Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Banjir juga pusingkan Raja Purnawarman dan Belanda

Banjir juga pusingkan Raja Purnawarman dan Belanda banjir jakarta tempo doeloe. ©kaskus.com

Merdeka.com - Setiap kali musim hujan tiba, warga Ibu Kota dan sekitarnya selalu direpotkan dengan banjir yang menggenang. Banjir seolah menjadi momok menakutkan bagi warga Ibu Kota dan sekitarnya di musim hujan.

Namun banjir yang melanda Jakarta bukan hanya terjadi di era saat ini. Jauh sebelum Indonesia merdeka bahkan di zaman sebelum penjajah Belanda datang, wilayah yang kini disebut Jakarta sudah sering dilanda banjir.

Dari literatur sejarah, banjir sudah terjadi di wilayah yang kini disebut Jakarta sejak 1.600 tahun lalu. Hal ini terlihat dari Prasasti Tugu peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang ditemukan di Cilincing, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Prasasti yang dibuat sekitar tahun 403 Masehi itu bertuliskan tentang penggalian kanal atau Sungai Candrabhaga dan Sungai Gomati oleh Raja Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara.

Penggalian sungai tersebut merupakan gagasan untuk menghindari bencana banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman. Prasasti Tugu ditemukan di kampung Batutumbuh, desa Tugu yang sekarang menjadi wilayah kelurahan Tugu selatan, kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Topik Pilihan: Jokowi ahok | DKI Jakarta

Namun pada tahun 1911, Prasasti atau Tugu Batu itu dipindahkan ke Museum Bataviaasch genootschap van Kunsten en Wetenschappen atau yang kini disebut sekarang Museum Nasional.

Prasasti Tugu dipahatkan pada batu berbentuk bulat telur berukuran kurang lebih 1 meter. Prasasti Tugu bertuliskan aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk seloka bahasa Sansekerta.

Di zaman penjajahan Belanda, banjir juga mengancam wilayah Ibu Kota yang dulu masih bernama Batavia. Saat Jan Pieterszoon Coen saat menjadi gubernur jenderal, dia memimpikan agar Batavia menjadi duplikat Amsterdam di Belanda.

Namun tidak mudah merancang kota pelabuhan yang sering dilanda banjir itu. Batavia lalu dibangun di atas reruntuhan Jayakarta dengan dikelilingi parit-parit, tembok kota, lengkap dengan kanal banjir.

Sungai Ciliwung yang berkelok-kelok dirombak dan dibuat lurus menjadi kali besar dan kanal yang membelah kota Batavia menjadi dua.

Namun kanal ini pun rupanya tidak cukup efektif untuk menahan terjangan banjir di Batavia. Pendangkalan sungai dan kanal, sampah yang menumpuk serta penyempitan daerah aliran sungai (DAS) dan daerah resapan dituding jadi biang kerok semakin meluasnya banjir di Jakarta.

Dan hingga kini banjir masih menjadi momok warga ibu kota. Banjir bahkan sudah identik dengan ibu kota selain macet. Benarkah banjir tidak hilang dari Jakarta?

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Prasasti Sanghyang Tapak di Sukabumi, Kutukan dari Raja Sunda Agar Tak Menangkap Ikan dan Mengganggu Sungai
Cerita Prasasti Sanghyang Tapak di Sukabumi, Kutukan dari Raja Sunda Agar Tak Menangkap Ikan dan Mengganggu Sungai

Prasasti ini menarik perhatian karena menggunakan bahasa Jawa kuna. Tulisannya pun menggunakan aksara kawi berisi kutukan jika nekat memanfaatkan Sungai Cicatih

Baca Selengkapnya
Menguak Fakta Bendungan Pucang Gading, Pintu Air Tua Peninggalan Belanda yang Masih Berfungsi Hingga Kini
Menguak Fakta Bendungan Pucang Gading, Pintu Air Tua Peninggalan Belanda yang Masih Berfungsi Hingga Kini

Bangunan bendungan masih tampak kokoh walau beberapa bagiannya sudah tampak tergerus arus air

Baca Selengkapnya
Ceritakan Proyek Besar Masa Kerajaan Pajajaran, Begini Isi Prasasti Batu Tulis Huludayeuh
Ceritakan Proyek Besar Masa Kerajaan Pajajaran, Begini Isi Prasasti Batu Tulis Huludayeuh

Di prasasti ini menceritakan proyek besar di zaman Kerajaan Pajajaran.

