Banjir bandang di Madina, 8 siswa madrasah meninggal, 21 belum ditemukan
Merdeka.com - Banjir bandang terjadi di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara. Sebanyak 29 siswa yang sedang belajar di madrasah dilaporkan menjadi korban dalam peristiwa ini.
Berdasarkan informasi dihimpun, banjir bandang terjadi pada Jumat (12/10) sore. Air bah yang membawa lumpur dan material lain, seperti kayu, menghantam sejumlah rumah warga dan madrasah yang ada di tepi sungai.
Saat kejadian 29 siswa sedang belajar di madrasah itu. Mereka dikabarkan hanyut tersapu air bah.
-
Di mana banjir bandang terjadi? Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
-
Kenapa banjir bandang terjadi di Sumbar? Mahyeldi menjelaskan banjir bandang itu disebabkan curah hujan yang terbilang esktrem. Sementara hujan hampir tidak terjadi musim panas. Alhasil hujan ekstrem yang turun memicu banjir bandang dan longsor.
"Ada pelajaran kelas sore di madrasah. Mungkin di atas gunung hujan dan ada kiriman air. Kemudian dari informasi, yang sedang belajar ada 29 orang. Namun, data pastinya nanti kita sinkronkan," kata kata Kapolres Mandailing Natal, AKBP Irsan Sinuhaji kepada wartawan.
Pihak Polres Mandailing Natal mencatat sudah 8 siswa yang ditemukan meninggal dunia. Sementara 21 siswa masih dalam pencarian.
Banjir bandang di Madina Sumut ©2018 Merdeka.com
Korban yang telah ditemukan langsung dievakuasi ke puskesmas setempa. Jenazah mereka selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
Polisi terus melakukan pendataan untuk memastikan jumlah keseluruhan korban dan kerusakan akibat bencana ini. "Untuk jumlah korban, kita belum bisa memastikan. Yang jelas kita lagi berupaya mencari korban itu dulu, itu yang kita utamakan. Nanti setelah itu kita invetarisir," jelas Irsan.
Pencarian korban terus dilakukan. Hujan yang mengguyur wilayah itu cukup menyulitkan tim pencari dan penyelamat. "Kita bekerja harus hati-hati, karena cuaca hujan. Priioritas utama kita mencari korban dan tetap mengutamakan keselamatan," tutur Irsan.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 20 ribu rumah terendam banjir bandang di Musi Rawas Utara.
Baca SelengkapnyaDari 43 tersebut, 19 orang berasal Kabupaten Agam, 14 Tanah Datar, 8 Padang Pariaman serta 2 dari Padang Panjang.
Baca SelengkapnyaTim gabungan masih berjibaku di lapangan untuk mencari korban yang masih belum ditemukan hingga sore ini.
Baca SelengkapnyaBanjir bandang melanda Pekalongan, Jawa Tengah usai hujan deras
Baca SelengkapnyaSelain korban meninggal, Basarnas Ternate juga berhasil menyelamatkan dua orang warga.
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan mengambang oleh warga yang sedang mencari ikan pada 12 Mei 2024 sekitar pukul 12.25 WIB.
Baca SelengkapnyaBencana banjir bandang di Sumbar menyebabkan puluhan orang meninggal dunia
Baca SelengkapnyaTim SAR menemukan seorang lagi korban banjir bandang yang menerjang pemukiman di Desa Simangulampe, Bakti Raja, Humbahas.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi saat dua mobil melintas di Jalan Lintas Sumatera di Desa Batanghari, Kecamatan Semidang Aji.
Baca SelengkapnyaSebanyak tujuh kecamatan teredam banjir dan satu kecamatan lainnya longsor.
Baca SelengkapnyaSesuai informasi yang diterima posko pengaduan, masih ada tiga korban yang belum ditemukan
Baca SelengkapnyaTim SAR Gabungan bersama masyarakat di Kota Ternate, Maluku Utara, terus melakukan pencarian korban banjir bandang.
Baca Selengkapnya