumah sakit yang menolak Abbi. Alasan mereka pun beragam, mulai dari kamar penuh, tidak punya fasilitas PICU (pediatric intensive care unit) dan dokter spesialis bedah anak, hingga tak menerima pasien BPJS.

Setahun sebelumnya, bayi Dera Nur Anggarini juga mengembuskan napas lantaran ditolak sejumlah rumah sakit.

Bayi kembar ini lahir secara prematur. Selain itu, Dera juga mengidap gangguan pernapasan di tenggorokan.

Dera yang lahir di RS Zahira, Jakarta Selatan, harus masuk ke ruangan NICU. Sejumlah rumah sakit swasta yang memiliki dan menjadi rumah sakit rekanan RS Zahira dihubungi. Ada yang menyediakan, tetapi Elias dan Lisa, orang tua Dera, tak punya biaya saat diminta uang muka puluhan juta.

Ada yang terang-terangan menolak. Ada juga yang menjanjikan kamar kemudian setelah ditunggu tetapi mendadak dikatakan penuh. Total ada sekitar delapan rumah sakit yang setengah hati ingin menolong Dera.

Sementara, kondisi kesehatan Dera terus menurun. Hingga pada akhirnya pada Sabtu 16 Februari, bayi Dera mengembuskan napas terakhir. (mdk/cob)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pasien Kritis Meninggal Akibat Ditolak RS di Malang, Begini Penjelasan Rumah Sakit
Pasien Kritis Meninggal Akibat Ditolak RS di Malang, Begini Penjelasan Rumah Sakit

Pasien Kritis Meninggal Akibat Ditolak RS di Malang, Begini Penjelasan Rumah Sakit

Baca Selengkapnya
Tiga Warga Baduy Digigit Ular Berbisa Kondisinya Cukup Parah, Tetapi Menolak Dirujuk
Tiga Warga Baduy Digigit Ular Berbisa Kondisinya Cukup Parah, Tetapi Menolak Dirujuk

Salah satu korban gigitan ulat berbisa di Kampung Cibogo Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar, pada bagian tangan kanananya menghitam dan membusuk.

Baca Selengkapnya
Ayah 4 Bocah Jagakarsa Tewas Sempat Dipanggil Polisi Kasus KDRT Tapi Mangkir Alasan Jaga Anak
Ayah 4 Bocah Jagakarsa Tewas Sempat Dipanggil Polisi Kasus KDRT Tapi Mangkir Alasan Jaga Anak

Ayah 4 Bocah Jagakarsa Tewas Sempat Dipanggil Polisi Kasus KDRT Tapi Mangkir Alasan Jaga Anak

Baca Selengkapnya
Dokter Palestina: Tentara Israel Abaikan Bayi di Rumah Sakit Sampai Meninggal dan Membusuk
Dokter Palestina: Tentara Israel Abaikan Bayi di Rumah Sakit Sampai Meninggal dan Membusuk

Dokter Palestina: Tentara Israel Abaikan Bayi di Rumah Sakit Sampai Meninggal dan Membusuk

Baca Selengkapnya
Ibu Tahanan Tewas di Rutan Palembang: Anak Saya Minta Uang Rp350 Ribu Jika Tidak, Nyawa Terancam
Ibu Tahanan Tewas di Rutan Palembang: Anak Saya Minta Uang Rp350 Ribu Jika Tidak, Nyawa Terancam

Kematian tahanan Irohmin (22) di Rutan Klas I Pakjo Palembang beberapa hari lalu masih menyisakan pertanyaan bagi keluarga.

Baca Selengkapnya
Penjelasan KemenkumHAM Ada 3 Tahanan Tewas Tak Wajar di Palembang dalam Satu Bulan, Ternyata Ini Motifnya
Penjelasan KemenkumHAM Ada 3 Tahanan Tewas Tak Wajar di Palembang dalam Satu Bulan, Ternyata Ini Motifnya

Mayoritas kematian mereka tak wajar, bahkan sengaja dibunuh.

Baca Selengkapnya
Lima Jasad Bayi Prematur Ditemukan Membusuk Setelah Israel Paksa Tim Medis Tinggalkan RS di Gaza
Lima Jasad Bayi Prematur Ditemukan Membusuk Setelah Israel Paksa Tim Medis Tinggalkan RS di Gaza

Sejumlah rumah sakit menjadi target serangan pasukan penjajah Israel selama agresinya di Jalur Gaza, Palestina.

Baca Selengkapnya
Duduk Perkara Keluarga Pasien Seret dan Aniawa Perawat Puskesmas
Duduk Perkara Keluarga Pasien Seret dan Aniawa Perawat Puskesmas

Saat dianiaya korban sempat menyelamatkan diri, meski sudah dalam kondisi terluka.

Baca Selengkapnya
Kronologi 4 Bocah di Jagakarsa Ditemukan Tewas Mengenaskan
Kronologi 4 Bocah di Jagakarsa Ditemukan Tewas Mengenaskan

Penemuan mayat empat anak tersebut diketahui usai warga mencium bau busuk.

Baca Selengkapnya
Bikin Miris, Dua Jenazah Pria di Kabupaten Bandung Sempat Disimpan dalam Musala karena Terkendala Biaya Pemakaman
Bikin Miris, Dua Jenazah Pria di Kabupaten Bandung Sempat Disimpan dalam Musala karena Terkendala Biaya Pemakaman

Kedua pria sebatang kara itu meninggal pada Jumat (29/9), namun tidak bisa langsung dimakamkan karena pihak rumah singgah tak punya biaya pemakaman.

Baca Selengkapnya
FOTO: Suasana Memilukan di RS Indonesia Jalur Gaza, Pasien Membeludak dan Jenazah Banjiri Trotoar
FOTO: Suasana Memilukan di RS Indonesia Jalur Gaza, Pasien Membeludak dan Jenazah Banjiri Trotoar

Puluhan jenazah terpaksa ditempatkan di trotoar dan selasar rumah sakit karena kamar mayat tak mampu lagi menampung.

Baca Selengkapnya
Jenazah Berserakan di Rumah Sakit Gaza, Tenaga Medis Rawat Korban di Lantai Penuh Darah
Jenazah Berserakan di Rumah Sakit Gaza, Tenaga Medis Rawat Korban di Lantai Penuh Darah

Korban tewas dan luka terus berdatangan. Lorong-lorong rumah sakit ini dipenuhi kekacauan.

Baca Selengkapnya