Banjir di Subang, makan di warung nasi pun Rp 37 ribu
Merdeka.com - Lumpuhnya aktivitas warga Kabupaten Subang, khususnya di Pantura Jawa Barat dimanfaatkan bagi mereka yang berbisnis untuk menarik keuntungan sebesar-besarnya. Warung nasi pun menjadi laris manis meski harganya melambung tinggi.
Seperti yang dialami Ade (23) salah satu aktivis mahasiswa yang datang dari Indramayu untuk melihat banjir di Subang. Saat itu Ade mengaku belum makan dari pagi.
"Saya asal selewat saja dapat rumah makan Padang di Pamanukan, saya cuma ambil makanan dan minuman secukupnya, tapi ternyata harganya melambung tinggi, bahkan sampai Rp 37 ribu," ungkap Ade, kepada merdeka.com, Selasa (21/1).
-
Mengapa banjir terjadi di Pekalongan? Dilansir dari akun Instagram @pekalonganinfo, sepanjang hari Minggu (3/3), Desa Sidomulo, Kecamatan Lebakbarang, Pekalongan terus diguyur hujan deras. Akibatnya, banjir dan tanah longsor terjadi di beberapa titik.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Kenapa banjir terjadi di Bali? Sejumlah wilayah di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, dilanda banjir akibat hujan deras atau cuaca ekstrem, pada Kamis (4/4).
-
Kenapa banjir bandang terjadi di Sumbar? Mahyeldi menjelaskan banjir bandang itu disebabkan curah hujan yang terbilang esktrem. Sementara hujan hampir tidak terjadi musim panas. Alhasil hujan ekstrem yang turun memicu banjir bandang dan longsor.
-
Apa penyebab utama banjir? Banjir terjadi karena berbagai penyebab utama, termasuk hujan lebat, pencairan salju, badai, dan kenaikan permukaan air laut.
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
Ia pun menanyakan kepada pemilik warung mengapa makan sepiring nasi dan minuman botol bisa semahal itu.
"Alasan kata si pemilik warung semua harga kebutuhan naik karena banjir, bahkan air bersih juga sulit didapat," katanya terlihat kesal.
Meski demikian, ia terima jika kondisinya seperti itu. Apalagi bagi pendatang sepertinya juga membutuhkan makan. "Yah, sudahlah orang saya juga lapar," jelasnya.
Pantauan merdeka.com, di Jalan Raya Pamanukan beberapa tempat usaha memang belum buka. Puing-puing sisa banjir masih terlihat berserakan. Kondisi ini sudah jauh lebih baik dari empat hari sebelumnya.
"Hari ini paling cuman 50 sentimeter, kalau Sabtu kemarin sampe 1,5 meter di Pamanukan ini, parah banget," beber Ipong (48) warga sekitar yang turut mengungsi. (mdk/war)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga beras saat ini tengah melonjak sebagai dampak dari kemarau panjang.
Baca SelengkapnyaWilayah pesisir Jakarta Utara bukan hanya menjadi langganan banjir rob sebagai dampak krisis iklim, tetapi juga menghadapi krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaIis mengaku sangat terbantu atas keberadaan warung nasi kuning milik Jusuf Hamka ini. Karena dia cukup membayar Rp3.000.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menyebabkan daya beli turun dan omzet berkurang.
Baca SelengkapnyaKenaikan ini dipengaruhi oleh pasokan gabah dari petani terbatas akibat panen padi di tingkat petani menurun.
Baca SelengkapnyaKemarau panjang membuat petani padi di berbagai daerah terancam gagal panen.
Baca SelengkapnyaMereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaIkappi mendorong distribusi masif kepada wilayah dengan kebutuhan bawang merah cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaKondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaMasyarakat berharap pemerintah dapat segera menurunkan harga bahan pokok tersebut.
Baca SelengkapnyaIqbal mengatakan banjir yang terjadi di Kabupaten Muratara ini menggenangi sejumlah lokasi.
Baca Selengkapnya