Bantahan Kolonel Iwa Kartiwa, Eks Komandan KRI Cakra-401 Sakit Terkena Radiasi
Merdeka.com - Mantan Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel Koarmada II) Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa akhirnya buka suara soal isu yang menyangkut kesehatan dirinya. Dia membantah semua kabar terkait dirinya yang terbaring sakit dan tak bisa bicara.
"Yang pertama ada pernyataan tentang kondisi saya yang terbaring sakit tidak bisa berbicara, hanya bisa di tempat tidur. Saya sampaikan pada media, saya seperti ini. Kalau dikatakan sakit, saya masih bisa beraktivitas, biarpun terbatas," ujar Iwa saat jumpa pers RSAL mintohardjo, Jakarta, Selasa (4/5).
Dengan hadirnya Iwa di Jakarta, ini sekaligus meluruskan isu beredar di masyarakat terkait kondisinya yang dikaitkan dengan KRI Nanggala 402.
-
Apa yang terjadi pada KRI Nanggala (402)? Tragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402 mengungkap berbagai pertanyaan tentang keselamatan dan keandalan kapal selam, serta menyoroti tantangan yang dihadapi oleh angkatan laut dalam menjalankan operasi laut yang kompleks.
-
Kenapa KRI Nanggala (402) tenggelam? Investigasi atas penyebab kecelakaan tersebut menjadi fokus utama, dengan mencakup aspek-aspek seperti kemungkinan kesalahan manusia, kegagalan teknis, dan kondisi struktural kapal yang dapat menjadi faktor pemicu.
-
Kapan KRI Nanggala (402) dinyatakan tenggelam? KRI Nanggala kemudian dinyatakan tenggelam pada Sabtu, 24 April 2021 oleh TNI AL setelah ditemukannya puing-puing yang diduga berasal dari kapal selam tersebut.
-
Dimana KRI Nanggala (402) hilang kontak? Pada 21 April 2021, Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto mengumumkan bahwa KRI Nanggala 402 telah gagal melaporkan statusnya setelah melakukan latihan penembakan torpedo di Laut Bali, sekitar 95 km (51 mil laut) di utara Pulau Bali.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks tentang IKN? Sebuah unggahan di platform X menarasikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) dikhususkan untuk warga China.Postingan tersebut diunggah oleh akun X bernama @dancersejati07 pada Senin (24/6) dan telah diposting ulang hingga 493 kali.
-
Apa yang terjadi di Indramayu? Seorang Ibu asal Indramayu baru-baru ini ramai menjadi perbincangan publik. Bagaimana tidak, Ibu ini berhasil melahirkan 5 anak kembar melalui proses operasi SC.
"Saya berangkat dari Tasikmalaya pakai kendaraan sendiri ke Jakarta, bukan atas perintah pimpinan," ujar Kolonel Iwa.
Dia menambahkan pernah menjadi komandan di kapal selam KRI Cakra-401, bukan Nanggala-402.
Selain itu, Iwa juga membantah berita menyebut dia menjual rumah. Iwa bahkan mengaku memiliki dua rumah, satu rumah dinas di Surabaya, dan di Tasikmalaya.
"Saya punya rumah, dua. Rumah dinas di Surabaya dan rumah pribadi di Tasik. Saya tidak pernah jual apapun karena AL selalu berikan segalanya untuk saya," imbuh Iwa.
Oleh karena itu, Iwa meminta agar rumor yang sedang hangat diperbincangkan ini tidak digembor-gemborkan kembali. Terlebih saat ini instansi TNI AL masih berduka atas gugur personel awak TNI AL KRI Nanggala 402.
"Kami tidak ingin mencari sensasi apa-apa, apalah artinya kami, saat ini kami sedang berduka, saudara kami gugur," tutur dia.
Iwa menjelaskan, terkait keterangan yang disampaikan kakak kandungnya, Anton Charliyan soal kondisi kesehatannya. Dia pun meminta agar apa yang disampaikan kakaknya itu tidak dipolitisasi.
Iwa menceritakan ketika dirinya menginap di rumah orang tuanya di Tasikmalaya yang pada saat itu memang terlihat kurang sehat. Lalu pada saat berbuka puasa barulah Iwa bertemu dengan Anton namun tak banyak komunikasi yang berlangsung kala itu.
"Akhirnya setelah berbuka saya memang bertemu dengan kaka saya yang memang saya waktu itu memakai masker. Ketika saya bicara, biasanya banyak yang saya bicarakan. Karena saya ingin istirahat saya hanya bicara tidak sampai seperempat jam," katanya.
Karena perbincangan yang sebentar dan kondisi yang kurang sehat itulah membuat Anton, kata Iwa, beranggapan kalau dirinya sakit akibat radiasi besi ketika bertugas di kapal selam. Sebagaimana keterangan Iwa ketika ditanya awak media kala itu.
"Saya yakin mungkin kaka saya tau kondisi saya seperti ini. Kalau masalah update kan mungkin beliau bukan dokter. Tapi dari sisi keluarga beliau saudara saya yang tertua sehingga itu perhatian dengan kondisi saya, itu bentuk kasih sayang pengertian jangan disalahartikan," ucap Iwa sambil menahan tangis.
"Kami tidak minta jangan dikasihani, kami tidak ingin ada sensasi apapun, kami jangan dipolitisir, kami sudah bersyukur masih bisa berdinas kami tidak ingin apapun. Jadi kalau kaka saya menyampaikan hal tertentu kami tidak tau sama sekali, karena itu masalah kedinasan," tutup Iwa.
Sebelumnya, dikabarkan sosok awak yang pernah betugas di KRI Nanggala Kolonel Laut Iwa Kartiwa dikabarkan sakit akibat selama puluhan tahun terkena radiasi serbuk besi saat menjalankan tugas di kapal selam. Terlebih isu tersebut dikaitkan dengan kabar tugasnya di KRI Nanggala 402.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemberian tanda kehormatan ke tunggul KRI Nanggala-402 tersebut dilakukan di atas KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat (RJW-992), Sabtu (28/9/2024)
Baca SelengkapnyaBeredar kabar Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Akhmad Wiyagus meninggal dunia
Baca SelengkapnyaPanglima TNI pun langsung menyematkan Brevet Kehormatan Hiu Kencana di dada sebelah kanan Jokowi.
Baca SelengkapnyaRudolf Kasenda mendapatkan penghormatan khusus di angkatan militer.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi pada tahun 2015 saat dirinya menjabat Kapolda Jabar.
Baca SelengkapnyaMertua Iwan Bule meninggal pada Rabu (4/10) kemarin pukul 09.24 WIB.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan kembali terjadi saat Pasi Intel Lanal Kendari itu mengetahui bahwa korban itu tidur di hotel tersebut.
Baca SelengkapnyaPria yang akrab disapa Iwan Bule ini terlihat datang ke rumah duka. Ia bahkan turut serta mengkafani hingga mensholatkan jenazah.
Baca SelengkapnyaMomen haru upacara persemayaman Kopda Hendrianto. Isak tangis keluarga kehilangan Kopda Hendrianto.
Baca Selengkapnya10 Anggota Polisi Diduga Sekap dan Aniaya Warga di Bali
Baca SelengkapnyaKepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani mengatakan, kasus kapal tenggelam tersebut masih diinvestigasi otoritas Jepang.
Baca Selengkapnya