Banjir Samarinda Telan Korban Jiwa Tiga Orang
Merdeka.com - Ancau, bocah laki-laki usia 10 tahun di Samarinda, meninggal dunia usai tenggelam saat bermain di kawasan banjir di Betapus, Samarinda Utara, sore tadi. Jenazahnya disemayamkan di rumah duka, kawasan Bengkuring.
Keterangan dihimpun merdeka.com, korban yang tinggal di rumah keluarganya di kawasan Lempake, diketahui pergi bermain di kawasan banjir di Betapus, sekira pukul 16.30 WITA.
Saat asik bermain, korban diketahui tidak terlihat lagi di tengah banjir. Kabar itu, akhirnya sampai ke relawan kebencanaan yang ada di Lempake.
-
Dimana pemuda itu meninggal? Pemuda itu meninggal dunia usai dipatuk ular kobra pada bagian hidungnya.
-
Bagaimana cara anak itu meninggal? Antropologi fisik di lokasi menyatakan bocah itu berusia 10 tahun saat meninggal dengan gigi terkikis dan tanda-tanda infeksi didalam mulutnya.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Dimana makam korban banjir bandang? Ketegangan semakin terasa ketika terungkap bahwa di halaman rumah itu terdapat sepasang batu besar yang berfungsi sebagai tanda makam bagi korban banjir bandang.
-
Siapa yang meninggal dalam insiden ini? Yang lebih memilukan, kedua teknisi itu masih sangat muda, berusia 19 tahun dan 21 tahun.
-
Mengapa bayi meninggal? Kelainan genetik yang dialami anak ini membuat jantung tidak dapat menerima atau memompa cukup darah setiap kali berdetak dan mengakibatkan kematian dini anak laki-laki tersebut karena gagal jantung, ungkap para peneliti seperti dikutip dari laman Live Science.
"Setelah dicari, korban ditemukan sekitar jam 6 sore. Dibawa ke rumah sakit, nyawanya tidak tertolong," kata petugas Pusdalops BPBD Kalimantan Timur, Muriono, dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (26/5).
Muriono menerangkan, korban disemayamkan di rumah duka malam ini di kawasan Bengkuring. "Kami sudah ingatkan, warga tidak bermain di kawasan banjir. Karena kawasan banjir bukan tempat wisata," tegas Muriono.
Pusdalops mencatat, meninggalnya bocah Ancau, merupakan korban meninggal ketiga akibat banjir di Samarinda, sejak Jumat (22/5) lalu. Kejadian pertama, Senin (25/5), usai dievakuasi dari kawasan banjir di Gunung Lingai. Kedua adalah warga yang tersengat listrik di Jalan KH Hasan Basri saat hendak menghidupkan mesin genset.
Wisata Banjir di Tengah Pandemi
Warga Samarinda, Kalimantan Timur, dua hari ini ramai-ramai menjadikan kawasan banjir sebagai tempat wisata air. Padahal, saat ini masih masa pandemi Covid-19.
Pantauan merdeka.com di kawasan banjir simpang empat pusat belanja Mall Lembuswana sore ini misalnya. Anak-anak dan orang dewasa ramai menjadikan kawasan banjir untuk berwisata air.
Anak-anak bermain air, didampingi orangtua dan keluarganya. Bahkan, mereka membawa ban untuk berenang di tengah jalan yang terendam banjir.
"Main air di sini saja, mumpung anak-anak lagi libur," kata Asmi (38), warga Jalan Ir H Juanda, ditemui merdeka.com, Selasa (26/5) sore.
Warga mengenakan masker bisa dihitung dengan jari. Dengan leluasa, mereka tetap bermain air. Baik anak-anak, maupun remaja.
"Khawatir Corona sih iya. Tapi mau bagaimana lagi. Ke sini cuma bawa anak-anak, hiburan karena selama ini di rumah terus," kata orangtua lainnya di kawasan yang sama, Arbi.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beruntung, ada sejumlah warga yang sedang memancing dan melihat anak-anak tersebut tenggelam.
Baca SelengkapnyaKeduanya berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada pagi Minggu (3/3)
Baca SelengkapnyaNF awalnya berenang di Waduk Tanah Merah bersama empat temannya yang lain.
Baca SelengkapnyaAwalnya, korban bermain bersama kakaknya usia lima tahun dan temannya usia empat tahun di pinggir kali.
Baca SelengkapnyaKorban bersama dua rekannya, AN (14) dan RF (12), terjatuh ke sungai akibat perahu terbalik.
Baca SelengkapnyaKejadian tersebut terjadi setelah panitia perlombaan layar menginstruksikan para atlet untuk merapat kembali ke pantai lantaran cuaca yang tidak mendukung.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, korban bersama ayahnya mandi di kali. Kakinya kemudian diterkam.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaLima siswa sekolah dasar (SD) terseret ombak saat bermain bola di Pantai Bosowa Metro Tanjung Bunga Makassar pada libur Hari Kemerdekaan , Kamis (17/8) sore.
Baca SelengkapnyaBocah bernama Abdul (12) dan Rafael (14) berenang pukul 14.00 WIB. Keduanya diduga panik karena mengetahui danau ternyata dalam.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi saat dua mobil melintas di Jalan Lintas Sumatera di Desa Batanghari, Kecamatan Semidang Aji.
Baca SelengkapnyaKorban sempat mendapatkan pertolongan pengunjung setempat, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Baca Selengkapnya