Bandara megah di antara padang yang tandus

Merdeka.com - Bangunan tinggi megah berdiri kokoh di tengah tanah tandus bebatuan Madinah. Bangunan mewah itu bernama Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMMA).

Bandara AMMA tampak mewah dan elegan tapi bersahaja, di antara padang pasir dan gunung terjal yang angkuh.

Pertama kali menginjakkan kaki di bandara tersebut suasana nyaman langsung terasa. Sejuknya pendingin ruangan di tengah panasnya cuaca Madinah terasa segar menerpa kulit. Ibaratnya, oase di tengah padang pasir.

Bandara AMAA ditopang ratusan tiang penyangga berwarna putih yang didesain khusus mirip pohon kurma, lengkap dengan daun-daun yang menopang bagian atap bangunan. Bandara ini didominasi oleh warna hijau toska, sehingga tampak elegan dan modern.

Dari informasi dikumpulkan merdeka.com, bandara ini baru diresmikan satu tahun lalu dengan luas total mencapai 4 juta meter persegi. Diresmikan pada 2 Juli 2015 lalu, seluruh pengelolaannya dioperasikan pihak swasta. Untuk mencapai bandara ini, dibutuhkan waktu tempuh kurang lebih 30 menit hingga 40 menit saja dari kawasan Markaziyah dekat Masjid Nabawi.

Bandara ini dibangun dengan dana kurang lebih USD 1,2 miliar, berada di timur laut kota Madinah. Di depan bandara berdiri kokoh masjid megah dengan desain modern. Jika malam tiba, masjid ini kian cantik lantaran dihiasi lampu-lampu yang memancarkan warna coklat keemasan.

Adapun fasilitasnya bandara ini semuanya serba modern dan canggih. Terminal utama keberangkatan penumpang mempunyai luas 153.000 meter persegi, dengan 16 pintu keberangkatan yang tersambung dengan 32 garbarata (jembatan langsung ke badan pesawat). Sedangkan untuk proses boarding dilayani 64 loket, 24 loket untuk pelanggan dan 16 loket tambahan untuk boarding saat musim haji.

Tak perlu khawatir kelaparan di bandara ini. Berbagai menu makanan internasional dan lokal tersedia. Bahkan, salah satu produk makanan cepat saji asal Amerika juga tersedia di sini. Layaknya bandara internasional lainnya, berbagai produk fesyen dan aksesoris juga tersedia.

Di tahap pertama Bandara AMAA Madinah ini bisa menampung penumpang sebanyak 8 juta per tahun. Untuk tahap kedua 18 juta per tahun, dan tahap ketiga diharapkan bisa mampu melayani 40 juta penumpang tiap tahunnya.

Tepat di samping Bandara AMAA masih tersedia ruang terbuka yang cukup luas. Sedangkan tempat parkirnya mampu menampung 1.500 mobil pengunjung dan 200 mobil sewaan.

Setiap harinya tim media center haji (MCH) Kementerian Agama Daerah Kerja Airport 'bermarkas' di bandara ini selama kurang lebih 15 hari untuk meliput kedatangan para jemaah haji. Wartawan merdeka.com, Anwar Khumaini berkesempatan ikut dalam tim ini.

Pada gelombang pertama, jemaah haji Indonesia mendarat di bandara ini. Sedangkan untuk gelombang kedua, para jemaah haji mendarat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Dua kantor urusan haji Indonesia juga berada di bandara tersebut di musim haji tahun ini.