Banjir Kudus meluas di 26 desa, Jalur Pantura Timur tersendat
Merdeka.com - Bencana banjir di Jalur Pantura Timur, tepatnya di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kini semakin meluas. Banjir yang disebabkan oleh curah hujan tinggi yang awalnya hanya terjadi di 3 kecamatan, itu kini sudah merambah di 26 desa di 6 kecamatan.
Ke-26 desa itu ada di Kecamatan Jekulo (7 desa), Kecamatan Mejobo (7 desa), Kecamatan Bae (1 desa), Kecamatan Jati (3 desa), Kecamatan Kaliwungu (4 desa) dan Kecamatan Undaan (4 desa).
Ketua Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, Jumadi, menyatakan penyebab banjir selain karena curah hujan tinggi, sejumlah tanggul sungai di beberapa desa juga jebol.
-
Bagaimana kondisi jalan di Sumbar akibat banjir? Upaya yang tengah dilakukan sementara yakni membuka jalur agar kendaraan pribadi dapat melintas bertahap.'Ini sangat berpengaruh kepada transportasi dari padang ke Sumatera Barat atau sebaliknya bahkan juga dari provinsi lain dari Sumatera Utara ke Padang ini juga harapan kami untuk jadi prioritas, secara bertahap mungkin dalam beberapa hari ini bisa untuk kendaraan roda dua,' ucap politikus PKS itu.'Setelah itu mungkin bisa untuk kendaraan ringan kendaraan pribadi,' tambah dia.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
"Lebih dari 800 warga diungsikan ke tempat aman, antara lain dari Desa Jatiwetan dan Tanjungkarang (Jati), Payaman dan Temulus (Mejobo), Karangrowo (Undaan) dan warga Desa Bulungkulon, Kecamatan Jekulo," kata Jumadi, Rabu (22/1).
Selain mendapatkan bantuan dan back-up dari Basarnas Semarang, anggota TNI dan Polri, BPBD Kudus juga telah mengerahkan sebanyak 4 perahu karet untuk keperluan evakuasi warga korban banjir.
"Masih ada ratusan warga Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, harus dievakuasi. Semua keperluan logistik juga sudah kami siapkan di beberapa titik pengungsian," ujarnya.
Bupati Kudus Musthofa, telah menetapkan Kudus dalam situasi tanggap darurat bencana banjir. Untuk melakukan penanganan bencana banjir ini, pemda setempat juga telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait, misalnya TNI dan Polri.
"Selain Basarnas dan BPBD yang terlibat dalam penanggulangan banjir, kami juga dibantu relawan dari Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Muria Kudus(UMK) dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Kudus, FKPPI dan perusahaan swasta di Kudus," ucapnya.
Topik pilihan: Jalan Rusak | Jalur Pantura
Musthofa menambahkan, salah satu penyebab banjir di Kudus adalah pengendalian dan tata ruang kota perlu ditinjau ulang. Gorong-gorong yang mampat harus segera dibersihkan.
"Kami juga menyoroti berdirinya sejumlah bangunan di kawasan jalur lingkar tenggara Kudus-Pati yang tidak sesuai peruntukannya, juga harus ditertibkan," ujarnya.
Pantauan merdeka.com, banjir di Kudus mengakibatkan arus lalu lintas kendaraan di Jalur Pantura Timur, yakni dari arah Kudus- Pati, kemudian Semarang menuju ke Surabaya, tersendat.
Sebab sampai kini, ketinggian genangan banjir antara 40 sampai 60 centimeter. Sehingga sejumlah mobil dan puluhan sepeda motor terjebak banjir dan banyak yang mogok.
Tiga titik genangan terparah terjadi di jalan raya masuk Desa Ngembalrejo, Kecamatan Bae, Jalan Raya Hadipolo dan Terban, Kecamatan Jekulo.
Di Jalan Raya Ngembalrejo, ruas jalan tergenang sekitar 300 meter. Di kawasan pemukiman desa setempat, genangan air di rumah penduduk mencapai sekitar 1 meter.
Jalan tersendat juga terjadi di kawasan terminal bus induk di Desa Jatiwetan, Kecamatan Jati Kudus. Akses jalan menuju Kota Kudus dari arah Semarang dan sebaliknya tersendat di barat terminal oleh genangan air setinggi kurang lebih 50 centimeter sepanjang sekitar 600 meter.
Sedang di sebelah selatan terminal ketinggian air mencapai 80 centimeter. Aktivitas di terminal bus induk di Kabupaten Kudus lumpuh total akibat digenangi banjir.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir di Kudus karena hujan lebat yang mengguyur sejak Sabtu (10/3) lalu.
Baca SelengkapnyaBanjir kali ini lebih besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa pada awal Februari lalu.
Baca SelengkapnyaAir yang menggenang di bagian selatan Kudus akan diarahkan ke kolam retensi.
Baca SelengkapnyaBadan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Selatan masih mendata terkait jumlah korban terdampak banjir.
Baca SelengkapnyaUpaya penanggulangan banjir juga telah dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak terkait.
Baca SelengkapnyaGuyuran hujan lebat menyebabkan kawasan Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, terendam banjir, pada Kamis (4/1/2024) sore.
Baca SelengkapnyaSebanyak 20 ribu rumah terendam banjir bandang di Musi Rawas Utara.
Baca SelengkapnyaSelain itu, kemacetan panjang juga terjadi di Jalan Arteri Yos Sudarso akibat kendaraan yang mengantre.
Baca SelengkapnyaBBPJN mulai memperbaiki kondisi Jalan Pantura Demak-Kudus, yang rusak karena banjir.
Baca SelengkapnyaHujan dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir lahar Semeru. Akibatnya, jembatan di perbatasan putus.
Baca SelengkapnyaTerkait rekayasa arus lalu lintas kendaraan dialihkan di diperbatasan Demak dan Kudus memutar jalur alternatif membuat pengendara jauh memutar.
Baca SelengkapnyaKetinggian air banjir yang melanda kawasan tersebut mulai dari 20 sampai 90 centimeter.
Baca Selengkapnya