Bangkit dari kesedihan, 14 janda korban Bom Bali luncurkan buku
Merdeka.com - Hari ini, 12 Oktober tepat 14 tahun lalu, ledakan bom mengguncang Bali. Bom yang terjadi di Sari Club dan Paddys Club menewaskan 202 orang dari berbagai negara.
Peristiwa itu terjadi Sabtu malam 12 Oktober 2002 sekitar pukuk 23.00 waktu setempat. Suara ledakan terdengar jelas dari Denpasar dan memorak-porandakan kawasan vital wisata hiburan malam di Kuta. Tercatat lebih dari 202 korban jiwa akibat bom yang dirancang oleh Ali Imron, Muhclas (alm), Amrozi (alm) dan Imam Samudra (alm).
Untuk mengenang perjuangan para korban bom Bali I, Yayasan Isana Dewata yang selama ini menjadi tempat bernaung korban bom Bali menginisiasi terbitnya sebuah buku testimoni para korban peristiwa keji tersebut. Buku berjudul "Janda-janda Korban Terorisme di Bali". Buku setebal 82 halaman itu menggunakan dua bahasa, yakni Inggris dan Indonesia.
-
Kenapa buku-buku ini laris di Indonesia? Berbagai genre dapat dijelajahi, baik melalui toko fisik maupun platform online.Tak hanya itu, dunia literasi Indonesia semakin diperkaya dengan munculnya penulis-penulis baru yang menawarkan karya-karya terbaik mereka.
-
Siapa yang membuat kitab ini? Menurut para ahli kitab ini ditulis oleh setidaknya tiga biarawan berbeda.
-
Siapa penulis novel terkenal? Siapa saja penulis novel terkenal? Daftar penulis novel Indonesia terbaik dan karyanya:Andrea Hirata. Haidar Musyafa. Raditya Dika. Eka Kurniawan. Budi Darma. Pramoedya Ananta Toer. Ahmad Fuadi.
-
Kenapa penulis menulis buku ini? Buku ini disusun sebagai upaya untuk memberikan pemahaman mendalam tentang [topik buku].
-
Bagaimana buku bisa membantu seseorang? Buku dapat membantu mengubah masa depan serta menambah kecerdasan akal dan pikiran seseorang. Selamat Hari Buku Sedunia.
-
Buku apa yang paling laris di Indonesia? Diterbitkan pada tahun 1936, buku ini membanggakan prestasi luar biasa dengan penjualan lebih dari 15 juta eksemplar dan menjadi salah satu buku terlaris di Indonesia.
Ketua panitia acara I Nyoman Sarjana menjelaskan, buku ini tak lagi mengeksploitasi kesedihan para korban. Sebaliknya, aspek keceriaan yang ditunjukkan agar para korban dapat bangkit. Sebab, kata dia, 14 tahun sudah cukup bagi para korban terus merasakan penderitaan.
"Kita harus hadirkan keceriaan para korban, tidak lagi kesedihan. Para korban sudah saatnya bangkit," katanya di Beacwalk, Kuta, Rabu (12/10).
Ada 14 janda korban bom Bali yang ikut ambil bagian menceritakan kepedihan hidup yang mereka alami sejak peristiwa kelam itu merenggut suami mereka. Mereka adalah Ni Wayan Sudeni, Wayan Leniasih, Endang Isnanik, Ni Luh Erniati, Ni Wayan Rastini, Ni Nyoman Rencini, Ni Made Kitik, Ni Luh Mendri, Ni Ketut Jontri, Ni Made Ritiasih, Zuniar Nuraini, Ni Wayan Rasni Susanti, Nurlaila dan Warti.
"14 janda korban bom ini diambil bertepatan dengan 14 tahun peringatan bom Bali I. Tetapi, tidak semua dari mereka korban bom Bali I, ada juga yang korban bom Bali II," ucap dia.
Sang penulis buku, Dwi Yani mengaku membutuhkan waktu enam bulan untuk menuliskan kisah para korban bom Bali tersebut. "Untuk di awal kami cetak seribu eksemplar. Saya butuh waktu enam bulan untuk merampungkan tulisan. Tiga bulan untuk riset dan tiga bulan penulisan," tutur dia.
Pada acara yang mengambil tema Peace and Harmony itu, buku yang diangkat dari kisah nyata korban bom Bali itu juga dilelang kepada pengunjung. Dana yang terkumpul akan disumbangkan kepada Yayasan Isana Dewata dan sebagian disimpan sebagai bekal penulisan buku kedua dan ketiga yang mengangkat kisah korban langsung dan anak-anak korban bom Bali. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bekerjasama dengan Komunitas Pegon meluncurkan buku berjudul Lentera Blambangan di Auditorium IAI Ibrahimy.
Baca SelengkapnyaRustini mengatakan kedatangannya bersama sejumlah kader Perempuan Bangsa serta dua anggota DPR RI Fraksi PKB adalah wujud kepedulian terhadap sesama.
Baca SelengkapnyaDeklarasi ini diikuti eks anggota Jamaah Islamiyah wilayah eks Karesidenan Surakarta, Kedu dan Semarang.
Baca SelengkapnyaBuku diterbitkan bertepatan gerakan melawan lupa 17 tahun aksi Kamisan terhadap 13 korban aktivis 97-98
Baca SelengkapnyaKorban meninggal merupakan pasangan suami-istri, bernama Ida Bagus Eka Widya Cipta (40) dan Ida Ayu Putu Mutiari (38).
Baca SelengkapnyaDalam konteks HAM, yang menjadi pijakan dijelaskannya yakni yang pertama memori kolektif korban dan kedua adanya kesamaan kronologis peristiwa.
Baca SelengkapnyaDenny JA sendiri menyelami dilema moral yang dihadapi Bung Karno
Baca SelengkapnyaAktris sekaligus penulis berbakat, Natasha Rizky, kembali menunjukkan kemampuannya dengan merilis buku terbarunya di Jepang.
Baca SelengkapnyaMenjadi jurnalis perempuan yang meliput sepak bola bak dua mata pisau berlawanan. Pada satu sisi bisa memperoleh kemudahan, tapi bisa juga jadi korban kekerasan
Baca SelengkapnyaSejak tahun 2017, Merdeka.com rutin menerbitkan Buku Merdeka dalam rangka Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaPeringatan 19 tahun bencana tsunami Aceh yang menewaskan 230.000 jiwa diwarnai isak tangis keluarga dan kerabat yang berdoa di pemakaman massal.
Baca SelengkapnyaNovel sejarah merupakan karya sastra yang mengangkat kisah, peristiwa, atau kejadian di masa lalu.
Baca Selengkapnya