Bangganya warga pecahkan rekor dunia lewat senam poco-poco khas Indonesia
Merdeka.com - Pemecahan rekor dunia atau Guinness World of Records senam poco-poco di sepanjang Jl MH Thamrin-Sudirman, Jakarta Pusat telah usai. Meski demikian, senyum berseri-seri masih nampak di wajah para peserta.
Terik matahari dan keringat yang bercucuran tidak memudarkan rasa puas dan bangga para peserta karena telah berhasil memecahkan rekor dunia.
Kegembiraan tersebut diekspresikan dengan berfoto bersama, swafoto, bikin videoblog atau vlog, hingga bercengkerama antarpeserta.
-
Dimana rekor dunia ini dipecahkan? Para siswa dari Sekolah Tredyffrin-Easttown menciptakan pelindung yang memungkinkan telur mereka jatuh dari ketinggian tersebut tanpa mengalami kerusakan pada cangkangnya.
-
Apa yang diibaratkan dengan keringat? Keringat adalah tangisan dari lemakmu.
-
Apa yang dicapai Kemendikbudristek lewat Festival ini? 'Saya mengapresiasi keberhasilan festival Kenduri Swarnabhumi yang kedua. Tentu capaian ini merupakan berkat hasil kerja keras dan juga kolaborasi berbagai pihak yang sama-sama menginginkan pemajuan serta inovasi kebudayaan Indonesia, khususnya di ranah Melayu.'
-
Siapa saja yang terlibat dalam pemecahan rekor dunia ini? Tim dari Sekolah Menengah Atas Conestoga, yang terdiri dari Matthew, Charlie Gawthrop, dan Jeffrey Wang, bersama Breckin Shefflerwood dari Sekolah Menengah Valley Forge dan guru mereka, Derrick Wood, berhasil memecahkan rekor ini.
-
Di mana rekor baru dipecahkan? Acara ini akan diadakan di Festival Sheikh Zayed yang terletak di Al Wathba, dan akan menampilkan pertunjukan selama 50 menit yang ditujukan untuk memecahkan enam rekor dunia.
-
Bagaimana acara tersebut? Acara gender reveal diadakan serentak dengan ulang tahun Michael di Bali, yang membuat momen tersebut sangat menarik.
"Kita sebagai warga Indonesia merasa bangga. Selama ini kan kita disibukkan dengan aktivitas-aktivitas. Ini ada terobosan baru yang sangat bagus," ujar Imron di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Minggu (5/8).
Pria paruh baya yang sehari-hari mengajar di SMPN 236 Cakung, Jakarta Timur itu menilai, pemecahan rekor dunia tari poco-poco sangat tepat untuk melestarikan kebudayaan Indonesia. Terlebih untuk menjaga karya bangsa dari klaim luar negeri.
"Ini saya rasa sangat tepat untuk menjaga kebudayaan kita supaya tidak terlempar keluar atau dikuasai negara lain. Dengan adanya ini kami merasa bangga," tuturnya.
Hartono, guru SMPN 193 Cakung, Jakarta Timur mengakui ada sedikit perbedaan senam poco-poco yang biasa ia lakukan dengan hari ini. Namun secara gerakan dasar sama.
"Secara dasar sama gerakannya. Tapi ini ada sedikit variasi-variasi aja," ucap Hartono.
Untuk menyamakan gerakan, para guru ini telah berlatih selama dua minggu terakhir. Mereka dibimbing oleh instruktur yang dikirim langsung dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Kebahagiaan juga dirasakan Feri Pratama dan Rian Amriansyah. Kedua siswa kelas XI SMAN 110 Jakarta Utara itu bangga bisa mengambil peran dalam mengukir sejarah.
"Kesannya keren sekali ini. Seneng banget bisa nyetak rekor dunia, bisa jadi bagian dari sejarah," kata Feri.
Keduanya mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Latihan pun telah dilakukan sekitar 10 kali dengan dipandu instruktur utusan Kemenpora.
Bahkan siswa-siswa SMAN 110 Jakarta Utara ini telah bersiap sejak pukul 02.00 dini hari tadi hanya untuk mengikuti pemecahan rekor tarian poco-poco yang tak lebih dari 15 menit. Namun usaha tersebut cukup sebanding dengan hasil yang mereka terima.
"Sampai sini sekitar jam 03.00 tadi. Tapi nggak apa-apa. Tetap senang, acaranya sukses dan bisa nyetak rekor dunia," ucap Rian.
Senam atau tari poco-poco ini diikuti oleh puluhan ribu masyarakat dari berbagai elemen. Pemecahan rekor dunia ini juga diikuti oleh Presiden Joko Widodo didampingi ibu negara Iriana Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan istrinya Mufidah Kalla, serta sejumlah menteri dan pejabat negara.
Selain diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 Republik Indonesia, pemecahan rekor dunia tari poco-poco ini juga untuk memeriahkan perhelatan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang yang akan resmi dibuka pada 18 Agustus mendatang.
Reporter: Nafiysul QodarSumber : Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Suhu dingin yang melingkupi acara ini justru menambah kesan istimewa, menjadikan acara selawat di Dieng sebagai salah satu peristiwa yang menarik untuk diikuti.
Baca SelengkapnyaSetelah melewati kemarau panjang, beberapa orang ini terlihat bahagia ketika hujan turun.
Baca SelengkapnyaRatusan warga berbondong-bondong mengikuti rangkaian gerakan yang dipandu oleh instruktur terlatih.
Baca SelengkapnyaDalam Karnaval SCTV ini Bupati Trenggalek ini juga menghibur warganya dengan menyanyikan sebuah lagu ciptaannya.
Baca SelengkapnyaBertindak sebagai inspektur upacara, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Baca SelengkapnyaKegiatan senam sehat ini menciptakan atmosfer keceriaan. Semua gerakan senam diikuti dengan semangat oleh warga.
Baca SelengkapnyaGabuk bantal menjadi alah satu lomba yang unik dan populer di peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI.
Baca SelengkapnyaBerbeda dari pada yang lain, belum lama ini video viral merekam momen ketika lomba panjat pinang diikuti oleh peserta bule. Aksi mereka pun menjadi sorotan.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan pemotor sedang berjoget menikmati hujan pertama yang turun setelah penantian panjang di musim kemarau.
Baca SelengkapnyaPanjat pinang menjadi salah satu lomba yang populer dan dinanti-nanti saat 17 Agustusan.
Baca SelengkapnyaViral aksi pelajar bantu padamkan api di kios pedagang sayuran, tuai pujian warganet.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini diikuti ribuan pelari menempuh lintasan sepanjang 10 kilometer di sekitar kawasan Plaza Timur Gelora Bung Karno.
Baca Selengkapnya