Bandingkan Penggunaan PCR di Amerika dan Singapura dengan Indonesia
Merdeka.com - Setelah hampir satu tahun lebih sejak 2020 Pandemi Covid-19 melanda Indonesia, secara berkala pemerintah Indonesia pun menurunkan harga pemeriksaan deteksi virus corona (Covid-19) melalui metode polymerase chain reaction (PCR), hingga kini hanyalah Rp300 ribu.
Turunnya harga PCR itu merupakan perintah langsung dari Presiden Joko Widodo kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk membuat tarif PCR di Indonesia diklaim jadi termurah dibanding dengan harga PCR di dunia.
"Harga PCR yang ditentukan Presiden kemarin itu sudah 10 persen paling bawah, paling murah dibandingkan tes PCR di seluruh dunia, di airport-airport," kata Gunadi dalam konferensi pers, Selasa (26/10) lalu.
-
Kapan PKL dilakukan? Biasanya, PKL diberikan pada siswa setelah melewati tahun ketiga di sekolah.
-
Bagaimana PKM dilakukan? PKM adalah perwujudan penelitian, pengabdian masyarakat, kewirausahaan, inovasi teknologi, atau karya tulis di kalangan mahasiswa.
-
Kapan PLTS di IKN selesai? PLTS yang berada di Sepaku, Penajam Paser Utara, ini ditargetkan rampung dan beroperasi pada Mei 2024.
-
Kapan PPK mulai menjalankan tugasnya? Batas awal masa kerja PPK dimulai pada saat ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) setelah dilakukan proses seleksi PPK.
-
Kapan tes dilakukan? Melansir dari NewScientist, Jumat (22/11), beberapa tes itu dilakukan di Bumi, sekali sebelum misi dan dua kali setelahnya. Sementara sisanya, dilakukan selama mereka berada di ISS, baik di awal maupun akhir misi.
-
Apa itu PKM? PKM adalah Program Kreativitas Mahasiswa, Ini Penjelasan Lengkapnya PKM membantu meningkatkan mutu mahasiswa agar optimal saat terjun ke masyarakat.
Walaupun harga sudah diturunkan, namun persoalan masih la ada. Dimana harga Rp300 ribu dinilai masih memberatkan dengan dijadikannya tes PCR sebagai syarat utama warga yang hendak lakukan perjalanan keluar kota, khususnya bagi para penumpang perjalanan pesawat terbang. Demikian dikatakan Asosiasi Pilot Garuda (APG).
Pasalnya aturan itu dinilai turut berimbas terhadap industri penerbangan. Padahal, teknologi pesawat juga dilengkapi HEPA filter untuk mencegah penularan virus di dalam pesawat yang hasilnya menunjukkan angka penularan Covid-19 yang kecil ketimbang moda transportasi lainnya.
"Kami berharap agar Kementerian dan pihak-pihak terkait melakukan peninjauan kembali dengan tetap memperhatikan kondisi perkembangan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia," kata Presiden APG Donny Kusmanagri.
Senada dengan itu, Ikatan Pilot Indonesia (IPI) menuturkan, pihaknya keberatan karena pengetatan itu bakal mengurangi tingkat keterisian pesawat. Presiden APG Donny Kusmanagri memandang kewajiban tes PCR akan beratkan calon penumpang pesawat. Jika tingkat keterisian pesawat berkurang, maka sektor pariwisata turut terkena imbasnya.
"(Kewajiban soal membawa PCR) ini akan kembali memberatkan calon penumpang dan berdampak langsung kepada berkurangnya tingkat keterisian pesawat, yang pada akhirnya memukul sektor pariwisata," urai Donny melalui keterangannya, Selasa (26/10).
PCR di Amerika
Lantas bagaimana penggunaan PCR di negara lain, Ravendio warga Indonesia yang sudah dua tahun bermukim di Kota Springfield, Missouri, Amerika Serikat menceritakan penggunaan PCR di Amerika Serikat yang harganya bisa mencapai 250 USD atau kisaran Rp3,5 juta sekali test.
"Disini itu kalau kemarin kan waktu itu saya pulang ke Indonesia wajib PCR, waktu pulang ke Indo itu PCR harganya 250 dolar di sini itu PCR lumayan mahal," katanya saat dihubungi, Jumat (29/10).
Namun, Revandio atau yang akrab disapa Dio ini menjelaskan harga mahal untuk sekali tes PCR di Amerika hanyalah dipakai bagi para penumpang yang hendak melakukan perjalanan international. Sedangkan untuk perjalanan domestik maupun antar negara bagian syarat PCR tidaklah diperlukan.
Sebab, lanjut Dio, untuk warga Amerika Serikat saat ini yang akan melakukan perjalanan domestik hanyalah membutuhkan bukti telah menerima vaksin Covid-19. Alhasil, tes PCR maupun tes covid-19 lainnya tak diperlukan.
"Kalau naik pesawat juga tidak ada tes-tes sama sekali jadi terbang kaya normal aja.Tapi kalau mau keluar kota jalur darat kayanya engga deh engga full vaksin, tapi kalau penerapan masker tetap. Termasuk di pesawat prokes untuk masker," katanya.
Meski disatu sisi tes PCR yang mahal, namun pemerintah Amerika Serikat tetap memberlakukan tes PCR bagi warganya yang hendak untuk kepentingan diagnosa Covid-19 secara gratis.
"Di sini emang mahal, jadi karena PCR nya mahal. Itu kita untuk cek covid itu gratis. Karena untuk pengecekan covid gratis. Nah karena balik lagi sebenarnya kesadaran masyarakatnya tinggi, jadi ketika badan sudah enggak enak ya ngecek," katanya.
