Banjir surut, sebagian pengungsi di Subang kembali ke rumah
Merdeka.com - Intensitas hujan yang berkurang sejak kemarin malam membuat genangan air di sejumlah titik berkurang. Pengungsi pun bergegas pulang ke rumah masing-masing.
Di Masjid Raya Al-Mukhlisin Kecamatan Pamanukan sekitar 1.000 warga yang mengungsi, pagi ini separuhnya sudah kembali ke kediamannya.
"Hampir separuh lebih pagi ini pengungsi pada pulang ke rumah masing-masing, karena air yang surut cukup signifikan," kata Koordinator Relawan BPBD Provinsi Jawa Barat, Adhitiyo, kepada merdeka.com, di lokasi pengungsian, Rabu (22/1).
-
Mengapa orang-orang meninggalkan rumah? Mereka diselimuti ketakutan setelah serangan Israel ke Jalur Gaza terus berlanjut.
-
Bagaimana kondisi warga Ganting setelah banjir? Sejumlah warga kini terpaksa tinggal sementara di tenda darurat setelah banjir bandang menghancurkan rumah mereka.
-
Kenapa orang pulang kampung? Pulang kampung seringkali dianggap sebagai momen yang penuh dengan rasa haru, nostalgia, dan kehangatan.
-
Bagaimana warga Pesisir Selatan terdampak banjir dan longsor? 'Warga sudah kembali ke rumah mereka, namun terkendala air bersih. Untuk bantuan cukup banyak, hari ini juga akan kita distribusikan kepada warga,' tuturnya.
-
Siapa yang terdampak broken home? Dan dampaknya? Lebih kepada anak-anak.
-
Bagaimana kondisi rumah di permukiman terbengkalai? Rata-rata, rumah di permukiman padat tersebut masih berbentuk utuh, dan tak jauh dari pinggir jalan.Semakin dalam masuk ke dalam gang, beberapa rumah yang awalnya masih layak ditinggali, perlahan-lahan berganti menjadi rumah yang tampak rusak karena tidak terurus lama.
Menurut dia, kebanyakan para pengungsi yang pulang ingin melihat kondisi terakhir rumahnya. Dia berharap hujan tidak kembali menyergap wilayah Subang.
"Kalau hujan lagi ya yang mengungsi, kembali lagi, tapi situasi terakhir sudah surut sampai 60 bahkan 90 sentimeter," terangnya.
Topik pilihan: Banjir Jakarta | Banjir Manado
Dia menambahkan, ketinggian banjir paling parah saat ini masih ada di Kecamatan Legon Kulon. Ketinggian air diperkirakan masih mencapai pinggang orang dewasa. Kecamatan yang terisolir ini ada 32 ribu jiwa.
"Kalau di desa lain sudah ada yang surut, bahkan jalan di Pantura juga sudah tidak tergenang," paparnya.
Jalil (60) Warga Desa Mulyasari beserta istrinya terlihat membawa barang bawaan dalam gembolan tas besar.
"Saya mau pulang dulu, lihat kondisi rumah, katanya di desa saya sudah berkurang hingga di bawah lutut, kalau bisa ditinggalin saya mau tinggal di rumah saja," jelasnya.
Kalaupun masih belum layak dihuni, dia mengaku akan kembali ke tempat pengungsian. "Iya lihat perkembangan saja, kalau hujan lagi saya mau ngungsi lagi," ucap dia yang serumah dihuni tujuh orang.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga menyaksikan bekas tempat tinggal mereka dari tengah waduk.
Baca SelengkapnyaBangunan sekolah hingga deretan rumah-rumah warga kini terpaksa kosong hingga mulai termakan usia.
Baca SelengkapnyaKampung Bulak Barat sempat direndam banjir hingga menutupi rumah-rumah warga
Baca SelengkapnyaTerjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaPermukiman warga di Kebon Pala, Jatinegara, terendam banjir kiriman dari Bogor yang menyebabkan Sungai Ciliwung meluap.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan proses relokasi rumah warga yang rusak akibat banjir lahar hujan di Sumatera Barat (Sumbar) segera dimulai.
Baca SelengkapnyaRatusan rumah yang rusak itu tersebar di empat daerah.
Baca SelengkapnyaDari 327 pengungsi, terdapat dua orang yang sakit parah yakni stroke dan pendarahan
Baca SelengkapnyaBanjir ini terjadi akibat luapan Kali Ciliwung seiring tingginya intensitas hujan di wilayah Depok dan Bogor, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaBNPB Pastikan Relokasi Rumah Rusak Berat akibat Banjir Lahar di Sumbar
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terus terjadi di perairan Tuban Utara atau dekat Kepulauan Bawean
Baca Selengkapnya