Balita berusia 2 tahun diduga terjangkit virus MERS-CoV
Merdeka.com - Seorang balita mendapat perawatan intensif di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPI SS), Jakarta Utara, dengan inisial M (2), karena diduga (suspect) mengidap Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV).
"Benar ada pasien berstatus suspect MERS. Masuk tanggal 22 Juni malam. Terhitung, sudah hari ketiga pasien tersebut di rawat di sini (RSPI SS). Saat ini sedang dirawat di ruang isolasi," kata Dirut RSPI SS, Dr Fatmawati MPH, Dirut RSPI Sulianti Saroso, Rabu (24/6).
Fatmawati menuturkan, balita dengan berat 18,9 kg itu diduga terjangkit MERS setelah berlibur ke Korea Selatan pada 1-5 Juni 2015.
-
Dimana wabah misterius ini terjadi? Dalam beberapa hari terakhir, China dihantui lonjakan penyakit pernapasan misterius di kalangan anak-anak di sepanjang wilayah utara, menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Di mana penyakit ini terjadi? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Kenapa muncul wabah misterius ini? Para pejabat China dengan cepat memberikan penjelasan, menekankan masyarakat tidak perlu panik. Para pejabat mengaitkan peningkatan kasus penyakit mirip pneumonia ini dengan kombinasi patogen umum selama musim dingin pertama tanpa pembatasan Covid-19 yang ketat.
"Dia (M) bersama orangtuanya berlibur ke Korea Selatan dari 1-5 Juni lalu dan tiba di Indonesia pada 6 Juni. Setelah pulang, badan M demam dan sakit tenggorokan," ucapnya.
Setelah diketahui anaknya demam, pihak keluarga M melakukan inkubasi terhadap balita ini selama 14 hari di rumahnya di bilangan Jakarta Barat. Namun demam pun tak kunjung membaik, sehingga orangtua M membawanya ke RS Sulianti Saroso, Jakarta Utara, guna pelayanan lebih lanjut.
"Selanjutnya kami membawanya langsung ke ruang isolasi dan melakukan tiga pemeriksaan terkait apakah negatif MERS atau tidak. Saat pasien datang, suhu tubuhnya 38,9 derajat celsius. Setelah dua hari dirawat, suhu tubuh M turun, menjadi 36,7 celsius," tuturnya.
Dirinya menuturkan sampai saat ini sudah dilakukan tiga kali pemeriksaan dengan hasil paling cepat keluar esok hari.
"Hasil pemeriksaan lab akan keluar dalam satu atau dua hari. Nanti akan kita tentukan langkah perawatan selanjutnya," lanjutnya.
Sebelumnya diketahui Secara global, hingga 20 Juni 2015, WHO melaporkan tercatat 1334 kasus MERS-CoV, di mana 471 pasien di antaranya meninggal dunia. MERS diketahui hanya menyerang pada hewan onta dan kelelawar. Namun, ternyata virus ditularkan ke manusia karena setelah tertular kontak langsung dengan hewan onta atau kelelawar.
"Kasus MERS-CoV pertama kali ditemukan di Timur Tengah pada April 2012. Sejak itu, virus ini dikenal mematikan dan mewabah. Sebenarnya kalau kita tidak kontak langsung dengan suspect MERS, ya tentunya tidak akan tertular," tutupnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTemuan ini dilaporkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah menyebabkan dua orang meninggal dunia di India.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkonfirmasi adanya kasus polio baru di Klaten, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaData itu berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng.
Baca SelengkapnyaOrang tua bisa melatih anak sebisa mungkin untuk belajar memakai masker.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI sedang melakukan pelacakan dengan menelusuri sejumlah orang yang pernah kontak erat dengan sang pasien.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaPenyakit ini sudah merebak di Beijing dan Liaoning utara, China.
Baca SelengkapnyaKutu busuk sudah mewabah di Singapura dan mengancam negara tetangganya.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 bisa meluas jika masyarakat tidak mengindahkan pola hidup sehat dan menjaga jarak
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca Selengkapnya