Balon pengangkat kapasitas 5 ton disiapkan angkat ekor AirAsia
Merdeka.com - Kepala Dinas Penyelam Bawah Air Koarmabar Letkol Laut Ferdy Hindarto menyebutkan sudah dipersiapkan alat lifting bag (balon pengangkat) untuk mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ8501 di lokasi penemuan. Namun, dipastikan dengan ditemukannya ekor pesawat itu tak akan membuat proses pencarian jenazah dihentikan.
"Peralatan yang ada di lokasi adalah peralatan yang diutamakan untuk evakuasi korban. Disiapkan alat lifting bag dengan kapasitas 5 ton sebanyak dua unit," kata Ferdy di Lanud Iskandar, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Kamis (8/1).
Menurutnya prioritas tugas tim SAR gabungan selama ini adalah untuk mengevakuasi jenazah penumpang AirAsia. Oleh sebab itu, semua jenazah akan diusahakan untuk diangkat ke daratan.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Kapan pesawat jet itu hilang? Pesawat menghilang tak lama setelah berangkat dari Burlington pada 27 Januari 1971, dalam perjalanan menuju Providence, Rhode Island.
"Dalam evakuasi ini ditemukan black box itu juga tujuan berikutnya, jadi tujuan utama tetap evakuasi korban. Peralatan yang ada sejak evakuasi, ada alat selam, alat angkat, atau tali-tali pengikat, tujuannya adalah evakuasi dulu," terang dia.
Mekanisme pengangkatan ekor pesawat pun akan mempertimbangkan kondisi cuaca. Jika cuaca baik tetapi berat ekor pesawat melebihi perkiraan akan dipakai crane badak.
"Dilihat dari kondisi di lapangan, apabila benda yang ada melebihi dari kapasitas crane dari kapal-kapal yang sedang melaksanakan SAR maka diperlukan alat bantu lain. Apakah ponton, apakah crane yang seperti badak laut, tergantung pada kondisi barang yang akan diangkat itu," pungkas Ferdy.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Baru beberapa bagian dari dua bangkai pesawat telah berhasil dievakuasi dari lokasi kecelakaan.
Baca SelengkapnyaInformasi Basarnas, pesawat Smart Air diawaki pilot Kapten M. Yusuf serta seorang Engineer on Board (EOB) bernama Deni S.
Baca SelengkapnyaUpaya evakuasi terhadap puing atau badan pesawat PK-IFP ini dilakukan sebagai langkah proses investigasi atas penyebab kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaBangkai dua pesawat Super Tucano yang jatuh di Pasuruan, Jawa Timur, dipotong-potong menjadi bagian lebih kecil untuk memudahkan proses evakuasi.
Baca SelengkapnyaTim TNI Angkatan Udara (AU) sedang berkonsentrasi mencari data recorder di lokasi jatuhnya dua pesawat Super Tucano di Pasuruan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaBasarnas Tarakan saat ini melakukan koordinasi dengan Airnav, Bandara, MAF, Polri dan instansi terkait lainnya.
Baca SelengkapnyaPilot pesawat kargo milik PT Smart Aviation ditemukan selamat di Hutan Long Liku, Nunukan, Kalimantan Utara.
Baca SelengkapnyaKorban SAM Air teridentifikasi dengan menggunakan data primer atau hasil DNA berupa data medis.
Baca SelengkapnyaDua orang masih terperangkap di dalam badan pesawat. Satu orang tergeletak di tengah jalan.
Baca SelengkapnyaAR (38) ditemukan tewas mengambang siang tadi oleh dua saksi mata
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan memutuskan pencarian pesawat kargo Smart Air yang hilang kontak sejak Jumat (8/3) pagi, akan dilanjutkan pada Sabtu (9/3) besok.
Baca SelengkapnyaSuasana Kali Bekasi tepatnya di titik kawasan Jatiasih Pondok Gede mendadak ramai petugas, Minggu (22/9).
Baca Selengkapnya