Baca Selengkapnya
Dulu Lokasi Favorit Prewedding Penjajah Belanda, Begini Potret Megah Bendungan di Banyuwangi
Dulu Lokasi Favorit Prewedding Penjajah Belanda, Begini Potret Megah Bendungan di Banyuwangi

Bendungan ini dulu jadi lokasi prewedding favorit para penjajah Belanda.

Baca Selengkapnya
Potret Situs Batu Tulis Muruy di Pandeglang, Peninggalan Abad ke-18 dan Bermotif Tulisan Arab
Potret Situs Batu Tulis Muruy di Pandeglang, Peninggalan Abad ke-18 dan Bermotif Tulisan Arab

Motif kaligrafi tersebut kabarnya dibuat oleh keturunan kerajaan yang sempat mengungsi untuk menghindari kejaran Belanda.

Baca Selengkapnya
Fakta Unik Bendungan Ancol Kulon Progo, Jadi Siasat Sri Sultan HB IX Agar Warga Yogya Tak Dikirim Kerja Paksa
Fakta Unik Bendungan Ancol Kulon Progo, Jadi Siasat Sri Sultan HB IX Agar Warga Yogya Tak Dikirim Kerja Paksa

Bendungan Ancol merupakan hulu dari dua selokan yang ada di Yogyakarta, yaitu Selokan Mataram dan Selokan Van Der Wijk.

Baca Selengkapnya
Potret Megah 3 Jembatan Air di Jawa Timur, Berusia Ratusan Tahun Masih Berfungsi hingga Kini
Potret Megah 3 Jembatan Air di Jawa Timur, Berusia Ratusan Tahun Masih Berfungsi hingga Kini

Jembatan-jembatan ini menjadi sumber pengairan bagi lahan pertanian dan perkebunan warga

Baca Selengkapnya
Dulu Jadi Batas Kerajaan Tarumanegara dengan Mataram Kuno, Ini Fakta Menarik Sungai Bogowonto
Dulu Jadi Batas Kerajaan Tarumanegara dengan Mataram Kuno, Ini Fakta Menarik Sungai Bogowonto

Sungai Bogowonto merupakan salah satu sungai besar yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Dulunya sungai itu bernama Watukura

Baca Selengkapnya
Dibangun Belanda Tahun 1916 dan Jadi Tempat Wisata, Waduk di Blora Ini Kini Terancam Limbah Tambang Minyak Bumi
Dibangun Belanda Tahun 1916 dan Jadi Tempat Wisata, Waduk di Blora Ini Kini Terancam Limbah Tambang Minyak Bumi

Keberadaan Waduk Tempuran diapit oleh dua desa penghasil minyak bumi

Baca Selengkapnya
Pemancing Temukan
Pemancing Temukan "Pulau Emas", Situs Kerajaan Sriwijaya Berusia 400 Tahun

Situs kuno ini ditemukan para pemancing yang sedang menyelam di malam hari di Sungai Musi, Sumatera Selatan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Bendungan Pamarayan Lama, Dam Terbesar Pertama yang Dibangun Belanda di Banten
Mengenal Bendungan Pamarayan Lama, Dam Terbesar Pertama yang Dibangun Belanda di Banten

Pembangunannya memakan biaya hingga triliunan rupiah pada saat itu.

Baca Selengkapnya