Banjir dan Angin Kencang Menewaskan Dua Warga dan Merusak Sekolah di SulSel
Merdeka.com - Banjir yang terjadi di Kabupaten Barru dan Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan menewaskan dua warga, Muhammad Rafli (5) dan Sinar (65). Sementara di Kabupaten Bantaeng, pohon-pohon tumbang akibat angin kencang dan menimpa bangunan sekolah mengakibatkan dua ruang kelas rusak.
Kapolres Barru, AKBP Welly Abdillah menjelaskan, korban Muhammad Rafli awalnya bersama bapaknya Jamaluddin (27), warga Kelurahan Takkalasi, Kecamatan Balusu ke belakang kantor Camat Balusu, petang, hendak menjala ikan.
"Karena situasi ketinggian air, Jamaluddin mengantar Rafli anaknya kembali ke rumah dan dia kembali ke lokasi semula memantau jala yang telah dipasangnya. Pukul 18.30 WITA dapat informasi kalau anaknya tidak ada di rumah," kata Welly dikonfirmasi Minggu (12/1) malam.
-
Dimana makam korban banjir bandang? Ketegangan semakin terasa ketika terungkap bahwa di halaman rumah itu terdapat sepasang batu besar yang berfungsi sebagai tanda makam bagi korban banjir bandang.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
-
Kenapa banjir terjadi di Bali? Sejumlah wilayah di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, dilanda banjir akibat hujan deras atau cuaca ekstrem, pada Kamis (4/4).
Ada saksi bernama Basri (50) mengatakan, sekitar pukul 17.30 WITA, sempat melihat dan menegur korban yang berenang di sekitar lokasi persawahan depan kantor KUA Kecamatan Balusu.
"Setelah dilakukan pencarian, sekitar pukul 20.15 WITA, Muhammad Rafli ditemukan di sekitar persawahan depan kantor KUA Takkalasi itu. Segera dilarikan ke Puskemas Madello namun jiwanya tidak tertolong lagi," kata AKBP Welly Abdillah.
Sementara itu data BPBD Kabupaten Soppeng menyebutkan, pukul 09.00 WITA, Minggu pagi, (12/1), hujan sangat deras mengakibatkan Sungai Leworeng, Sungai Paddangeng, Sungai Madining, Sungai Batu-batu meluap sehingga menimbulkan banjir.
Seorang warga bernama, Sinar (65), di Dusun Sumpang Ala, Kelurahan Kaca, Kecamatan Marioriawa, terpeleset dari tangga dan hanyut terbawa arus. Saat ditemukan, dia sudah meninggal dunia.
Adapun di Kabupaten Bantaeng, pukul 16.00 WITA, sebuah bangunan sekolah tertimpa pohon yang tumbang karena angin kencang. Dua ruangan kelas dan satu rumah dinas rusak.
Kepala BPBD Sulsel, Ni'mal Lahamang mengatakan, bangunan sekolah ini adalah SD inpres 73 Paranglabbua di Lingkungan Paranglabbua, Desa Bonto Salluang, Kecamatan Bissappu, Bantaeng.
"Menumbangkan pepohonan dan menimpa bangunan sekolah. Dua ruangan kelas rusak berat dan satu rumah dinas dalam kawasan sekolah rusak sedang. Kerugian ditaksir senilai Rp 200 juta," kata Ni'mal Lahamang.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
495 kepala keluarga (KK) terdampak banjir bandang tersebut.
Baca SelengkapnyaBanjir bandang melanda Pekalongan, Jawa Tengah usai hujan deras
Baca SelengkapnyaDari ratusan korban terdampak banjir, tampak seorang lansia yang berusia nyaris seabad diselamatkan polisi.
Baca SelengkapnyaPihak BPBD Sulawesi Tengah menyatakan banjir bandang telah menerjang dua desa yang menyebabkan satu korban jiwa dan dua lainnya hilang.
Baca SelengkapnyaSaat banjir datang, korban memancing ikan bersama kakaknya yang masih berusia 8 tahun di pinggir sungai.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi berlangsung dramatis, terutama di Kampung Rangcabungur, di mana gang-gang sempit terendam air
Baca SelengkapnyaKasi Operasi Kantor SAR Padang, Hendri mengatakan, empat orang tersebut terdiri dari Ibu dan 3 anaknya.
Baca SelengkapnyaWarga tidak menyangka banjir akan separah ini karena sebelumnya tidak ada seperti ini
Baca SelengkapnyaKorban meninggal teridentifikasi atas nama Achir Bagus Dwi Ardhianto (12) dan Imam Suhada (53).
Baca SelengkapnyaBencana longsor tersebut dipicu tingginya intensitas hujan yang menggujur kota Padang tanpa henti sejak Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) pagi.
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan mengambang oleh warga yang sedang mencari ikan pada 12 Mei 2024 sekitar pukul 12.25 WIB.
Baca SelengkapnyaIqbal mengatakan banjir yang terjadi di Kabupaten Muratara ini menggenangi sejumlah lokasi.
Baca Selengkapnya