Banjir rendam 13 desa dan rusak 4 rumah warga di Kalbar
Merdeka.com - Tingginya curah hujan hampir sepekan terakhir mengakibatkan banjir hingga merendam rumah dalam 13 desa di Kalimantan Barat. Selain itu, derasnya arus air banjir juga merusak 4 rumah warga.
Banjir yang berlangsung sejak Selasa (29/8) malam lalu, melumpuhkan aktivitas warga desa. Ketinggian air mencapai hingga 4 meter, mengharuskan PLN memadamkan listrik.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Bagaimana warga Pesisir Selatan terdampak banjir dan longsor? 'Warga sudah kembali ke rumah mereka, namun terkendala air bersih. Untuk bantuan cukup banyak, hari ini juga akan kita distribusikan kepada warga,' tuturnya.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
Selain itu, sinyal selular yang sangat terbatas, juga mengisolasi warga dari layanan telekomunikasi. Bahkan derasnya arus banjir juga memutus akses jembatan. Proses evakuasi masih berlangsung Sabtu (2/9) sore.
"Bisa dikatakan ini banjir bandang. Karena dalam sehari, volume air begitu cepat naiknya," kata Andi Kurniawan, salah seorang warga Desa Teluk Mentawa, Kecamatan Jelai Hulu, Kabupaten Ketapang, kepada wartawan, Sabtu (2/9).
Air banjir sedemikian tingginya, memaksa warga untuk mengungsi ke kantor desa, markas Polsek, kebun sawit dan rumah keluarga mereka, yang lebih tinggi.
"Warga berinisiatif menggunakan rakit untuk proses evakuasi. Sekarang tim SAR dalam pemerintah sudah turun memantau permukiman kami," ungkap Andi.
Sementara, Kepala Basarnas Kantor SAR Pontianak Hery Marantikan menerangkan, banjir yang merendam di antaranya 13 desa di Kecamatan Tumbang Titi misalnya, berlangsung sejak 30 Agustus 2017 lalu.
"Tidak ada korban jiwa. Tapi banyak anak-anak dan wanita, kesulitan untuk keluar rumah karena memang air banjir cukup tinggi," ungkap Hery.
13 desa itu antara lain desa Serengkah Kiri, Batu Beransah, Jelayan, Titi Baru, Suka Damai dan Beringin. "Satu tim rescue dari pos SAR Ketapang, sudah diterjunkan ke lapangan lengkap peralatan evakuasi, untuk mengevakuasi warga," kata Hery.
Meski sempat surut perlahan, namun air kembali naik lantaran di bagian hulu Sungai Pesaguan, air banjir masih cukup tinggi. Warga di belasan desa itu berharap, banjir bisa segera surut.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat diminta waspada karena potensi cuaca ekstrem merujuk keterangan BMKG berpotensi terjadi hingga 21 April 2024.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, sejumlah rumah mengalami kerusakan berat.
Baca SelengkapnyaHujan deras yang melanda Kota Bogor tadi malam telah menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa lokasi.
Baca SelengkapnyaBPBD mencatat 4 kelurahan atau desa di wilayah pesisir utara Kabupaten Tangerang terendam banjir rob akibat air laut pasang sejak pekan kemarin.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada 1.000 rumah warga terdampak banjir disertai tanah longsor.
Baca SelengkapnyaSebanyak 20 ribu rumah terendam banjir bandang di Musi Rawas Utara.
Baca SelengkapnyaBanjir kali ini lebih besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa pada awal Februari lalu.
Baca SelengkapnyaBanjir di Kudus karena hujan lebat yang mengguyur sejak Sabtu (10/3) lalu.
Baca Selengkapnya495 kepala keluarga (KK) terdampak banjir bandang tersebut.
Baca SelengkapnyaBadan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Selatan masih mendata terkait jumlah korban terdampak banjir.
Baca SelengkapnyaSebanyak 8 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara dikepung banjir, sejak Selasa (5/9) pagi. Akibat bencana ini, seribu lebih warga memilih mengungsi.
Baca Selengkapnya2.210 unit rumah, 21 tempat ibadah, 12 sekolah, lima kantor dan dua pasar tradisional terdampak banjir.
Baca Selengkapnya