Bangkit dari kesedihan, 14 janda korban Bom Bali luncurkan buku
Merdeka.com - Hari ini, 12 Oktober tepat 14 tahun lalu, ledakan bom mengguncang Bali. Bom yang terjadi di Sari Club dan Paddys Club menewaskan 202 orang dari berbagai negara.
Peristiwa itu terjadi Sabtu malam 12 Oktober 2002 sekitar pukuk 23.00 waktu setempat. Suara ledakan terdengar jelas dari Denpasar dan memorak-porandakan kawasan vital wisata hiburan malam di Kuta. Tercatat lebih dari 202 korban jiwa akibat bom yang dirancang oleh Ali Imron, Muhclas (alm), Amrozi (alm) dan Imam Samudra (alm).
Untuk mengenang perjuangan para korban bom Bali I, Yayasan Isana Dewata yang selama ini menjadi tempat bernaung korban bom Bali menginisiasi terbitnya sebuah buku testimoni para korban peristiwa keji tersebut. Buku berjudul "Janda-janda Korban Terorisme di Bali". Buku setebal 82 halaman itu menggunakan dua bahasa, yakni Inggris dan Indonesia.
-
Apa kerusakan akibat gempa di Bali? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat kerusakan ringan dampak gempa berkekuatan 4.9 magnitudo di Kabupaten Gianyar. Getaran gempa sempat membuat penghuni hotel berhamburan meninggalkan gedung.'Kerusakan ringan, tembok retak dan genteng jatuh,' kata Kepala BPBD Made Rentin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9).
-
Apa arti kata 'Sad' dalam bahasa Indonesia? Sad merupakan bahasa Inggris yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti sedih.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
-
Siapa putri korban bom Surabaya yang jadi Bintara Polisi? Aqiella Nadya berhasil meneruskan karier ayahnya sebagai anggota polisi usai lolos pada seleksi Bintara Polda Jawa Timur.
-
Bagaimana cara kata-kata tumbang sakit membantu? Di dalam untaian kata-kata sakit ini juga sering kali tersisip pesan bijak dan makna mendalam yang berharga.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
Ketua panitia acara I Nyoman Sarjana menjelaskan, buku ini tak lagi mengeksploitasi kesedihan para korban. Sebaliknya, aspek keceriaan yang ditunjukkan agar para korban dapat bangkit. Sebab, kata dia, 14 tahun sudah cukup bagi para korban terus merasakan penderitaan.
"Kita harus hadirkan keceriaan para korban, tidak lagi kesedihan. Para korban sudah saatnya bangkit," katanya di Beacwalk, Kuta, Rabu (12/10).
Ada 14 janda korban bom Bali yang ikut ambil bagian menceritakan kepedihan hidup yang mereka alami sejak peristiwa kelam itu merenggut suami mereka. Mereka adalah Ni Wayan Sudeni, Wayan Leniasih, Endang Isnanik, Ni Luh Erniati, Ni Wayan Rastini, Ni Nyoman Rencini, Ni Made Kitik, Ni Luh Mendri, Ni Ketut Jontri, Ni Made Ritiasih, Zuniar Nuraini, Ni Wayan Rasni Susanti, Nurlaila dan Warti.
"14 janda korban bom ini diambil bertepatan dengan 14 tahun peringatan bom Bali I. Tetapi, tidak semua dari mereka korban bom Bali I, ada juga yang korban bom Bali II," ucap dia.
Sang penulis buku, Dwi Yani mengaku membutuhkan waktu enam bulan untuk menuliskan kisah para korban bom Bali tersebut. "Untuk di awal kami cetak seribu eksemplar. Saya butuh waktu enam bulan untuk merampungkan tulisan. Tiga bulan untuk riset dan tiga bulan penulisan," tutur dia.
Pada acara yang mengambil tema Peace and Harmony itu, buku yang diangkat dari kisah nyata korban bom Bali itu juga dilelang kepada pengunjung. Dana yang terkumpul akan disumbangkan kepada Yayasan Isana Dewata dan sebagian disimpan sebagai bekal penulisan buku kedua dan ketiga yang mengangkat kisah korban langsung dan anak-anak korban bom Bali. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bekerjasama dengan Komunitas Pegon meluncurkan buku berjudul Lentera Blambangan di Auditorium IAI Ibrahimy.
Baca SelengkapnyaBuku diterbitkan bertepatan gerakan melawan lupa 17 tahun aksi Kamisan terhadap 13 korban aktivis 97-98
Baca SelengkapnyaKorban meninggal merupakan pasangan suami-istri, bernama Ida Bagus Eka Widya Cipta (40) dan Ida Ayu Putu Mutiari (38).
Baca SelengkapnyaDalam konteks HAM, yang menjadi pijakan dijelaskannya yakni yang pertama memori kolektif korban dan kedua adanya kesamaan kronologis peristiwa.
Baca SelengkapnyaDenny JA sendiri menyelami dilema moral yang dihadapi Bung Karno
Baca SelengkapnyaAktris sekaligus penulis berbakat, Natasha Rizky, kembali menunjukkan kemampuannya dengan merilis buku terbarunya di Jepang.
Baca SelengkapnyaMenjadi jurnalis perempuan yang meliput sepak bola bak dua mata pisau berlawanan. Pada satu sisi bisa memperoleh kemudahan, tapi bisa juga jadi korban kekerasan
Baca SelengkapnyaSejak tahun 2017, Merdeka.com rutin menerbitkan Buku Merdeka dalam rangka Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaPeringatan 19 tahun bencana tsunami Aceh yang menewaskan 230.000 jiwa diwarnai isak tangis keluarga dan kerabat yang berdoa di pemakaman massal.
Baca Selengkapnya