Bamsoet Soal Dua Mahasiswa Kendari Tewas saat Demo: DPR Ikut Bertanggungjawab
Merdeka.com - Komisi III DPR RI mendesak Presiden Joko Widodo mencopot Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam), Wiranto dari jabatannya. Imbauan pencopotan ini muncul karena Wiranto dinilai tak melakukan antisipasi persoalan politik dan keamanan. Salah satu imbasnya dua mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara tewas saat demo.
Ketua DPR, Bambang Soesatyo tak sepakat dengan hal tersebut. Dia menilai imbauan tersebut terlalu jauh.
"Saya imbau itu terlalu jauh lah," ujarnya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (27/9).
-
Apa yang Kemnaker harapkan dari kolaborasi dengan mahasiswa? 'Kita ingin bonus demografi ini benar-benar berbuah bonus bagi pembangunan negara kita. Kita tidak ingin bonus demografi menjadi mudarat. Kita ingin bonus demografi mengantarkan Indonesia nanti 1 abad menjadi negara maju,' ucapnya.
-
Siapa mahasiswa yang tewas di Bali? Mahasiswa asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Aldi Sahilatua Nababan (23) ditemukan tewas di kamar indekosnya di Bali.
-
Kenapa Kemnaker ajak mahasiswa kolaborasi? 'Kita perlu kolaborasi dan sinergi untuk mendapatkan bonus demografi,' ucap Menaker saat memberikan sambutan pada Sosialisasi Pasar Kerja yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jakarta, Rabu (7/2/2024) di Jakarta.
-
Siapa yang meminta kolaborasi KPK-Polri? Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni turut mengapresiasi upaya meningkatkan sinergitas KPK dan Polri.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Siapa yang meminta Polda Jatim untuk melakukan investigasi? Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mendorong Polda Jatim untuk segera melakukan investigasi karena dikhawatirkan Briptu FN mengalami depresi pasca persalinan alias baby blues.
Bamsoet mengatakan, berbagai kekerasan yang terjadi saat demonstrasi harus diusut tuntas oleh kepolisian. Dia mengatakan yang harus bertanggungjawab bukan hanya Wiranto, tapi semua pihak.
"Ini baru polisi yang harus mengusut tuntas, peristiwa terjadinya kekerasan maupun adanya timbul korban. Yang harus bertanggung jawab adalah kita semua, kami semua, DPR RI juga ikut bertanggung jawab terhadap hal-hal yang terjadi," jelasnya.
Dia juga sepakat dilakukan investigasi atas meninggalnya dua mahasiswa. Pihaknya juga akan meminta Polri melakukan penyelidikan.
"Bagaimana dinamika lapangannya sepenuhnya kita serahkan kepada pihak kepolisian. Pihak kepolisian juga sudah melakukan pendekatan kepada keluarga untuk bisa menerima keterangan dari pihak keluarga juga. Dan harus ada rasa empati dari negara untuk keluarga korban," jelasnya.
"DPR akan siap bertanggung jawab akan peristiwa yang sudah ada. Kami sudah berusaha menjalankan tugas-tugas sebagaimana diatur dalam tatib Dewan dan UU MD3 dan aturan negara lainnya. Kita bekerja berdasarkan UU. Kalau itu menimbulkan ekses, maka saya nyatakan sebagai pimpinan DPR saya yang paling bertanggung jawab," lanjutnya.
Sementara itu terkait kekerasan yang dialami jurnalis saat meliput demonstrasi, politikus Golkar ini menegaskan hal itu tak boleh terjadi dan harus dicegah.
"Kita imbau kepada beberapa pihak karena jurnalis dan petugas keamanan sama-sama bekerja di lapangan. Harus saling melindungi," pungkasnya.
Jangan Lewatkan:
Ikuti Polling Bagaimana Pendapat Anda soal RUU KUHP? Klik di Sini!
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PDIP kembali memprotes keras tindak penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali. Mereka mendesak kasus tersebut diproses secara transparan.
Baca SelengkapnyaDia juga memastikan akan memanggil Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar untuk dievaluasi di DPR.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaHabiburokhman memastikan pelaku sudah ditangkap dan ditahan oleh Ditreskrimum Polda Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaBamsoet menilai mahasiswa yang melaporkannya tidak membaca informasi secara utuh.
Baca SelengkapnyaPara pelajar dan mahasiswa tersebut masih menjalani pemeriksaan di Polrestabes Semarang hingga malam hari.
Baca SelengkapnyaPolda Jawa Tengah merespons desakan pencopotan Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar
Baca SelengkapnyaBerkaitan dengan update kasus Aulia ada 46 saksi telah diperiksa termasuk dari pihak Universitas Diponegoro (Undip).
Baca SelengkapnyaSekitar tiga hari tim dari Komnas HAM berada di Semarang untuk mengumpulkan bukti dan meminta keterangan saksi dan korban.
Baca SelengkapnyaKemendikbudristek mengatakan menentang segala bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan kedokteran.
Baca SelengkapnyaKorban merupakan mahasiswa baru asal Fakultas Kehutanan Untad.
Baca SelengkapnyaMahasiswa berangka pukul 11.30 menggunakan 10 kopaja dan 20 angkot. Mereka juga membawa sejumlah spanduk dan poster.
Baca Selengkapnya