Bangunkan Sahur, Pengurus Masjid di Palembang Dikeroyok Sejumlah Orang
Merdeka.com - Seorang pengurus masjid Al Saleh, Kelurahan Karang Anyar, Gandus, Palembang, Dayu Anggi Saputra (20) dikeroyok sejumlah orang. Kasus ini tengah ditangani polisi dengan memeriksa rekaman CCTV.
Peristiwa itu terjadi saat korban seperti biasa membangunkan sahur, Rabu (20/5). Tiba-tiba dia didatangi tujuh pelaku yang biasanya sering bergadang di sekitar masjid.
Diduga pengaruh minuman alkohol, salah seorang pelaku menantang korban berkelahi. Namun, korban menolak dan memilih mengalah agar tak menimbulkan kericuhan.
-
Siapa saja yang terlibat dalam perkelahian? Dua kelompok pemuda yang bentrok tersebut ialah dari kelompok Markus (21) dengan kelompok Jony (24).
-
Mengapa pelaku mengancam korban? Korban sebenarnya sempat kabur kembali ke Kota Salatiga. Namun korban tidak berdaya karena diancam pelaku akan menyebarkan video dan foto hasil hubungan intim mereka. Karena takut korban kembali ke Solo dan disekap hingga Januari 2023.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku mengancam akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Kenapa pelaku mengancam korban? Isi pesannya berisi kalimat ancaman bahwa akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
Tak lama, lima dari tujuh orang itu mengeroyok korban dengan beringas. Beruntung, korban dilerai oleh dua teman para pelaku dan warga. Korban mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya.
Kapolsek Gandus Palembang AKP Willian Harbensyah mengungkapkan, saat ini petugas sedang melakukan pemeriksaan terhadap saksi dan pengumpulan alat bukti. Pihaknya telah mengantongi identitas para pelaku kemudian akan dilakukan penangkapan.
"Lagi pemeriksaan saksi-saksi dan pengumpulan alat bukti untuk mengarah kepada tersangka," ungkap Willian, Jumat (22/5).
Dari penuturan korban, kata dia, aktivitas membangunkan sahur sudah dilakukan selama Ramadan, baik secara pengumuman maupun melalui hadroh. Hanya saja, baru-baru ini korban pernah didatangi dua orang yang tak terima banyaknya aktivitas di masjid yang mereka anggap mengganggu istirahat.
"Mudah-mudahan kasus ini segera terungkap dan para pelaku ditangkap," pungkasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban hendak melerai kerusuhan, namun dia justru dianiaya lima pelaku
Baca SelengkapnyaKini pelaku diburu polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Baca SelengkapnyaSuyoko menjadi bulan-bulanan para pengeroyok hingga jatuh tersungkur.
Baca SelengkapnyaAksi penganiayaan berujung penusukan tersebut diketahui terjadi saat kedua santri berinisial SF, 19, warga Rembang
Baca SelengkapnyaKorban harus mendapatkan perawatan intensif di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Ciawi, Tasikmalaya.
Baca SelengkapnyaDua maling sepeda motor di Talang Betutu, Palembang, harus membayar mahal perbuatan mereka. Mereka diamuk massa, bahkan seorang di antaranya tewas.
Baca SelengkapnyaKapolsek Mampang Prapatan Kompol David Yunior Kanitero menjelaskan kronologi kasus tewasnya AM
Baca SelengkapnyaKeduanya ternyata berada di bawah pengaruh alkohol. Seketika, aparat bergerak meringkus hingga mengguyur pelaku dengan air kolam.
Baca SelengkapnyaKericuhan yang terjadi pada Kamis malam itu, sebelumnya tak pernah terjadi.
Baca SelengkapnyaRatusan massa yang marah merusak seluruh kobong, membakar dua gazebo dan mencari Pimpinan Ponpes dan Padepokan berinisial KH.
Baca SelengkapnyaUstaz Syafiq Riza Basalamah buka suara terkait penolakan kedatangan dalam pengajian di Masjid Assalam Purimas Kota Gunung Anyar Surabaya.
Baca SelengkapnyaSalah satu warga mengaku geram karena aktivitas sekelompok warga membangunkan sahur membuat bayinya yang sedang tidur terganggu.
Baca Selengkapnya