Bantah TNI Terlibat Penyerangan Mapolres Jeneponto, Ini Penjelasan Pangdam Hasanuddin
Merdeka.com - Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Jeneponto diserang oleh orang tidak dikenal, Kamis (27/4) dini hari. Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen Totok Imam Santoso membantah keterlibatan TNI dalam insiden tersebut.
"Penyerangan dan pelemparan itu pun sampai saat ini tidak ada kaitan dengan TNI, tidak ada. Jadi saat ini kita bicara orang tidak dikenal yang melakukan itu," kata Totok Imam saat konferensi pers, Makassar.
Sebelum Mapolres Jeneponto diserang, terjadi insiden yang melibatkan personel TNI dan Polri. Totok Imam menegaskan bahwa persoalan tersebut telah ditangani oleh masing-masing institusi.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Mengapa pasukan TNI menyerbu markas OPM? Kontak tembak terjadi antara pasukan TNI dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
-
Kapan pasukan TNI menyerbu markas OPM? Baku tembak ini sendiri terjadi ketika pasukan TNI melakukan penyergapan markas OPM di wilayah hutan Distrik Aifat Selatan, Maybrat-Papua Barat Daya, pada Sabtu (22/6) sekitar pukul 13.00 WIT.
-
Apa yang dilakukan TNI di kantor polisi? Sejumlah TNI tiba-tiba datang ke kantor Polisi Tuban dengan membawa massa yang cukup banyak. Mereka datang bukan tanpa tujuan. Prajurit TNI mengincar salah satu sosok pimpinan tertinggi di kantor Polisi tersebut, yaitu Kapolres Tuban, AKBP Suryono. Para prajurit TNI itu datang bukan dengan maksud buruk, sebaliknya, mereka datang dengan perasaan riang gembira. Membawa sebuah banner ucapan yang dibuat khusus untuk merayakan hari bahagia para anggota Polri.
"Itu sudah selesai semua dan diselesaikan masing-masing institusi," terangnya.
Menurut Totok Imam, peristiwa penyerangan Mapolres Jeneponto berlangsung cepat. Hingga kini, baik Kepolisian dan TNI masih mencari para pelaku penyerangan dan perusakan hingga menyebabkan satu polisi mengalami luka tembak.
Para petinggi Kepolisian dan TNI diketahui segera mendatangi Mapolres Jeneponto, sesaat setelah mendapat kabar adanya penyerangan tersebut.
"Waktu itu tiba-tiba ada informasi ada pelemparan orang tidak dikenal. Karena sampai saat ini kita masih mencari pelakunya terhadap markas Polres Jeneponto. Setelah kejadian itu berlangsung cepat. Kapolres dan Kasrem 141 hadir di sama, dan Dandim dan beberapa pejabat dari Polres dan Kodim langsung ke lokasi. sudah diadakan koordinasi, diadakan komunikasi, dan hasilnya akan disampaikan," bebernya.
Menurut Totok Imam, pihaknya bersama Polri bersama-sama melakukan pendalaman untuk mengungkap para pelaku penyerangan dan perusakan.
"Nanti pihak TNI ada POM, Staf Intel dari Polda ada Propam. Silakan nanti sama-sama kita tidak lanjuti dan kita ingin semuanya dibuka secara transparan, tidak beredar isu liar yang sifatnya mendiskreditkan," tegas Totok Imam.
Selain itu, dia juga memastikan pengusutan insiden di Mapolres Jeneponto juga dilakukan sesuai prosedur hukum yang berlaku. TNI tidak akan melindungi pihak-pihak yang terlibat dalam kerusuhan itu.
"Nanti kita tunggu sampai dengan hasil pemeriksaan lebih lanjut. Tapi intinya kita sudah bersepakat dengan Kapolda dari Danrem juga pihak Kodam V dan Kodam XIII untuk kita selesaikan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. Kalau memang ada yang salah ditindak yang tidak salah jangan disalah-salahkan," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan mengungkapkan duduk perkara penyerangan Mapolres Jayawijaya.
Baca SelengkapnyaKejadian itu dipicu karena salah paham antara prajurit TNI dengan personel Polri.
Baca SelengkapnyaPenyerangan diduga lantaran keributan personel Batalyon 757/WMS dengan warga di Lapangan Futsal Pilamo.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan
Baca SelengkapnyaHadi menyebut penjagaan dari TNI untuk wilayah Gedung Kejagung direalisasikan saat dirinya Panglima.
Baca SelengkapnyaProses penyidikan kasus tersebut telah ditangani oleh Kodam XVII/ Cendrawasih maupun dengan Korem 172. Dengan profesional selama proses penyelidika
Baca SelengkapnyaPolri melakukan berbagai langkah penyelesaian dalam penanganan perkara prajurit TNI menyerang Mapolres Jayawijaya.
Baca SelengkapnyaLima prajurit TNI dari Batalyon 756/Wimane Sili, yang diduga melakukan penyerangan ke Mapolres Jayawijaya, Papua Pegunungan harus berhadapan dengan hukum.
Baca SelengkapnyaDiduga rombongan pengantar jenazah tersebut menyerang rumah seorang anggota TNI akibat tersinggung setelah ditegur karena menggeber knalpot.
Baca SelengkapnyaPanglima menegaskan, tindakan prajurit TNI di Polrestabes Medan itu tidak mewakili institusi.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui apa motif dari dua anggota tersebut yang ikut dalam aksi penyerangan tersebut.
Baca SelengkapnyaKasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca Selengkapnya