"Terus kebetulan kemarin, baru Agustus saya kena covid satu rumah saya ke departemen kesehatan saya cek gratis.Iya hanya untuk sekedar pengecekan negara membiayai itu, tapi untuk perjalanan keluar negeri negara tidak tanggung itu," tambahnya.
Singkatnya, lanjut Dio, untuk di Amerika saat ini sudah banyak khususnya kegiatan di luar ruangan maupun melakukan perjalanan tanpa memakai syarat hasil PCR. Hal demikian bisa diterapkan, karena tingkat vaksinasi warga yang sudah tinggi dan telah jadi syarat utama.
"Engga ada sama sekali (syarat tes PCR atau antigen), nah yang terakhir itu di Chichago ada acara musik besar, nah tapi harus full vaksin kalau misalkan diadakan sekarang," katanya.
Tanpa memakai aplikasi seperti PeduliLindungi, warga Amerika yang telah menerima vaksinasi Covid-19 hanya akan mendapatkan id card sebagai bukti telah menerima vaksin. Namun apa yang diterapkan Amerika saat ini, nilai Dio, tidaklah bisa diterapkan untuk Indonesia.
"Karena kesadaran masyarakat Amerika, menurut saya jauh dibandingin kesadaran masyarakat Indonesia. Jadi akan mungkin dilakukan di Indonesia beberapa tahun ke depan mungkin ya. Ya ambil contohnya gini, ke mall harus tujukan bukti vaksin peduli lindungi sekarang masih ada ajakan yang ngakalin," kata Dio
"Seperti petugasnya, atau pengunjung nanti id scan barcode teman atau segala macemnya. Termasuk jika penerbangan tanpa angka vaksin yang sudah tinggi, menurut saya tidak usah pcr, mungkin tidak bisa sih kalau ditetapin di Indonesia. Bisa kacau menurut saya sih," ujarnya.
PCR di Singapura
Kemudian di Singapura, Agus seorang WNi yang sudah sejak 2010 bermukim di Kota Singa itu menceritakan bila penggunaan PCR disana lebih diperuntukan untuk kepentingan penerbangan semisal. Dimana, harga sekali PCR di Singapura mencapai 160 dolar atau jika di rupiahkan, sekitar Rp1,6 juta.
"Harganya 160 dolar PCR nah ini misalnya kita mau travel mesti PCR kan," kata Agus.
"Nah terus ada lagi kalau misalnya kita travel itu kita mesti harus kalau sebelum kebrangkatan PCR dulu, sama kaya di Jakarta juga kalau mau travel," lanjutnya.
Selain untuk kepentingan penerbangan international, lanjut Agus, di Singapura kewajiban PCR juga ditunjukan bagi para pekerja pada sektor kontruksi yang diwajibkan secara dua minggu sekali melakukan tes PCR yang ditanggung perusahaan.
"Lalau kita engga travel kita terjangkit Covid nah itu ditanggung sepenuhnya oleh goverment. Tapi jikalau kita abis dari travel itu ditanggung sendiri misalkan terpapar setahu saya," katanya
Sementara untuk kepentingan harian, seperti syarat masuk sekolah bagi anak-anak maupun pekerja di luar sektor kontruksi yang harus datang ke kantor untuk kepentingan tertentu. Hanya memerlukan tes memakai Antigen Rapid Testing Kit yang bisa dibeli dan dipakai secara mandiri.
"Tetapi misalnya untuk domestiknya aja balik kantor itu rapid tes aja," katanya.
Dengan harga rata-rata kisaran 18 SGD atau sekitar Rp180 ribu untuk dua alat tes maupun 46 SGD atau Rp484 ribu untuk lima alat tes. Warga Singapura bisa melakukan tes secara mandiri untuk kemudian di input ke data sebelum melakukan kegiatan yang mengharuskan mereka bertatap langsung.
Berlaku saat aktifitas di luar rumah seperti ke pusat perbelanjaan maupun ke rumah makan. Warga hanya memerlukan bukti vaksinasi Covid yanh tersimpan melalui aplikasi TraceTogether sama seperti PeduliLindungi milik Indonesia, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
PCR di Indonesia
Sedangkan untuk Pemerintah melalui Instruksi Mendagri Nomor 53 Tahun 2021 tentang PPKM Level 3, 2 dan 1 di wilayah Jawa dan Bali mengatur masa berlaku waktu PCR untuk pesawat kini menjadi 3x24 jam. Sebelumnya, masa berlaku PCR yaitu 2x24 jam untuk penerbangan Jawa dan Bali.
"PCR (H-3) untuk pesawat udara yang masuk/keluar Jawa dan Bali; atau PCR (H-3) untuk pesawat udara antar wilayah Jawa dan Bali," demikian diktum Kesatu Inmendagri seperti dikutip, Kamis (28/10).
Adapun, semua berlaku dalam level PPKM 1 sampai 3. Inmendagri ini berlaku 27 Oktober 2021 sampai dengan 1 November 2021.
Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta harga tes polymerase chain reaction atau PCR Covid-19 diturunkan menjadi Rp300.000. Selain itu, Jokowi meminta agar tes PCR untuk pelaku perjalanan pesawat dapat berlaku 3x24 jam.
"Mengenai hal ini arahan Presiden agar harga PCR dapat diturunkan menjadi Rp 300ribu dan berlaku selama 3x24 jam untuk perjalanan pesawat," jelas Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers, Senin (25/6). (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaSejumlah negara melaporkan kembali naiknya kasus virus Covid-19 sejak akhir November 2023.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan. Selain itu, tidak lupa pakai masker di keramaian dan rajin mencuci tangan .
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca Selengkapnya